Di sebuah pantai indah yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan hutan lebat, Oniel berdiri disana.
Lelaki itu memilih liburan disana, untuk melarikan diri dari rutinitas kota yang melelahkan, menikmati ketenangan alam.
Liburan ini sangat Oniel butuhkan untuk mengalihkan pikiran dari drama-drama yang terjadi dalam hidupnya beberapa hari ini.
Terlalu sering, ia merasa terjebak dalam pusaran masalah dan drama yang tidak kunjung berakhir. Hari-harinya penuh dengan pertengkaran dan ketegangan yang seolah tak pernah ada habisnya. Terutama dengan kelima wanita yang selalu membuatnya merasa seperti terjebak dalam badai emosional.
Oniel menginjak pasir putih pantai yang lembut, setiap langkahnya terasa seperti sebuah pelarian dari dunia yang penuh stres. Di tengah ketenangan ini, ia bisa merasakan kekuatan alam yang menenangkan jiwa.
Langit biru cerah tanpa awan membentang luas, sementara ombak yang lembut bergulung perlahan di pantai, menghasilkan melodi yang menenangkan. Angin laut yang sejuk menyapu wajahnya, membawa aroma garam yang segar.
Pantai ini adalah pilihan yang sempurna untuk Oniel, sebuah tempat di mana ia bisa bersembunyi dari segala keruwetan hidupnya.
Namun, ketika ia berbalik, kenyataan menghantamnya seperti ombak besar. Dibelakangnya, kelima wanita pembawa masalah dalam hidupnya itu berdiri disana, masing-masing dengan gaya unik mereka, seperti angin topan yang siap menghancurkan kedamaian.
"Tungguin gue, Niel" teriak Chika dengan senyum menggoda, melangkah penuh percaya diri di atas pasir putih. Dengan gaun pantai berwarna cerah dan rambut tergerai, Chika tampak seperti sosok yang penuh energi dan kegembiraan.
Di belakangnya, Shani dengan kacamata hitam besar melangkah anggun. Wanita itu mengenakan gaun elegan yang mengalir lembut di angin, menciptakan kesan diva yang tak tertandingi. Setiap gerakannya tampak penuh keanggunan, seolah-olah dia sedang melangkah di atas panggung besar, dan setiap langkahnya mengundang perhatian.
Sementara itu, Indah, dengan topi pantai besar dan sundress berwarna pastel, melambai riang. Senyumnya yang lebar menunjukkan ketulusan, namun Oniel tahu bahwa di balik keceriaan itu tersembunyi kekejaman yang tiada bandingnya. Dia adalah perwujudan dari dualitas, dengan kemampuan untuk membuat seseorang merasa sangat dicintai dan sekaligus sangat terluka. Karena senyum manisnya sering kali disertai dengan kata-kata tajam yang tak terduga.
Gita, yang tampak lebih pendiam dan misterius, mengikuti dengan langkah tenang namun memancarkan aura dingin yang membuat Oniel merasa seperti ada dinding es di antara mereka. Gita mengenakan pakaian serba hitam dengan desain minimalis, menonjolkan keheningan yang penuh makna.
Dan Sisca, yang muncul dengan sikap santai namun penuh kewibawaan. Dia mengenakan atasan simpel dan mini skirt, dia tampak seperti seseorang yang bisa mengendalikan situasi hanya dengan tatapan.
Dan tak lupa yang terakhir, si adik mungilnya, Olla, datang dengan kehadiran ceria yang menyegarkan suasana. Olla, dengan tubuh kecilnya yang bergerak penuh semangat, mengenakan pakaian cerah yang kontras dengan wajahnya yang penuh kepolosan. Senyumannya yang tulus seolah-olah mencoba menenangkan ketegangan di sekitar mereka.
Hoho. Olla polos.
"Oke. Sekarang kita balik lagi ke kenyataan" gumam Oniel, merasa berat hati dengan kehadiran mereka.
Chika mendekat dengan langkah yang bersemangat, dan saat dia menghampiri Oniel, senyumnya yang cerah seakan-akan menyiratkan bahwa dia tidak mempedulikan perasaan Oniel.
"Kita akhirnya bisa liburan bareng ya, Niel!" ucapnya dengan penuh semangat.
Tiba-tiba Indah menyahut dari belakang. "Seru juga kalo liburan bareng. Ini juga kesempatan kita seneng-seneng dan ngelupain segala hal yang bebani pikiran"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruntung Atau Buntung?
FanfictionSequel '5 Kesalahan Semalam' dari cerita 'Oniel Short Story (With Members)'