BAB IV Ardian Aries Virza

25 8 3
                                    

Hari pertama masuk sekolah di sekolah baru ternyata sangat menyenangkan, itulah yang kini dirasakan oleh Nada. Meskipun awalnya merasa sulit untuk beradaptasi di sekolah barunya, ternyata ia salah besar. Di sekolah tersebut sangat menyenangkan, setelah beberapa jam berada di sana, ia sudah memiliki teman baru yang sangat asyik, Tiara, gadis yang ditemuinya saat pertama kali masuk ke sekolah itu. Tiara sangat baik, dan Nada senang bisa mengenalinya.
"Ti, sudah sarapan belum?" tanya Nada setelah menyelesaikan tugas matematika yang baru saja diberikan.
"Belum, Ti! Kenapa?"
"Ayo kita ke kantin dulu, aku lapar nih!" ucap Nada sambil memegang perutnya yang keroncongan.
"Tunggu dulu, aku mau selesaikan tugas matematika ini dulu," ujar Tiara yang masih fokus dengan tugasnya.
"Oke deh..." ucap Nada sambil kembali duduk.
"Sudah selesai... Ayo, Nad, kalau mau ke kantin," ajak Tiara menutup bukunya.
Nada dan Tiara pergi ke kantin sekolah. Semua siswa memandang ke arah mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan Nada yang mereka lihat. Semua orang menatap Nada dengan terpesona.
"Nada, lihat disekeliling, semua orang menatapmu," ucap Tiara berbisik kepada Nada, dan memang benar, semua orang di sekitarnya menatap Nada terpesona.
"Sungguh kau menjadi perhatian semua orang di sini. Seperti seorang putri di negeri yang diincar oleh ribuan pangeran ganteng," gumam Tiara lebay.
"Kamu berlebihan deh, Ti," ucap Nada mengelak.
"Yah, lo masih belum percaya aja sama gua, gua ngomong apa adanya, kenyataannya," gumam Tiara ngotot.
Nada hanya diam, tak melanjutkan perdebatan ini, karena ia tahu bahwa tidak akan ada habisnya.

Brukkk... Nada bertabrakan dengan seorang laki-laki.
"Maaf, maaf, saya tidak sengaja!" ucap pria itu berusaha membantu Nada bangkit.
"Nada, itu benar lo," pekik pria itu saat melihat Nada.
Nada terkejut mendengar laki-laki itu menyebut namanya.
Nada mengamati laki-laki di hadapannya.
"Ares, dia di sini?" pekik Nada dalam hatinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Lo benar Nada kan? Nada Anindya Roshnia Lovee," ujar laki-laki itu dengan fasih.
"Bagaimana kamu tahu, kak? Kakak kenal Nada?" tanya Tiara yang ada di samping Nada.
"Itu memang lo, Nad," gumam laki-laki itu sambil tersenyum, sementara Nada merasa tidak nyaman bertemu dengannya.
"Allah, kenapa harus bertemu dengan laki-laki ini," gumam Nada dalam doanya.
Laki-laki itu adalah Ardian Aries Virza, mantan kekasih Nada saat mereka masih di bangku SMP, dan jelas merupakan cinta monyet Nada.
Sudah beberapa lama mereka tidak bertemu, membuat Nada merasa marah dan kesal kepada Aries.
"Kakak Ares sama Nada saling kenal," tanya Tiara yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari keduanya.
"Iya, gua kenal Nada, dia adalah cinta pertama dan terakhir gua," ucap Ares dengan singkat, jelas, dan meyakinkan, membuat Tiara terkejut mendengarnya.
"Yang benar, Nad, lo dan Kak Ares..."
"Maaf ya Mas, mungkin kamu salah orang," ucap Nada seketika, tak mau mengakui hubungan mereka yang sudah terjalin lama.
"Lo bisa mengelak, Nad, tapi hati dan perasaan lo tak bisa berbohong."
"Gua sangat mengenal lo dengan sangat baik, Nad, bahkan apa yang lo sukai dan juga yang lo benci juga gua ingat semuanya," ujar Ares, tak langsung menyerah.
Nada terdiam...
"Dia masih ingat semua?" tanya Nada pada diri sendiri. Nada masih belum sepenuhnya yakin dengan apa yang Ares katakan.
Sudah empat tahun lamanya mereka tidak bertemu, dan sangat mustahil jika Ares masih ingat semua tentangnya.
"Mungkin lo gak bakalan percaya dengan apa yang gua katakan, tapi inilah kenyataannya, gua masih ingat semuanya tentang lo, meski kita lama tidak bertemu, tapi itu tidak membuat gua bisa melupakan lo semudah itu, gua sangat sayang lo, Nad," gumam Ares berterus terang.
"Maaf, mungkin kamu salah orang, aku tidak mengenal kamu," ucap Nada lagi, masih mengelak tak mengaku. Ia pun pergi meninggalkan Ares yang masih berdiri di tempat itu.
"Nada, lo beneran gak kenal Ares," tanya Tiara lagi yang sudah duduk di meja kantin.
Nada menggeleng.
"Tapi kenapa kok kayak Kak Ares benar-benar mengenal lo," tanya Tiara lagi yang masih terus berfikir.
"Nggak tahu, mungkin dia salah orang," ucap Nada masih tak mau mengaku.
Ares adalah cinta pertama Nada, Nada sangat mencintainya. Tapi, Ares meninggalkannya tanpa memberi kabar, membuat Nada sakit hati. Ia pun memutuskan hubungannya dengan Ares, dan Nada berharap tidak akan bertemu dengan Ares lagi. Namun, takdir mempertemukan mereka kembali, sungguh Nada tak ingin mengingat masa lalu yang menyedihkan itu. Ia sudah membuang semua tentang Ares di hatinya. Bagi Nada, Ares hanya masa lalu yang tidak ingin ia kenal lagi. Bagi Nada, Ares hanya cinta monyet yang tidak diinginkannya lagi.
"Lo tahu nggak sih, Nad, siapa Ares itu?" Nada menggeleng, ia sama sekali tidak mau tahu.
Bagi Nada, Ares adalah masa lalu yang tidak pernah ia inginkan.
"Ardian Aries Virza, siswa kelas XI IPA 5 yang sangat berpengaruh di sekolah ini, dia tampan, keren, pintar, dan baik hati," ujar Tiara yang terus memuji Ares, membuat Nada merasa ingin muntah karena ucapan Tiara.
"Sudahlah! Jangan bahas cowok itu," ucap Nada merasa kesal.
"Kenapa lo malah kesal, Nad, apa jangan-jangan..."
"Jangan-jangan apa? Sudahlah, jangan berpikir yang tidak-tidak..." sergah Nada yang langsung memotong ucapan Tiara yang belum selesai.
"Eh, ini pesanan aku sudah sampai, huh, aku benar-benar lapar," ucap Nada, mengalihkan pembicaraan saat ibu kantin membawakan dua mangkuk mie ayam ke meja Nada dan Tiara. Sikap aneh Nada membuat Tiara semakin curiga.
"Terima kasih, ibu kantin yang baik hati," ucap Nada, tersenyum ramah.
"Sama-sama, neng geulis," balas ibu kantin itu, juga tersenyum.
"Ibu dari Bandung?" tanya Nada terkejut karena ibu kantin itu memakai sebagian bahasa Sunda.
"Iya, neng, kunaon?" tanya ibu kantin itu balik.
"Saya juga dari Bandung, Bu!" jawab Nada lagi.
"Wah, kebetulan kalau begitu dong, Neng, ketemu sama-sama orang Bandung membuat hati bibi senang gitu, Neng."
"Sama, Bi! Nada juga," balas Nada tersenyum manis.
"Neng ini manis pisan ya, damai gitu bibik lihatnya," ujar ibu kantin itu yang baru sadar betapa manis dan cantiknya Nada.
"Bibik biasa aja deh, Nada gak segitunya juga, Bi," ujar Nada mengelak.
"Sudah, Neng, cepat makan mie ayamnya, takutnya nanti keburu tidak enak, kan nanti bibik juga yang repot, Neng," ucap ibu kantin itu, menyuruh Nada segera menikmati mie ayam di mejanya.
Nada dan Tiara segera melahap mie ayam itu dengan lahap.
"Hmm, mie ayam ini memang enak banget, kalau begini jadinya aku gak bakal bosan untuk makan mie ayam ini setiap hari," ujar Nada sambil menikmati mie ayamnya.
"Kamu itu benar-benar Nada yang saya cari. Kamu tidak bisa menghindari saya, Nada, karena saya Ares, cowok yang tidak akan mundur," ucap Ares yang memperhatikan Nada dari kejauhan.
"Saya tidak bisa melupakan kamu, Nada. Saya sangat mencintaimu. Saya ingin hubungan kita bisa seperti dulu. Saya mencintaimu, Nada."
Kamu adalah hidupku.
Aku menginginkan dirimu...
Jangan pergi ya!
Tetap di sini bersamaku.

LOVE BLOSSOMAD AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang