TAMAT

27 3 0
                                    

"sayang aku pulang" 

"aku di dapur"

pria itu melepas jas dan dasinya lalu berjalan menuju dapur dan mendekati seorang wanita sayang sedang menuangkan hasil masakannya pada piring di meja dapur

"loh kok kamu masak? pembantu lain pada kemana?"

"abigail dan louissa izin katanya menghadiri acara pernikahan temannya jadi aku liburkan"

"ohh begitu" pria itu mendekat dan kedua tangannya merangkul pinggang wanita yang ada di hadapannya, sedangkan wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher pria yang sekarang mencium lembut bibirnya.

2 menit mereka saling bercumbu dan wanita itupun mengakhirinya, "aku dapat kabar lagi dari dokter hari ini"

"bagaimana hasilnya?" tanya pria itu menatapnya dalam-dalam

wanita tersebut menggelengkan kepalanya lesu dan senyuman di wajahnya menghilang, melihat tidak adanya kabar baik yang mereka dapatkan pria itu langsung menariknya kedalam dekapan.

"it's okay, mungkin ini sudah menjadi takdir kita berdua. Sedih bukanlah hal yang tepat untuk menerima semua ini tapi bersyukur"

"terima kasih sudah mau menerimku walaup-"

"tidak sayang, aku selalu bahagia bersamamu di dalam keadaan apapun"

percakapan mereka dibuyarkan oleh suara anak perempuan yang sedang berlari kecil ke arah mereka berdua

"ibu! ibuuuu!"

"sayangnya ibu sudah pulang? habis darimana saja sore ini" wanita itu menggendong anak kecil tersebut

"iyaa tadi main di taman bersama kakek" ucap clarice cekikikan di satu sisi, ben tidak bisa berhenti mencium pipi anak itu

"dia larinya sangat kencang, aku dan kakeknya kualahan sekali" ucap seorang wanita tua yang menuangkan air putih pada gelas

"hahahaha memangnya kalian habis darimana bu?" tanya pria itu

"di taman dekat sini"

...

tepat usia clarice menginjak 3 tahun ben menikahi katie dan 2 tahun kemudian mereka memutuskan untuk membeli rumah baru di paris, hidup mereka berdua sekarang sudah jauh lebih baik apalagi kedua orang tua ben yang akhirnya luluh dan berubah 180 derajat semenjak kepergian anak mereka yang pertama, Jasmine. 

Hampir sebagian aset yang dimiliki keluarga rudolfo digunakan untuk membangun yayasan anak di 4 negara yaitu Amerika, Perancis, Jordania dan Kamboja. Itu semua diwujudkan oleh Direktur utama yang memegang kendali seluruh aset keluarga yaitu Ben sendiri, beberapa saudara ayah dan ibunya sempat kaget ketika Ben mau menerima posisi tersebut padahal dulunya dia adalah anak yang paling anti ikut campur masalah bisnis keluarganya. Egonya musnah setelah dia mengetahui kakaknya mempunyai wasiat bahwa dia ingin membantu anak-anak yang kurang beruntung dengan cara memberikan akses pendidikan yang layak seperti beasiswa penuh untuk bersekolah sampai perguruan tinggi.

Ben sadar dia tidak bisa mendapatkan kakaknya kembali apalagi memutar kembali keadaan tapi setidaknya dia bisa melaksanakan impian dari perempuan yang sudah tenang diatas sana dan untuk Katie dia masih menjadi seorang pianis di perancis sebelum menikah dengan ben dia bahkan sempat ikut tour orkestra di eropa sekaligus menyelesaikan kuliah musiknya lulus dengan predikat Cumlaude di Montpellier Regional Conservatory, katie menjadi salah satu pianis senior di club orkestranya yang sering diundang dalam acara festival musik klasik, semua itu katie raih dengan hasil jerih payahnya sendiri. Sebagai layaknya seorang suami Ben sendiri sangat suportif terhadap istrinya dan tidak pernah melarang katie untuk mengejar impian serta kesenangannya karena dia sadar wanita itu sudah melewati banyak sekali penderitaan untuk bisa ada di titik ini, ben juga selalu datang bersama clarice untuk melihat katie tampil mereka pasti ada di barisan penonton yang ikut bersorak.

Ben selalu bilang kepada clarice jika katie adalah ibu yang hebat begitupun juga dengan katie yang selalu mengajarkan kepada clarice bahwa dia juga harus menyayangi ben sama seperti dia menyayangi ibu. Alhasil di umurnya yang baru menginjak 5 tahun, clarice tumbuh menjadi anak yang periang, berani dan lebih suka bersosialisasi serta tidak takut untuk mengekspresikan emosinya sendiri.

Ayah dan ibu ben seringkali mengunjungi mereka ke paris begitupun ben dan katie yang juga ke amerika setiap bulannya, padahal katie sudah memaksa mereka untuk tinggal saja seterusnya di paris tapi mereka menolak karena alasan tidak cocok dengan hawa disana. yah namanya juga orang tua, mereka tidak bisa melawan.

meskipun kelihatannya keluarga mereka sekarang bahagia tapi katie masih mempunyai dilema yang tidak bisa meninggalkan beban di pikirannya, semenjak kehamilan pertamanya yang bermasalah dia divonis tidak bisa mempunyai anak lagi. Bertahun-tahun ben dan katie berusaha melakukan segala anjuran berbagai pengobatan alternatif tapi hasilnya tetap nihil, sebenarnya ben sama sekali tidak keberatan jika dia tidak bisa mempunyai keturunan dari katie lagipula dia juga tau menjadi ibu adalah tugas yang berat tapi hanya saja katie yang merasa belum bisa menjadi istri yang baik.

ben berkali-kali bilang padanya bahwa kehidupan mereka sekarang sudah bisa dibilang lebih dari cukup, jadi memaksakan takdir yang sudah Tuhan gariskan kepada mereka itu artinya sama saja dengan mereka melawan takdir dan hanya akan berakhir dengan hal yang buruk. Namun sekarang katie sudah mencoba untuk berdamai dengan keadaan dan fokus untuk menjadi ibu yang baik untuk clarice dan istri yang baik untuk ben.

---------------------------------------------------SELESAI-----------------------------------------------------------------

˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧🩷˚.🎀༘⋆TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH BACA CERITA INI SEMOGA BISA MENGHIBUR KALIAN SEMUA YAA!˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧🩷˚.🎀༘⋆



THE UNSPOKEN TRUTH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang