Chapter 9

85 14 3
                                    

Bel pulang berbunyi kencang. Para siswa siswi berlarian keluar kelas, ada yang ke parkiran dulu untuk mengambil kendaraannya, ada yang berdiam diri dulu di dalam kelas menunggu sepi, bahkan ada yang pulang sebelum bel berbunyi. Dan Sagara adalah salah satu murid yang santai, ia dan Edward sedang bermain ponsel di dalam kelas saat semuanya sudah pulang, mereka sengaja menunggu murid lain lebih dulu keluar.

"Gue mau putus sama Selatan!" kata Sagara tiba-tiba, membuat Edward melirik padanya dengan tatapan pedas.

"Hadeh, bego sih. Yaudah putusin aja dah gak baik si Selatan mah tampangnya juga tampang kriminal. Pembully dan suka balapan liar juga." timpal Edward malas.

"Eh, Ayan!" Sagara berlari kecil menghampiri pemuda lain yang tengah memainkan ponsel di depan pintu kelas.

"Lo kok belum balik sih, tumben?"

"Gapapa." jawab Ayan langsung memasukkan ponselnya kembali ke saku celana dan menatap mata Sagara.

"Pulang bareng yuk."

"Oke."

Setelah mendapat anggukan dari Ayan kini mereka berdua langsung pergi begitu saja melupakan Edward yang hanya melongo cemburu menatap temannya dengan yang lain.

"Kurang ajar si Sagara!" kesal Edward, mau tak mau Edward mengikuti dari belakang dan diam saja, ingin nimbrung tapi suaranya selalu di potong oleh Ayan.

***

"Bos ganteng minta dikit dong."

"Gaboleh!" tolak Selatan menjauhkan mie-nya dari Alvaro. Cowok itu langsung cemberut karena tak di beri izin mencicipi mie instan milik Selatan yang terlihat menggugah selera.

Selatan dan Alvaro memilih pulang kerumah Jeandra hanya sekedar ingin bermain. Sebenarnya sudah tak aneh mereka pulang ke rumah Jeandra karena disanalah tempat mereka berkumpul. Tenang saja orang tua Jeandra sudah menganggap Selatan dan Alvaro anak mereka juga, yeah, tiga anak lelaki yang sangat nakal!

"Lu bikin aja sih Al, gausah minta ke si pelit." sambil bermain game di ponsel Jeandra menimpali tak tahan mendengar keributan mereka.

"Males gue, suruh mak lu aja yang bikin."

"Udah numpang malah banyak tingkah lagi lu bangke!"

"Nih buat lo, gue udah kenyang." ucap Selatan menyodorkan mangkuknya yang sudah kosong pada Alvaro.

"Bajingan lo Tan!" kesal Alvaro.

"Lagian, pengennya yang enak enak doang elu mah." sahut Jeandra.

"Cih!" rajuk Alvaro, ia memilih memainkan ponselnya karena sedaritadi notifikasi pesan masuk. Ia segera membaca pesan pesan yang masuk itu.

Kedua alisnya terangkat sebagai reaksi untuk pesan itu, sedetik kemudian ia menatap Selatan dengan tatapan penjahat.

"Eh Tan, si Sagara balik bareng Ayan nih."

"Apa sih bangsat, ngomong gajelas amat."

Alvaro memperlihatkan foto punggung Sagara dan Ayan sedang berjalan bersama, telihat jelas tangan Sagara merangkul pundak Ayan.

Melihat itu rahang Selatan langsung mengeras, emosi mulai menguasai dirinya. Membayangkan miliknya bersama dengan orang lain membuatnya ingin menghabisi orang itu, hembusan nafas Selatan tak terkontrol, tak percaya jika pacarnya terlihat baik-baik saja dengan orang lain.

"Bangsat! Dari siapa?"

"Edward, bahkan Edward bilang si Sagara asik ngobrol sama Ayan sampe sahabatnya di lupain."

Meski jiwa Jeandra fokus pada game di layar ponsel namun telinganya bisa menangkap apa yang kedua temannya ributkan, ia pun ikut menimpal.

"Edward kok cepu, gak asik banget ah. Gua kalo jadi Edward bakal dukung perselingkuhan Sagara ama Ayan." sahut Jeandra membuat Selatan semakin berapi-api.

"Sialan lo!"

Selatan memukul kepala Jeandra dengan tangannya dan berlari keluar dari kamar Jeandra. Sekarang dirinya tak bisa memikirkan hal lain lagi selain Sagara. Ia harus segera menemui bocah rubah itu, awas saja jika ketemu akan di habisi tanpa ampun!

***

Di sebuah kedai ramen terkenal di pinggiran jalan ada dua orang remaja mengenakan seragam sekolah sedang menikmati ramen. Mereka sangat tampan dan lucu, orang orang yang melihatnya sempat berpikir mereka ini adalah pasangan.

"Gimana, enak kan?" Sagara bertanya pada Ayan tengah menyeruput kuah ramen.

"Iya, enak banget!" Ayan menjawab antusias.

"Apa gue bilang, ramen disini enak banget gak bakal bikin kecewa!"

"Iya iya, kayaknya gue bakalan sering makan ramen disini kalo lagi pengen." ujar Ayan menatap kagum pada suasana kedai tersebut yang rapih dan nyaman.

"Jangan lupa ajak gue dan traktir gue ya! Karena gue, lo tau surga dunia."

"Siap!"

Setelahnya mereka tertawa gembira bersama sambil menikmati ramen hangat buatan paman Narjito.

Disisi lain Selatan sedang menggila di jalanan. Ia mengendarai motornya ugal ugalan seperti anjing gila. Di balik helm full face, mata Selatan memerah, giginya menggertak marah.

Yang membuatnya semakin marah adalah Sagara tak ada dirumah, Novita mengatakan Sagara belum pulang juga, bahkan Novita berpikir jika Sagara ada bersama Selatan.

"Kurang ajar! Berani banget main-main sama gue!"

Mata Selatan menyapu ke jalanan, bahkan ke cafe dan kedai yang ada di pinggiran jalan, siapa tau kucing nakalnya berada disana. Matanya menyipit saat ia menangkap dua orang menggunakan seragam yang sama dengannya. Dengan beberapa detik ia langsung tahu siapa dua orang itu.

Di balik helm-nya Selatan tersenyum miring memperlihatkan gigi taringnya, ia merasa sangat lega ia juga tak sabar untuk menghampiri Sagara dan memukul orang sialan yang sudah membawa kekasihnya pergi begitu saja.

Selatan mempercepat laju motornya, ia berhenti di depan kedai ramen itu dan langsung menyerobot masuk. Tanpa menyapa Selatan langsung menarik Sagara hingga terbangun dari duduknya.

"Apa-apaan lo?!" ucap Ayan ikut berdiri.

"Lo yang apa-apaan. Dasar sialan—" kaki panjang Selatan  menendang meja di depan Ayan hingga terjatuh menimpah sebagian tubuh Ayan. Orang orang yang melihat langsung terkejut dan membantu Ayan berdiri sedangkan Selatan langsung membawa Sagara keluar dari kedai.

"Sialan! Lepasin gue bangsat!" Sagara memberontak.

"Diem."

Selatan mengambil borgol tangan yang selalu ia bawa di bawah jok motornya. Kemudian ia memasangkan borgol itu pada tangan kiri Sagara juga tangan kiri Selatan.

"Apasih, dasar gila! Lepasin gue monyet!"

"Naik." mutlak Selatan, suaranya dingin dan tatapan nya terlihat menggelap.

"Gak mau!"

"Jangan keras kepala, gue bilang naik ya naik!" jengkel dengan sikap keras kepala pacarnya tanpa sengaja Selatan membentaknya hingga membuat Sagara langsung naik dan diam. Rasa takut dan khawatir mulai menyelimuti dirinya.

Selesai memastikan Sagara benar-benar duduk dengan benar di motor, Selatan langsung ikut naik dan melesat pergi, menjauh dari kedai ramen itu.

***

Hi guys! IT'S MINE comeback, kalian kangen gak? Tolong bantu aku buat share, tap bintang, dan komen cerita aku ya, kalo rame yang komen aku bakalan up sampe ending bahkan sampe side story, aku juga niat bikin cerita tentang Edward dan dua pawang blo'on nya. Tapi itu tergantung ya, kalo cerita aku yang ini rame aku bakal lanjut, kalo engga yaudah aku bakalan berhenti buat ini. Btw makasih yang selalu setia nunggu IT'S MINE update, hahahaha. Maaf ya karena lama gak up, karena yang ngetiknya sibuk kerja dan pacaran, mwehehehe maaf yaaa...

Dadah, see you next time!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang