7%

40 27 6
                                    

DISCLAIMER :
• Ini hanya cerita fiksi, jangan di bawa serius.
• Maaf jika ada kesamaan nama, tempat, atau semacamnya. Ini murni dari pemikiran ku sendiri.
• DILARANG MENJIPLAK CERITA INI, APAPUN ALASANNYA.



Happy Reading

***

Setelah keluar dari kamar sang nenek, Nathan pun berjalan ke ruang tengah untuk bersantai.

"Kok gua kayak ada yang lupa gitu, tapi apa ya?" monolognya sambil mengingat sesuatu.

Bukannya mendapat jawaban, tapi kalah mendapat jalan buntu. Sampai bunyi hp mengalihkan atensinya. Nathan melihat siapa yang menelepon nya, dan saat dilihat tertera nama sang Bunda disana.

"Ohh iya gua lupa mau ngabarin Bunda," monolognya sambil menjitak keningnya sendiri.

Nathan pun mengangkat telpon dari sang Bunda, untung saja bukan vidio call, jika itu terjadi maka dia akan di omeli habis-habisan oleh bundanya karena terdapat luka di wajah tampan anak semata wayangnya itu. Nathan hanya berucap syukur.

"Halo, assalamualaikum Bun,"

"Waalaikumsalam dek, kamu udah sampe belum? Kok nggak ada kabar dari tadi? Bunda khawatir tau," tanya Wendy beruntun. Sampai-sampai Nathan menjauhkan ponselnya dari telinganya saking melengking nya suara bundanya itu.

Nathan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia bingung mau menjawab apa.

"Adek udah sampe Bun tadi, tadi pas udah sampe langsung tidur soalnya adek capek," ucap Nathan menjelaskan. Dia menjawab seadanya saja, tidak semuanya berbohong kan?.

"Oalah gitu ya, kirain kamu kenapa napa dek, soalnya firasat bunda nggak enak dari tadi,"

"Enggak kenapa napa kok Bun, cuma luka di muka doang😭" batinnya. Tapi itu hanya dia ucapkan dalam hati, yakali dia ngomong langsung kepada Wendy.

"Adek nggak papa, Bunda jangan khawatir ya," ujar Nathan menenangkan.

"Keadaan nenek gimana dek?"

"Tadi ngeluh pusing sama batuk juga tapi udah minum obat tadi, jadi sekarang nenek lagi tidur,"

"Ohh gitu ya, nanti kalo papa cuti kerja, kita nyusul kamu kesana ya sayang,"

"Oke Bun,"

"Yasudah, Bunda tutup dulu telponnya ya, mau masak dulu, assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam Bun." Jawab Nathan, sambil mematikan sambungan teleponnya.

"Untung aja nggak ngajak vidio call, kalo vidio call habis gua nanti," ujarnya. Sambil mengusap lukanya sambil meringis.

Nathan yang gabut, bingung mau melakukan apa, berinisiatif membuka grup chat bersama teman temannya.

Nathan yang gabut, bingung mau melakukan apa, berinisiatif membuka grup chat bersama teman temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rute 7 JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang