CHAPTER 6 - CEMBURU

205 54 13
                                    

Hening...

Beberapa menit sudah berlalu, tapi Miu dan Kana hanya saling menatap satu sama lain.

Di mana Miu menatap Kana dengan tegas, sedangkan Kana menatapnya dengan datar tanpa minat.

"Apa Khun memanggilku hanya untuk hal semacam ini?" Sinisnya, Kana yang mulai bosan akhirnya memecah hening, bersama ekspresi tak suka.

"Menurutmu?"

Membuang wajahnya, jujur Kana cukup lelah hari ini. Sejak pagi hingga siang dirinya di sibukan dengan latihan, lalu sore hari ia harus melaksanakan hukuman bersama tiga temannya.

"Jelaskan padaku tentang ini." Miu menyodorkan ponsel milik Bass.

"Mengapa harus bertanya lagi padaku? Bukankah sudah aku jelaskan tadi pagi?" Datarnya, membuat Miu menarik nafas dalam menahan amarah.

"Mengapa kamu dan teman-temanmu menonton film semacam ini? Bukankah kamu tau itu melanggar peraturan?" Ucapnya, penuh penekanan.

"Harus berapa kali aku katakan? Aku tidak..."

"Jangan beralasan."

Menghela nafas kasar, rupanya apa yang Kana pikirnya benar–– berdebat dengan sang tutor hanya membuang waktu. Terlebih tutor yang satu ini seakan tak pernah percaya dengan apa yang ia katakan.

Menyebalkan! Batinnya.

"Katakan dengan jujur."

"Aku sudah mengatakan semuanya, tapi anda tetap tidak percaya bukan? Lalu untuk apa aku menjelaskannya lagi?"

"Seperti ini caramu berbicara denganku?"

"Ayolah, anda sudah memberi hukuman dan aku sudah melaksanakannya. Lalu sekarang apa lagi?"

"Dasar bocah mewsum"

Kedua bola mata Kana membulat sempurna, menatap tajam sang tutor, ia tak terima dengan kalimat barusan.

"Siapa yang mewsum?"

"Siapa lagi? Di sini hanya kamu di hadapanku."

"Mewsum?" Kana menekan kalimatnya.

Menaikan kedua alis, Miu dengan ekspresi datarnya mengulas senyuman mengintimidasi.

Mengangguk seraya berdecih, Kana kembali menusukan tatapannya ke arah sang tutor, "jika anda menyebutku mewsum , lalu bagaimana dengan anda? Khun Miu." Sarkasnya.

"Pria dewasa yang mencuri ciuman pertama seorang remaja di malam hari. Bukankah itu yang justru lebih pantas di sebut mewsum?"

Miu mengeraskan kedua rahangnya, anak di depannya pandai sekali membuatnya kesal. "Kau..."

"Apa? Khun mewsum——" Menekankan kalimat, bersama senyuman miring. "Anda tidak dapat mengatakan orang yang baru pertama menonton film semacam ini sebagai orang yang mewsum. Bukankah harusnya Khun juga berkaca? Sudah jelas bukan, di sini siapa yang paling mewsum?" Menaikan satu alis, dengan senyuman tipis, menantang.

Menghela nafas kasar, kali ini Miu kembali di buat kesal.

Ayolah, jika di lihat, baik Miu maupun Kana–– mereka adalah dua orang pemilik kepribadian yang hampir sama. Terlebih antara satu sama lain sudah saling memiliki kesan tersendiri sejak awal bertemu di tempat ini.

WE ARE PIERCE || Versi Lengkap Di PDF ✓ ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang