CHAPTER 3 - KHUN MEWSUM

183 47 7
                                    

Vote dan komen ya sayang.

Selamat membaca ❤️



☀️🌻





Miu menghela nafas kasar, menatap tegas dan dingin ke arah Kana yang baru saja tiba.

"Keluar dari barisan."

Oh tidak! Pria menyebalkan itu lagi.
Batinnya, Kana tau apa yang akan terjadi setelahnya. Hukuman.

"Jam berapa sekarang?"

Kana terdiam, jujur memang ia yang salah di sini.

"Apa kamu tuli?"

"06:12."

Miu mengabaikan Kana sejenak, "kalian, lakukan 5 putaran." Perintahnya.

"Siap!" Ucap para member yang lain dengan serentak.

"Tae, pimpin mereka." Ucap Miu kembali, pada salah satu anggota senior lainnya.

Pria bernama Tae itu mengangguk paham, segera membimbing para anggota PIERCE untuk melakukan aktifitas rutin di pagi hari.

Berlari, bagi Miu sebagai seorang atlet eSport... bukan hanya sekedar mengasah kemampuan bermain, otak dan mengatur strategi. Latihan fisik juga penting baginya.

Miu kembali pada remaja manis yang kini menatapnya, "mengapa kamu mengulangi kesalahan yang sama seperti kemarin?" Dinginnya.

Apakah Miu terlihat menyeramkan?
Itu menurut yang lain, tapi tidak untuk anak seperti Kana.

"Maaf Khun. Umm... Aku terlalu menikmati mimpi indahku." Kana justru tersenyum seperti tanpa rasa bersalah.

"Aku bertemu dengan idolaku." Lanjutnya.

Miu menghela nafas kasar, apa peduliku dengan mimpi dari anak sepertinya?

"Berdiri di sana sampai mereka selesai."

Kana terdiam, menoleh ke arah yang Miu maksud. Itu tengah lapangan.

"Hanya berdiri?" Polosnya, membuat Miu cukup kesal sekarang. Apa anak ini tidak sadar? Jika ini adalah hukuman.

Miu menampakan senyum miringnya, "Ya, hanya berdiri..." Sedikit menjeda, lebih mendekat ke arah Kana, "berdiri dengan satu kaki dan setelah mereka selesai, kamu baru boleh berlari mengelilingi lapangan ini 12 putaran."

Kedua bola mata Kana membulat sempurna.
Berdiri dengan satu kaki?
Berlari 12 putaran?
Apa dia gila?!

"Kenapa? Ada masalah? Sebelumnya, bukankah sudah aku peringatkan? Peraturan tetap peraturan, jika kamu tidak bisa menerimanya, kamu boleh kembali pulang ke rumahmu. Aku tidak akan bertoleransi pada anggota yang tidak disiplin."

Demi apapun, ingin sekali Kana meremas wajah tutor dingin dan kejam di depannya.

"Jangan hanya mematung, aku benci jika waktuku terbuang untuk hal yang tidak penting."

Kana menarik nafas dalam, ini demi mimpinya, yang juga demi keinginannya melihat siapa Deadly Guns itu sebenarnya.

"Baiklah." Ucapnya dengan lesu, yang lalu melangkah malas menuju tengah lapangan. Meski saat ini, di sana belum terlalu panas karena matahari, tapi mungkin beberapa waktu nanti bisa menyulitkannya.

Miu membuang wajahnya, melangkah meninggalkan Kana, "jangan berani membohongiku." Tegasnya tanpa menoleh ke belakang.

Di mana detik itu, Kana melakukan gerakan seolah tengah memukul tutor menyebalkannya itu. Kana hanya terlalu kesal, meski itu memang kesalahannya karena terlambat untuk kedua kalinya.

WE ARE PIERCE || Versi Lengkap Di PDF ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang