30

388 28 0
                                        

Naruto membaringkan Hinata di ranjang king size, menegakkan tubuhnya, menatap tubuh Hinata dengan seksama. Dia tidak memperdulikan sprei yang basah oleh rambut dan tubuh gadis itu.

Hinata menggigit bibir bawahnya, ditatap dalam keadaan seperti ini membuatnya begitu gugup. Gadis itu memalingkan pandangan, mencoba berguling ke samping namun naruto menahannya.

Pria itu menangkup pipi Hinata, mengungkung tubuh gadis itu dibawahnya. "Tatap aku"

Hinata menatap mata Naruto, menyelami safir pria itu yang sungguh menenggelamkan. Tangan Hinata terulur, meraba dada bidang Naruto, menggelitik menuju perut pria itu.

Naruto melumat bibir Hinata, bergerak dengan lembut dan menuntut, menjelajahi rongga mulut Hinata dengan lidahnya yang bergerak lincah di sana. Naruto memperdalam ciuman itu saat Hinata membalasnya.

...

Naruto menciumi kelopak mata Hinata, naik mengecup kening gadis itu, mengecupi pelipis kemudian hidung mancungnya menyusuri pipi. "Aku mencintaimu"

Hinata memeluk Naruto, tangannya mengelus punggung pria itu saat merasakan lehernya di dihujani ciuman beruntun. Gadis itu melingkarkan tangan di bahu Naruto, mencengkeramnya.

"Hinata"

Ciuman Naruto turun menuju pundaknya, bibirnya terus bergerak, mengecupi area atas dada Hinata, bergerak kekiri lalu kekanan, kemudian kembali lagi.

Hinata mengusap surai Naruto dengan gelisah, meremat telinga pria itu pelan. "Ahh.. Naruto"

Naruto mengecupi puncak payudara gadis itu berkali-kali, kanan kiri bergantian. Memasukkannya ke dalam mulut, menjilatnya, lalu dilepas lagi. Begitu seterusnya.

Hinata bergetar, payudaranya dijadikan seperti lolopop oleh pria diatasnya itu. dia sungguh geli, merasakan hawa panas dari dalam tubuhnya yang basah. Miliknya sudah berkedut, tidak tahan dengan rangsangan yang datang bertubi-tubi, sungguh membuai.

"Emmmhhh...ahh.. Narutoohh"

...

Naruto menegakkan dirinya, melihat tubuh Hinata yang sudah penuh dengan tanda darinya, leher, dada, tulang selangka, perut, bahkan bibir gadis itu terlihat sedikit membengkak.

"Hinata"

Hinata memandang Naruto dengan tatapan sayu, matanya sudah berkabut. Gadis itu menatap dada pria itu, mengelusnya perlahan, menatap mata Naruto lagi. "Narutoo"

Pria itu membuka kaki Hinata, membelai inti gadis itu, mengusapnya dengan lembut, tangannya yang lain memberikan belaian di paha dalam Hinata, menggelitik.

"Sshhhhh..ahhh"

Hinata sudah tidak kuat lagi, Naruto sangat menyiksa, bermain-main lama pada intinya yang sudah basah itu. "Ahhh...Narutoohh"

Naruto tersenyum, mendengar namanya di desahkan oleh Hinata, oleh cintanya. Pria itu masih bermain-main disana, masih ingin mendengar Hinata menyebut namanya dengan sangat sensual.

"Ahhh.. Naruuhhh...ahhh"

...

Milik Naruto sudah sangat tegang, keras, mengacung, berurat. Menggeseknya di lubang inti milik Hinata berkali-kali, memasukkan kepala miliknya disana. Sungguh sempit!

"Ahhh..Narutoo"

"Shhhh...Hinatahh"

Miliki Hinata terlalu sempit, atau miliknya yang terlalu besar? Naruto tidak tahan dengan jepitan pada miliknya, pria itu mendesis, merasakan nikmat berkali-kali lipat saat milik Hinata menjepitnya dengan kuat. Naruto sudah kehilangan akal sekarang.

"Sshhhh...Hinatahh"

"Ahhh...emmhhh"

Hinata mencengkeram punggung Naruto, menancapkan kuku panjangnya disana, menyalurkan rasa sakit yang sangat menyiksanya itu. Dia terus mendesah.

Naruto menyambar bibir Hinata saat miliknya sudah masuk dengan sempurna, melumat bibir Hinata dengan lembut disela airmata yang keluar dari sudut mata Hinatanya.

...

"Áku mencintaimu, Hinatahh"

Naruto menggerakkan pinggulnya pelan, bibirnya masih melumat bibir Hinata, menopang tubuh dengan sikunya.

Hinata menggerakkan kepalanya, menyudahi ciuman Naruto yang masih sangat menuntut itu, dia kehabisan nafas.

Pria itu menuju leher Hinata, menyambarnya dengan hisapan-hisapan kecil, membuat Hinata terus mendesah.

"Shhhh...ahhh..ahhh"

Naruto mempercepat hentakannya, memacu kecepatan saat dirinya akan sampai. Pria itu mendesis, milik Hinata sungguh nikmat.

Hinata meracau, terus mendesah, memanggil nama Naruto. "Ahh..ahhh..ahh...Narutohh..ahhh"

"Shhhh...emmhhh"

"Aahhh"

Mereka sampai, meledakkan sesuatu yang hangat, sama-sama terengah disaat ledakan itu menghangatkan rahim Hinata.

Naruto menenggelamkan miliknya begitu dalam, menuju titik sensitif Hinata, menyemburkan cairan cintanya untuk wanita cantik itu. Pria itu melumat payudara Hinata, meremas yang lainnya, membuat Hinata kembali mendesahkan namanya.

...

"Hinatahh"

Hinata menatap Naruto yang masih berada di atasnya, menyebut namanya berkali-kali, mengecupi pelipisnya berkali-kali. Wanita itu membelai rahang tegas Naruto, tersenyum kearah pria itu.

Hinata merasakan milik Naruto tegang lagi setelah pelepasan mereka, masih menancap di miliknya yang sempit itu. Dia menggigit bibir bawahnya, merasakan miliknya begitu sesak dibawah sana.

Naruto kembali menyambar bibir Hinata, melumatnya pelan, tangannya meremas payudara berisi itu. ciumannya turun, menuju payudara, beraksi lagi di sana.

"Shhhh..ahh"

Hinata kembali mendesah, semua rangsangan dari Naruto membuatnya begitu bergairah, siap melakukannya lagi.

Naruto kembali bergerak dengan teratur, menghentak dengan kuat. Membuat Hinata tersentak-sentak, mendesah, melenguh, menyebut namanya lagi berkali-kali.

"Áhh..ahh..hemmhh"

"Ahh..Narutohh"

"Shhhh...Hinatahhh"

Mereka kembali sampai, terengah diatas ranjang yang sudah tidak rapi itu, dengan badan penuh keringat meskipun AC dinyalakan. Siang itu, mereka tidur bersama, saling memeluk, mengistirahatkan tubuh yang lelah karena gairah.

Naruto mencium puncak kepala Hinata, mengelusnya. "Aku sangat mencintaimu"

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Your Majesty ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang