BAB 57

1.7K 88 14
                                    

Saat matahari benar-benar terbenam dalam perjalanan menuju Seoul, wajah Jung-oh semakin tampak jelas saat mereka hampir sampai di rumah. Saat dia melompat masuk, Jiheon tidak bisa menahan perasaan sedikit nakal saat wanita yang tadinya sangat berhati-hati dan defensif itu menghilang, melihat ke luar jendela dan menggoyang-goyangkan bahunya.

'Saya sangat sedih berpisah dengan Anda, tetapi wajah Anda sungguh menyenangkan.'

Jiheon merasa sedikit nakal. "Apakah kamu benar-benar sebahagia itu?" tanyanya.

"Tentu saja. Sudah lama sejak terakhir kali aku bertemu putriku."

Hubungan dengan Jiheon memang menyenangkan, tetapi tidak sebanding dengan kegembiraan saat bertemu Yena. Ini adalah pertama kalinya Jung-oh terpisah dari putrinya begitu lama. Karena ingin segera pulang dan memeluk Yena, jantung Jung-oh pun berdebar kencang.

"Silakan berhenti di sini. Lebih cepat berjalan kaki dari sini."

Begitu mereka melihat sebuah toko serba ada di sudut jalan, Jung-oh berkata dengan tegas. Jiheon memarkir mobilnya, dan Jung-oh segera membuka pintunya.

"Terima kasih untuk hari ini. Sampai jumpa lusa!"

Salam sederhana, tanpa ada rasa sayang di antara sepasang kekasih. Udara manis dan lembap yang menyelimuti mereka sejam lalu telah terbuang ke jalan, dan Jiheon merasakan hatinya sakit lagi saat ia bergegas pergi tanpa menunggu salamnya.

Jung-oh segera menaiki tangga dan berdiri di depan pintu depan. Ia begitu gembira hingga matanya mulai berair. Ia dapat mendengar suara karakter anime favorit Yena dari dalam rumah. Ia membuka pintu dan melangkah masuk.

"Putri Yena!"

"Mama!"

Yena yang sedari tadi menunggu ibunya di depan TV sambil berguling-guling di balik selimut, berlari ke arah pintu masuk begitu mendengar suara ibunya.

"Mama!"

Wah, menggemaskan sekali!

Jung-oh memeluk erat bayi perempuannya sambil berlari ke arahnya, mengguncangnya dengan lembut.

Tak lama kemudian, ibunya, Guksoon, menyusul. Seperti hari-hari biasanya, ia menanyakan keadaan Jung-oh seolah-olah ia baru melihatnya kemarin atau sehari sebelumnya.

"Apa kau lapar?"

"Saya makan banyak di pesawat."

"Menurutmu makanan pesawat sudah cukup? Masuklah dan makanlah lagi."

"Bu, mana hadiahku?"

Yena memeluk pinggang Jung-oh sambil bertanya. Sementara itu, Guksoon mengambil barang bawaan Jung-oh dan mengelap rodanya.

Jung-oh membuka tas itu dan memberikan hadiahnya kepada Yena. Di dalam kantong kangguru itu ada boneka bayi kangguru.

"Wow!"

Yena memeluk erat boneka itu begitu menerimanya, seolah-olah dia telah jatuh cinta padanya. Sesaat kemudian, dengan boneka itu di dalam dekapannya, Yena berlari ke kamarnya dan kembali sambil membawa buku sketsa.

"Bu, aku menggambar!"

Jung-oh merasa kagum untuk pertama kalinya setelah sekian lama bahwa ibu dan anak dalam gambar itu tampak penuh kasih sayang seperti dirinya dan Yena.

"Wah! Kamu menggambar ibu dan Yena? Cantik sekali!"

"Tidak, itu kanguru."

"Wah! Itu kanguru. Kanguru yang cantik!"

Jung-oh segera mengalihkan topik pembicaraan dan bersorak lebih keras lagi. Guksoon tertawa terbahak-bahak.

***

A Child Who Looks Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang