[Cerita Ketiga]
👸🏻 : "Aku tidak tau apa yang sedang terjadi, tapi perlahan, aku menyadarinya. Aku ingin kembali karena ini bukan tempatku."
🤴🏼 : "Aku bahagia saat kau kembali, meskipun tidak sama seperti sebalumnya. Aku tidak ingin menangisi kep...
Malam itu semua petinggi kerajaan berkumpul di balai. Naruto memberikan pengumuman, sebuah sayembara untuk mendapatkan panglima pasukan khusus yang selama ini masih belum diisi.
Pria itu menjelaskan bahwa siapapun boleh mengikuti, tidak harus mereka yang bergabung dalam pasukan khusus saja. Bahkan di juga menegaskan bahwa rakyat juga diperbolehkan mengikutinya.
Pria itu segera menyuruh kurir kerajaan menyampaikan pengumuman, menempelnya di setiap tempat yang ramai. Di pasar, di kedai-kedai, bahkan di tempat sabung ayam yang banyak di datangi para pemuda.
"Kita akan melaksanakannya di pertengahan musim semi" ucap Naruto yang kemudian mengucapkan kalimat penutup.
...
Naruto kembali ke kamarnya setelah mengawasi pembuatan pengumuman untuk sayembara, memastikan semua kalimat yang ia sampaikan tadi sudah masuk dalam tulisan itu.
Tidak boleh ada yang terlewat, semua syarat, kriteria juga tanggal pelaksanaan. Mereka harus benar-benar teliti membuatnya kemudian menempelkannya di setiap tempat, sebanyak mungkin.
Pria itu melepas jubah kebesarannya, menghampiri lukisan permaisurinya kemudian tersenyum. "Selamat malam"
Dia meletakkan setangkai bunga matahari di bawah lukisan itu, lalu membaringkan diri di atas futton. "Aku mencintaimu"
...
Dua pria baya duduk di ruang baca pribadi perdana menteri, sedang berdiskusi. Keduanya saling berpendapat, menyusun rencana untuk segera melenyapkan sang raja.
Semua orang mengira jika Naruto terlalu lembek dalam memimpin, tidak bisa setegas ayahnya dulu, Minato. Bahkan banyak dari mereka kurang puas dengan beberapa kebijakan yang dia buat.
Mereka berpikir jika Naruto sudah gila setelah dua kali kehilangan Ratunya, sudah tidak bisa menjalankan kerajaan, sudah tidak patut menjadi seorang raja, sudah selayaknya dilengserkan.
"Kita akan melakukannya besok, pastikan tidak ada yang curiga" ucap perdana menteri berbisik.
"Baiklah" seorang yang lain mengangguk, berdiri, membungkuk kemudian pergi meninggalkan tempat.
...
Pagi itu Naruto akan pergi ke tempat ibadah, membawa keranjang sesajen berisi buah. Sepanjang jalan pria itu tampak menunduk, tanpa sekalipun mengangkat kepalanya.
Pria itu meletakkan sesajen di depan arca dewa, menyalakan dupa, memposisikan diri duduk besimpuh. Tangannya menangkup, segera memejamkan mata, bersiap berdoa.
"Tuhan, bahagiakanlah Hinata dan putra kami"
Naruto bersujud. "Tuhan, hamba mohon ampunan"
Pria itu bangkit. "Tuhan, bahagiakanlah Hinata dan putra kami"
Dia bersujud lagi. "Tuhan, hamba mohon ampunan"
Begitu seterusnya. Hingga pada sujud yang entah keberapa, pria itu merasakan dadanya begitu sesak, hampir tidak bisa bernafas. Pria itu seperti menghirup racun yang langsung menyerang paru-parunya, menginfeksi alat pernafasannya.
Naruto ingin bangkit, namun terlalu lemas. Dia berguling, berusaha mengambil udara dari mulut namun tenggorokannya sangat sakit. Dia terbatuk keras, mulutnya mengeluarkan darah.
Brengsek! Asap dupa itu mengandung racun.
Naruto sudah tidak bisa berkutik. Mulutnya terus mengeluarkan darah, batuk berkali-kali, dadanya sesak, tidak bisa menghirup oksigen lagi. Mungkin ini saatnya, dia akan bertemu dengan Hinata dan putranya.
Naruto memejamkan mata, bibirnya tersenyum, hatinya berbisik. "Terimakasih Tuhan, engkau begitu cepat mengabulkan do'aku"
...
Semua orang panik dengan kematian sang raja yang sangat mengejutkan itu. Mereka melihat Rajanya yang meninggal dengan cara yang tidak wajar, bahkan sangat mengenaskan.
Bukankah ini terlalu mendadak?
Raja meninggal dengan kondisi yang menjijikkan.
Raja pasti diberi racun
Siapa pelaku pembunuhan itu?
Sayang sekali Raja mati diusia muda
Lebih baik dia mati sebelum benar-benar menjadi gila!
Dan masih banyak lagi.
Di belakang kerumunan itu tempak dua orang di lain tempat yang menarik sedikit sudut bibirnya, merasa bahagia saat rencana yang mereka susun begitu tepat sasatan.
"Kau sungguh hebat panglima Gaara" ucap Rasa dalam hati.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.