Arum tau bahwa dirinya harus bisa mengontrol semua kemauan didalam hatinya, ia tak ingin membuat rama kembali terbebani oleh semua permintaannya. Arum harus bisa belajar mandiri agar sang kakak tidak merasa kesulitan melihat kehidupan mereka sekarang.
Hari dan bulan berlalu tak ada yang berubah dari kehidupannya, tetap sama. Sekarang dirinya sudah menjadi anak yang sedikit bisa mengatasi semua masalah dan mengontrol perasaannya sama halnya dengan sang kakak.
Dirinya juga sudah bisa menuruti permintaan sang kakak agar tak selalu bergantung padanya, arum sekarang memang sudah bisa mandiri mengingat umurnya yang masih 11 tahun. Tapi, kemandirian itu membuat dirinya dan sang kakak terlalu jauh. Rama sekarang jarang pulang bahkan jarang untuk berbicara dengannya lagi.
Awalnya ia beranggapan mungkin sang kakak sedang lelah atau lagi banyak tugas yang membuat dirinya dan sang kakak berjauhan. Rama sering pulang telat itupun langsung melakukan hal yang lain seperti tidur atau langsung belajar kembali tanpa mengucapkan apapun padanya. Kakaknya seperti sengaja membuat benteng agar mereka berdua semakin jauh.
Seperti saat ini, jam menunjukkan pukul delapan malam lebih lima belas. Bahkan anak-anak yang seumuran dengan kakaknya jarang pulang sekolah selarut ini kecuali memang ada hal tertentu seperti les tambahan, dan arum tak pernah melihat kakaknya mengikuti les tambahan karena sudah terlahir menjadi pribadi yang pintar bahkan hampir sempurna.
Atau mungkin mengikuti kegiatan tertentu disekolahnya?
Ia mencoba berpikir positif agar tak menimbulkan hal yang tak inginkan, arum masih setia menunggu di ruang tamu rumahnya, ia sekarang sendirian.
Bukan sekali dirinya dirumah sendiri semenjak sang kakak jarang pulang awal. Mama, ayah bahkan abangnya jarang sekali pulang karena urusan mereka masing-masing, arum semakin dibuat tak tenang karena jam sudah menunjukkan jam sembilan tepat, rama memang sering telat pulang, tapi tidak selarut ini. Kakaknya biasanya pulang minimal jam 7 malam atau maksimal jam 7 lebih, tak pernah sampai semalam ini.
Ia dan Rama tak mempunyai handphone, ayah mereka melarang dirinya dan sang kakak memegang barang elektronik itu karena masih kecil.
Arum masih bisa memaklumi itu, tapi jika sang ayah bahkan mamanya yang tak pernah pulang dan membuat dirinya bingung gimana caranya agar bisa menghubungi salah satu dari mereka jika ada masalah yang terjadi seperti sekarang ini? Ia berpikir tidak ada salahnya jika sang kakak yang diberikan handphone agar bisa menghubungi lewat telepon milik rumahnya kalau jika pulang telat seperti ini.
Arum bangkit dan berlari kecil untuk kembali kekamar mengambil jaket tebal miliknya, malam ini sangat dingin. Ia khawatir kakaknya kenapa-napa dan kedinginan disana. Arum berniat mencari sang kakak yang tak kunjung pulang.
Saat selesai mengunci pintu rumah dan menaruh kuncinya di tempat khusus untuk menyimpan dengan aman yang disediakan oleh sang ayah, siapa tau salah satu dari anggota keluarganya ada yang pulang dan tak akan menunggu dirinya pulang untuk masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUM | On going
Ficção Geral𝕿𝖚𝖑𝖎𝖕: Arum yang masih terlalu kecil harus dipaksa dewasa oleh keadaan, kehidupan yang berubah saat perginya sang ibu membuat dirinya menjadi pribadi yang sering merasa ketakutan dengan yang namanya kehilangan. Arum awalnya masih punya alasan...