Nada kembali menatap langit yang kini sudah berubah malam, banyak lampu jalanan yang sudah menyala, membuat suasana gelap menjadi cerah dan berwarna. Kendaraan roda dua dan roda empat berlalu lalang di jalan raya, entah mereka mau kemana, Nada sama sekali tidak mengetahui.
Sebuah notifikasi pesan WhatsApp masuk di handphone Nada, membuat Nada membaca pesan tersebut.
"Aidil..." ucap Nada saat melihat siapa yang mengirim pesan.
Nada mulai membaca isi pesan itu, pipi Nada berubah merah saat membaca pesan tersebut.
[Assalamualaikum putri cantikku, apa kabarmu, my princess, baik-baik saja kan? Seperti pagi yang kini berubah malam, seperti itu hatiku tanpamu, princess.]
Tulis Aidil di dalam pesan.
Nada segera membalas pesan tersebut.
[Waalaikumsalam, pangeran Aidil.
Princessmu ini baik-baik saja kok, kamu tidak usah mengkhawatirkan princessmu ini, karena dia akan selalu baik-baik saja.]
Nada segera membalas pesan dengan tertawa. Dia merasa geli dengan pesan tersebut. Entah sejak kapan dia bisa menulis gombalan seperti itu. Tapi yang dia tahu, bahwa dirinya sangat anti terhadap gombalan atau digombalin. Mungkin sifatnya juga berubah seiring dengan dirinya yang sudah jauh dari berbagai macam hal, mungkin itulah satu-satunya penyebabnya.
Di sisi lain, Aidil terkekeh di dalam kamarnya yang bernuansa warna merah dengan dinding yang dipenuhi poster sepak bola dan bulu tangkis. Mungkin Aidil adalah penggemar sepakbola. Seperti halnya Nada yang suka dengan Drakor, Aidil malah sebaliknya, dia lebih tertarik pada dunia olahraga.
Aidil tersenyum, ia tidak menyangka akan mendapatkan balasan seperti itu. Apa sifat Nada sudah berubah, bersama dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang. Sungguh, ia sangat cemas untuk Nada, ia ingin sekali bertemu dengan Nada.
"Gua janji, Nada, akan segera menemuimu di Jakarta, entah kapan, tapi aku berjanji itu akan secepatnya terjadi," ujar Aidil dalam hatinya. Ia tak sabar ingin bertemu dengan Nada. Sungguh, Aidil sangat ingin bertemu dengan Princess Nadanya itu.
Nada meletakkan handphonenya di mejanya. Ia memikirkan hal yang mengganjal di hatinya. Pikirannya tertuju pada Ares. Entah kenapa pikirannya selalu mengarah pada Ares, apakah ia masih mencintai Ares. Namun, di sisi lain, ada Aidil yang sangat mencintainya. Namun, hati Nada masih ragu untuk memilih di antara keduanya. Jika dia salah, penyesalan yang akan ia dapatkan tidak hanya itu, hatinya akan rapuh seperti saat Ares memilih pergi dan meninggalkannya. Kini, Nada benar-benar dalam dilema, entah mengapa dia merasa lebih memilih Ares yang jelas-jelas sudah menyakitinya. Apa ini yang disebut cinta buta, walau sudah melakukan kesalahan berulang kali, tapi masih ada pintu hati yang terbuka untuknya. Sungguh, hidup itu ironi, dan Nada baru saja menyadarinya.
"Sadarlah, Nada, jangan biarkan hatimu terjerumus lagi ke dalam lubang yang sama. Jika itu terjadi, para semut dan cacing pun akan ikut menertawakanmu," gumam Nada pada dirinya sendiri. Hatinya benar-benar gelisah. Saat pertemuan pertama kali dengan Ares, hatinya berdegup kencang, hal yang sama ia rasakan saat bersama Aidil.
"Ah, gelap," ujar Nada, menutupi dirinya dengan selimut, dan ia mulai tertidur, berharap pikirannya tentang Ares ikut pergi bersama angin yang bertiup melalui seluruh kota.
Ayam berkokok menandakan fajar sudah tiba, bersama itu matahari terbit dari ufuk timur, membuat siapa pun yang melihatnya tersenyum senang dengan keindahan yang sulit untuk mereka lihat.
Hari Minggu berganti menjadi hari Senin, membuat siapa pun akan mengeluh karena waktu libur mereka sudah habis.
Nada yang sejak tadi bangun masih menempel dengan mukenah yang ia pakai. Sungguh, Nada ingin memperbaiki dirinya, bersama dengan tempat tinggal yang baru, kehidupan dan semuanya harus berubah, mulai dari jarang melakukan ibadah sholat hingga keterlambatan pergi sekolah. Nada ingin mengubah semuanya.
"Alhamdulillah ya Allah, hari ini semua berjalan dengan baik, semoga akan selalu seperti ini," gumam Nada dan melepaskan mukenah yang masih ia pakai. Nada segera memakai seragamnya, setelah membersihkan diri sebelum sholat subuh tadi. Nada berangkat ke sekolahnya, Mama Aisyah dan Papa Arnold masih terkejut dengan perubahan drastis putrinya.
"Sayang, tidak mau sarapan dulu?" tanya Mama Aisyah, sambil tangannya masih dicium oleh Nada.
"Tidak, Ma, Nada akan sarapan di sekolah nanti!" jawab Nada setelah mencium tangan Mama dan Papa.
"Kamu tidak mau berangkat bersama Papa, Nak?" Sekarang Papa Arnold yang bertanya.
"Tidak, Pa, Nada ingin berangkat sendiri, hitung-hitung belajar mandiri," ujar Nada.
"Ma, Pa, Nada berangkat ke sekolah dulu ya."
"Assalamualaikum," pamit Nada dan siap untuk pergi ke sekolah.
"Waalaikumsalam," jawab Papa dan Mama serentak.
Papa dan Mama Nada masih belum percaya dengan perubahan putrinya, semoga itu bukan hanya khayalan mereka, semoga semua yang mereka lihat adalah nyata. Harapan mereka berdua.
Nada menunggu taksi online yang ia pesan satu jam lalu, akhirnya taksi online itu tiba di depan rumahnya.
"Ayo, Pak, jalan!" ucap Nada begitu ia masuk ke dalam mobil.
Supir taksi segera menjalankan mobil sesuai instruksi dari Nada.
Nada memainkan ponselnya, membuka aplikasi Instagram, dan melihat akun baru yang baru saja ia buat beberapa hari lalu.
Followers-nya sudah cukup banyak untuk pengguna baru di Instagram.
Nada membuat story pertamanya dengan video dirinya naik taksi, disertai beberapa foto selfie dengan senyuman manis. Lalu, Nada menuliskan status. Tak lama setelah posting, sudah banyak DM dari followersnya, Nada sudah seperti selebgram.
Nada kembali melirik jalanan yang sepi dari kendaraan. Entah mengapa sejak kemarin, jalanan terasa sunyi dan hampa, mungkin masih banyak orang yang cuti beberapa hari.
"Mbak, sudah sampai," ujar supir taksi online setelah memarkirkan mobilnya.
Nada terkejut saat menyadari mobil taksi sudah tiba di depan sekolah. Sungguh, Nada tidak menyadari betapa cepatnya perjalanan. Mungkin Nada terlalu terlarut dalam lamunannya sehingga tidak menyadari waktu.
Nada turun dari taksi dan memberikan uang lima puluh ribu kepada supirnya. Supir itu menerima dengan senang dan pergi.
Pukul 06:00 WIB, sekolah masih sepi, tak ada seorang pun yang terlihat. Nada masuk meski sekolah masih kosong.
"Tumben pada, Nad," kata seseorang. Ternyata, selain Nada, ada yang datang pagi itu.
Nada melihat ke arah suara itu, dan terkejut saat melihat sosok lelaki yang tidak ingin ia temui.
Siapa lagi kalau bukan Ares, masa lalu Nada yang ingin ia singkirkan dari ingatannya, tapi selalu gagal.
Ares melambaikan tangan ke arah Nada, membuatnya terkejut. Nada tidak menyangka akan bertemu dengan Ares di pagi hari. Ia merasa Ares yang berbeda, sebab tahu bahwa Ares susah bangun pagi. Nada merasa seperti melihat sisi lain dari Ares.
"Nada, mungkin kita memang jodoh, Tuhan selalu mempertemukan kita tanpa terduga," ucap Ares sambil tersenyum, membuat Nada merasa jenuh dengan ucapan yang terasa tidak masuk akal menurutnya.
"Ya Allah, kenapa Kau kirimkan orang seperti ini kembali dalam kehidupanku, ya Allah," keluh Nada dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOSSOMAD AGAIN
Teen FictionBagaimana perasaanmu jika masa lalu dan cinta monyetmu datang kembali ke dalam kehidupanmu? Bahagiakah? Sedihkah? ini yang kini dirasakan oleh gadis cantik bernama Nada Anindya Roshnia lovee, yang bertemu dengan masa lalunya Ares. bagaimana perasa...