Cari Kesempatan Di Waktu Yang Salah

334 63 31
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Luka-luka yang berada di tubuh Oniel sebelumnya sudah sembuh, dan dia diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

Namun, bukannya menuju ke arah rumahnya. Sisca yang mengemudikan mobil, justru membelokkan mobilnya ke arah yang berlawanan.

"Mau kemana, kak?"

"Ke kafe"

"Ngapain?"

"Nanti juga tau"

"Ya kan gue juga perlu tahu sekarang"

"Lo diem atau gue lempar lo ke jalan raya!"

Oniel tidak punya pilihan selain menurut diam. Daripada nanti Sisca benar-benar melemparnya keluar dari mobil.

Mobil mereka melaju dengan cepat menuju sebuah kafe di pusat kota. Sesampainya di sana, mereka memarkir mobil agak jauh dari pintu masuk, mengamati dari kejauhan.

"Ngapain kita di sini?" tanya Oniel, masih bingung dengan tujuan mereka.

Sisca menoleh ke belakang, meraih kacamata hitam dan masker dari kursi belakang, lalu menyerahkannya kepada Oniel. "Pake ini"

Oniel mengernyitkan dahi. "Buat apaan?"

"Udahlah cepet, anjing!. Dari tadi kebanyakan nanya!"

"Salah mulu gue dari tadi" Oniel menggerutu dalam hati tetapi tetap memakai kacamata hitam dan masker itu. "Oke, terus sekarang apa?" tanyanya dengan nada pasrah.

"Ikut gue" jawab Sisca singkat.

Oniel mengangguk dan mengikuti Sisca menuju pintu kafe. Begitu mereka masuk, aroma kopi yang kuat langsung menyergap indra penciuman Oniel.

Mereka berjalan menuju sudut kafe yang agak tersembunyi, di mana Shani, Indah, Gita, dan Chika sudah duduk menunggu.

"Nih cewek-cewek bangsat ngapain disini juga?" Tanyanya dalam hati.

"Jadi ceritanya kita semua lagi ngapain di sini?. Lagi nunggu bansos, kah?" tanya Oniel, duduk di kursi yang telah disediakan. Dan melepaskan penutup wajahnya.

Kelima wanita itu dengan serentak langsung memukul kepala Oniel dengan keras. "Gak usah becanda. Kita lagi serius"

Oniel meringis sambil mengusap kepalanya. "Ya tapi gak usah mukul juga. Gue baru keluar dari rumah sakit ini"

"Ya, gak tau kenapa, semenjak mukulin lo kemaren, kita jadi ketagihan. Ada kesenangan tersendiri gitu Niel pas liat lo kesiksa" ucap Sisca yang langsung disetujui oleh yang lainnya.

Oniel tersenyum tipis. Setipis dompet pembaca cerita ini. "Untung aja mereka berlima. Coba kalo sendiri-sendiri, ya tetep gak berani juga sih gue" gumamnya dalam hati.

"Ini jadi kita ngapain disini?. Gue masih butuh istirahat"

"Gini, Niel"

Kelima wanita itu dengan serempak mencondongkan tubuh, lebih dekat dengan Oniel.

"Mereka lama-lama kayak kembar dempet, anjir. Barengan terus kalo gerak" batin Oniel.

"Kita di sini itu buat ngawasin Olla yang lagi kencan sama pacarnya"

Mendengar pernyataan tersebut, Oniel mengedarkan pandangannya ke seluruh kafe, mencari tanda-tanda keberadaan adik bungsunya itu.

"Ngapain kita ngawasin Olla?. Dia udah dewasa, bisa ngurus dirinya sendiri"

Berhasil. Oniel dapat melihat Olla duduk di sudut lain kafe bersama seorang pria muda yang tampak tampan meski dari kejauhan.

"Wets. Adek gue emang pinter kalo cari cowok"

Beruntung Atau Buntung?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang