ᥫ᭡BAB Iᥫ᭡ ᥫ᭡Jakarta I'm comingᥫ᭡

49 11 3
                                    


Di sebuah kamar minimalis yang dipenuhi dengan poster BTS, seorang gadis cantik berpiyama Hello Kitty tengah memasukkan sebagian bajunya ke dalam koper berwarna merah muda. Gadis tersebut adalah Nada Anindya Roshnia Lovee, gadis asal Bandung dengan wajah yang sangat manis. Nada tengah bersiap-siap untuk kepindahannya ke Jakarta karena pekerjaan penting ayahnya memaksa keluarganya untuk pindah.

Meskipun berat meninggalkan kota kelahirannya, Nada menerima takdir yang menginginkannya, terutama karena keinginannya untuk tinggal di Jakarta, sebuah kota besar yang menyimpan banyak kenangan.
"Nada sayang, apakah kamu sudah siap?" teriak seorang wanita paruh baya berhijab dari kejauhan. Wanita paruh baya tersebut adalah ibu Aisyah, Mamanya Nada.

"Iya ma, tinggal sepuluh menit lagi," jawab Nada dari kejauhan sambil menutup resleting koper miliknya.

Nada segera masuk ke kamar mandinya dan mengganti piyamanya dengan sebuah mini dress cantik berwarna krem. Nada terlihat sangat cantik dengan gaun tersebut, dilengkapi dengan sedikit bedak tabur Wardah dan lip cream di bibirnya, memberikan sentuhan make-up natural yang mempesona.

"Ayo sayang, cepat! Nanti kita akan kemalaman, Nak," teriak Mama Aisyah sambil mengecek keperluan yang akan dibawa.

"Iya Ma," sahut Nada dan turun ke bawah dengan membawa koper dan tas besar yang sudah disiapkan sejak kemarin.

Nada menuruni anak tangga rumahnya dengan perlahan-lahan, terlihat sedikit kerepotan dengan barang bawaannya.

"Ayo, Ma, Nada sudah siap," kata Nada ketika sudah sampai di lantai bawah meski butuh sedikit perjuangan untuk sampai ke situ.

"SubhanAllah, anak Mama cantik banget," puji Mama ketika melihat putri semata wayangnya itu.

"Ih, Mama lebay deh! Kan Nada jadi malu," elak Nada, terlihat malu-malu saat Mamanya memujinya, membuat Mama dan papanya terkekeh melihat tingkah lucu putri mereka.

Begitulah keluarga Nada, sederhana, tapi sangat harmonis.

"Mama serius kok, kamu hari interlihat sangat cantik, ya kan Pa?" ucap Mamanya serius.

"Iya, Mama benar nak! Kamu kelihatan sangat cantik hari ini," sahut seorang laki-laki dewasa yang kini menata tas. Pria itu Aldiano Loberta, papanya Nada, dia merupakan tipe orang tua yang tegas dan baik hati. Lobert begitu sangat menyayangi putri itu.

"Ih, Papa malah ikut-ikutan Mama, kesel deh," keluh Nada tak mau terus terusan dipuji.

"Orang biasanya suka dipuji, malah kamu gak mau," ujar Lobert tak tahu dengan pikiran putrinya itu.
Lobert, ia tengah memasuki seluruh tas yang akan mereka bawa ke bagasi mobilnya.

"Sudah," ucap Lobert setelah tak ada satupun tas yang ada di luar. Ia pun segera menutup bagasi mobil dengan rapat.

"Oke, semuanya sudah beres, yuk kita berangkat!" ucap Lobert segera mengajak Isti dan putri untuk masuk ke mobil Avanza warna putih miliknya itu. Nada dan Mama menurut, dan segera menyusul ke mobilnya.

"Jakarta, I'm coming," gumam Nada dibatinnya. Sebenarnya Nada berat untuk meninggalkan kota kelahirannya, tapi ia juga ingin tinggal di kota impian seperti Jakarta. Dimana ada kisah Mariposa yang terjalin disana, tak lupa kisah Geri dan Dendi yang cinta tercipta tanpa terduga. Sungguh Nada ingin menyaksikan itu secara langsung, Nada ingin kisah tak terduga akan segera datang tanpa ia minta.

Nada menatap jalanan kota Bandung, matanya nanar. Ada perasaan tak rela untuk meninggalkan kota yang sangat dingin ini. Ada banyak kenangan manis di tempat ini yang tidak akan pernah ia lupakan. Sungguh hati Nada terasa berat untuk meninggalkan kota kelahirannya itu.

"Nada, sayang, kamu kenapa?" tanya Aisyah yang melihat putri itu tengah menangis.

"Ma, berat rasanya Nada meninggalkan kota yang penuh banyak kenangan," ujar Delta yang bersandar di bahu mamanya. Aisyah mengusap puncak kepala anaknya itu.


"Mama ngerti Nak, kamu sedih meninggalkan kota ini. Mama juga sedih nak, tapi kita tak punya pilihan ada pekerjaan Papa kamu di sana yang tidak bisa ia tinggalkan, dan Mama juga nggak mungkin membiarkan papamu sendiri di sana, tolong mengerti ya nak!" ucap Aisyah berusaha menenangkan putri kecilnya itu.

"Oh, iya sayang, bukan kamu juga ingin tinggal di sana, di Jakarta," ucap Aisyah lagi ketika mengingat ucapan putrinya tiga bulan lalu.

"Terus kenapa kamu sedih nak, lihatlah, sekarang kita akan pergi ke sana," ujar Aisyah lagi berusaha untuk mengembalikan semangat putrinya.

Delta segera terbangun dari pangkuan Mamanya, ia mengusap air matanya perlahan.

"Iya Mama benar, ngapain juga Nada sedih, Nada kan punya impian untuk tinggal di Jakarta, sekarang impian Nada tercapai. Nada tidak boleh sedih, Nada harus kuat," gumam Delta sembari mengusap air matanya yang membasahi kedua pipinya itu.

Aisyah tersenyum, karena melihat semangat putrinya kembali semula, begitu juga Lobert ia juga tersenyum melihat putri yang kembali semangat.


Nada mengambil buku diarynya dari tas selempang berwarna pink yang ia kenakan, serta bolpen Doraemon yang juga diambilnya saat itu. Ia segera menuliskan sesuatu di dalamnya


{ Bandung, 10 November 2020.
Dear Diary...
Halo kota kelahiranku...
Tempat di mana kenangan manis takkan pernah kulupakan.
Kota yang dingin namun menyenangkan.

Kini aku pindah dari sini ke kota Jakarta, mengikuti ayahku yang memiliki pekerjaan penting di sana.
Aku merasa sedih karena harus berpisah denganmu, tapi... aku juga merasa senang karena sebentar lagi aku akan tinggal di tempat Acha dan Iqbal. Kota impianku sejak SMP.

Jangan sedih ya! Aku tidak akan lama di sana. Aku akan kembali ke sini. Entah sampai kapan, aku juga tidak tahu. Jangan sedih karena aku pergi...!

Nada Anindya Roshnia Lovee }

Setelah menulis di buku diarynya, Nada meletakkannya kembali ke dalam tas selempangnya. Nada kembali menatap jalanan yang semakin menjauh dari rumahnya. Dia tidak tahu arah yang akan dijalaninya.

Dering ponselnya terdengar, Nada segera mengambil ponselnya. Nama Aidil muncul di layar handphonenya.

"Halo..." sapa Nada terlebih dahulu.
"Apa benar kamu pindah?" tanya suara pria di telepon dengan nada sedih.

"Iya, aku pindah. Maaf tidak memberi kabar dulu. Ini mendadak," jelas Nada.

"Kenapa tidak menghubungiku? Aku akan segera ke rumah," tanya pria itu.

Dia adalah Ahmad Aidil Adzkar, kekasih Nada yang sangat mencintainya.

"Maaf, aku tidak punya waktu untuk menghubungimu. Aku harus menyiapkan barang-barang yang harus aku bawa," ucap Nada dengan rasa bersalah.

Aidil adalah tipe cowok yang baik hati dan setia, yang sangat mencintai Nada. Meskipun banyak yang tertarik padanya, Aidil tetap setia pada Nada. Bagi Aidil, Nada adalah wanita istimewa dalam hidupnya.


Entah mengapa takdir mempertemukan kita kembali setelah sekian lama tak bertemu. Mengapa kita dipertemukan kembali oleh takdir, aku sama sekali tidak mengerti.

LOVE BLOSSOMAD AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang