Akibat mengutuk sebuah novel yang dibeli olehnya, Zuoshan secara tidak sengaja bertransmigrasi ke dalam novel tersebut. Nasib sial tidak berhenti di situ.. dia yang ditakdirkan mati di akhir cerita disebabkan antagonis cowo, kini menjadi rebutan par...
Setelah makan malam bersama Zuohang dan Xinhao, Chengxin masuk ke kamarnya. Ia ingin segera istirahat karena lelah bekerja seharian. Saat Chengxin bersiap untuk tidur...
Tinggg!!!
Teleponnya berdering menunjukkan notifikasi masuk. Chengxin yang penasaran siapa yang menghantar pesan padaya, segera membuka ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Kenapa bos ngobrol denganku di malam hari seperti ini?' Chengxin bermonolog dalam hatinya. Tak ingin membuat bosnya menunggu, Chengxin langsung menjawab...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Haihh, besok aku harus ke rumah bos padahal besok adalah hari liburku. Aku juga harus membawa Zuohang karena Xinhao ada keperluan keesokan harinya. Tidak mungkin aku meninggalkan Zuohang sendirian di rumah,'
Chengxin hanya bisa mengeluh atas sikap bosnya. Tanpa membuang waktu, Chengxin memberi tahu Zuohang bahwa besok dia harus menemani dirinya ke rumah bosnya.
.
Keesokkan harinya...
Zuohang dan kakaknya telah tiba di kediaman bos Chengxin. Zuohang agak terpana melihat rumah bos kakaknya, namun tersembunyi di balik wajahnya yang datar.
Chengxin dan Zuohang sekarang berada di ruang tamu. Pelayan mengatakan bahwa Jiaqi ada keperluan sebentar jadi dia menyuruh mereka menunggu di ruang tamu.
Beberapa menit kemudian...
"Maaf membuatmu menunggu," ucap Jiaqi yang hendak menuruni tangga.
"Tidak masalah, bos," jawab Chengxin. Jiaqi hanya mengangguk menanggapi perkataan Chengxin. Dia duduk di sofa tunggal. Kemudian dia baru menyadari ada seseorang di sebelah Chengxin. Dia memandang Zuohang lalu Chengxin dengan raut wajahnya seolah bertanya siapa yang ada di sebelahnya.
"Ooo, ya. Ini saudaraku, bos. Maaf karena tidak meminta izin untuk membawanya ke sini sekali pun," jawab Chengxin. Jiaqi menggelengkan kepalanya seolah mengatakan tidak apa-apa.
"Jadi, Chengxin..."
"Zuohang?"
.
Zhixin's POV...
Aku berjalan memasuki area rumahku bersama Zhangji. Kami berdua baru saja menyelesaikan kegiatan sekolah. Jadi aku putuskan untuk pulang bersama Zhangji. Aku yang baru saja ingin menaiki tangga, mendengar Zhangji berbicara...
"Zuohang?"
Aku mengikuti arah pandangan Zhangji. Dapat aku lihat Zuohang dan kak Chengxin mengobrol dengan saudara laki-laki aku. Aku tidak heran dengan kak Chengxin berada di rumahku kerana dia sering datang ke rumah. Tapi aku agak bingung kenapa Zuohang ada di sini. Zhangji dan aku mendekati sofa. Aku bisa melihat wajah Zuohang yang awalnya normal berubah menjadi pucat.
"Halo kak Ding, sudah lama tidak bertemu. Ngomong-ngomong, kenapa Zuohang ada di sini?" aku menyapa Chengxin. Lagipula, kami semua sudah menganggap kak Chengxin sebagai saudara kami juga.
"Halo Zhixin, Zhangji. Maaf aku jarang datang karena aku sibuk. Dan bagaimana kalian berdua mengenal Zuohang?" kak Chengxin bertanya padaku.
"Kita satu sekolah. Jadi kami selalu melihat Zuohang di sekolah," jawab Zhangji.
Ooo... Zuohang adalah adik abang. Saya bisa melihat perubahan signifikan pada wajah Zuohang. Saya memandang Zhangji dan Zhangji menganggukkan kepalanya seolah dia setuju dengan saya.
"Kak Ding, bisakah kita meminjam Zuohang?" tanyaku. Aku bisa melihat Zuohang menggelengkan kepalanya dengan keras tapi Chengxin tidak melihatnya.
"Boleh saja. Lagi pula, aku akan lama berurusan dengan kakakmu. Aku takut Zuohang bosan jika menunggu di sini. Kamu ikut dengan mereka ya? Zuohang kamu jangan nakal, pokoknya ikuti Zhixin dan Zhangji. Jangan khawatir, mereka berdua orang baik," ucap Chengxin sambil mengelus kepala Zuohang. Aku melihat Zuohang hanya bisa menyerah. Aku dan Zhangji segera bangkit dan menarik tangan Zuohang menuju kamarku.
End's Zhixin's POV...
'Kali ini kamu tidak akan terlepas!' pikir Zhangji.
'Kali ini kamu tidak bisa lari, kelinci' pikir Zhixin.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Masih ada yang menunggu cerita ini ke? Maaf kalau alur ngak sesuai ekspetasi kalian. Selamat membaca semua. Sampai jumpa nanti.