-9-

111 14 2
                                    

"Woah, ini sungguh luar biasa."

Gempa mengangguk setuju, "Kamu benar Solar. Ini sangat lah luar biasa dan menakjubkan."

"Hei kutu buku, lihat ternyata ada orang yang lebih jenius darimu, lho." olok Blaze.

Solar hanya memutarkan bola matanya dengan malas.

"Diam lah Blaze, jangan pancing keributan disini." ucap Halilintar, memperingati.

Blaze menggangguk. Mereka berempat mulai berjalan menuju pintu besar yang nampaknya itu adalah ruangan pertama dari gedung tersebut.

"Solar, bagaimana caranya kita membuka pintu ini?"

Solar menyelidiki pintu tersebut dan tersenyum, "Nampaknya ruangan ini di desain untuk menguji dari keaslian identitas sang ahli waris, bang gem." jawabnya.

Gempa mengangguk paham.

"Letakkan tangan kita ke bundaran ini, dia akan mengidentifikasi sel-sel dan juga gen dari kulit kita," lanjutnya. Dia memberikan contoh, meletakkan tangannya dan memperlihatkan cara kerja pintu tersebut.

"Ha, ini sungguh menakjubkan." kagumnya ketika melihat beberapa kunang-kunang mirip seperti ciptaannya saat dia letakkan di saku Ice namun ini versi lebih canggihnya.

Ketiga abangnya mengangguk paham, dan segera meletakkan tangan mereka ke bundaran lainnya.

Bunyi 'Cling' terdengar, dan disusul dengan desingan yang memekikkan telinga. Nampaknya mereka berhasil membuka pintu tersebut.

"Baiklah, mari masuk." ucap Halilintar.

Mereka berempat masuk ke dalam ruangan besar nan megah tersebut. Nampaknya untuk membuat satu ruangan ini memerlukan sekitar 2 - 4 lantai saking besar nya.

"Ini.. sungguh gila." Bisik Blaze ketika melihat banyak kunang-kunang yang mengelilingi mereka.

Kali ini adalah keajaiban dunia ke delapan, yang dimana Solar mengangguk setuju dengan ucapan yang dilontarkan oleh Blaze.

[Test-zztt... testing, 1, 2, 3, ekhem, apakah kalian bisa mendengar suaraku?]

Mereka berempat terkejut dan segera melihat ke bagian paling atas dari ruangan ini, ada sebuah speaker yang besarnya seperti tempat tidur. Tertancap disudut dinding.

"Siapa kau..?" tanya Gempa.

[Aku adalah pemandu kalian. Namaku Eister. Selamat datang semuanya di gedung opera!]

Kunang-kunang yang mengelilingi mereka dengan cepat bersatu dan membentuk kata 'Welcome'.

"Eister? Opera? Apa-apaan ini." Halilintar menatap tajam ke arah kunang-kunang tersebut.

[Ah, ah, ah. Jangan marah dulu ya semuanya. Baik mari aku jelaskan, ini sebenarnya adalah bekas gedung opera yang di beli oleh ayah kalian. Ya, dia memprogram kan kami untuk menyimpan rahasia tentang gedung ini yang merupakan gedung tempat warisannya disembunyikan,]

Kunang-kunang kembali terbang berserakan, dan tiba-tiba lampu yang ada di ruangan tersebut mati.

[Jadi dulu itu, ayah kalian seorang superhero terkenal, tentu saja. Dia menyelamatkan seorang alien kaya yang berjasa besar dalam kemajuan teknologi di seluruh angkasa. Karena ingin membalas budi, alien tersebut memberikan gedung opera ini kepada ayah kalian begitu juga dengan teknologi-teknologi dan blueprint tentang mesin-mesin kepada ayah kalian.]

Kunang-kunang tersebut menyalakan lampu ekornya untuk menerangi sebuah foto yang melayang.

"Ini.. adalah ayah?" tanya Solar ketika dia sudah mendekat kearah foto tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'Do U Miss Me?' [BoBoiBoy Taufan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang