Chapter 5

210 14 0
                                    

•⋅⊰∙∘☽🐞☾∘∙⊱⋅•⋅

Menunggu guru masuk di jam pelajaran, Sagara bosan tidak ada teman ngobrol atau bercanda, Edward izin sakit punggung katanya. Bergerak ke meja samping duduk di sisi kanan Ayan, lalu menarik sebelah earphone-nya dan di tancapkan ke telinga dengan wajah santainya.

"Kebiasaan," tegur Ayan menghentikan aktivitas menorehkan tinta di atas kertas, menyalin materi dari buku paket.

Sagara tak mengindahkan. Ia lebih tertarik pada lagu yang mengalir di telinganya.

"Sagara!"

Seluruh kepala dalam kelas kompak menoleh saat mendengar seruan. Mendapati Selatan dengan satu tangan tenggelam di saku, menatap datar di ambang pintu.

Sebagian cewek menjerit tertahan. Lupa kalo Selatan ini anak nakal dan dingin kepada kaum hawa.

"Kenapa?" tanya Sagara menyorot tajam Selatan.

"Ikut aku!" seru Selatan.

Sagara menggeleng angkuh "Gak mau!"

"Sagara, don't make me come in there!"

"Bodo!"

"I'm gonna count to three!"

"IYA IYAAAA!" sahut Sagara, gemas dengan mahluk satu ini. Rese!

Sagara mendengus sebal, keluar dari bangku namun tangannya di tahan Ayan sekedar mengingatkan. "Bentar lagi guru masuk."

"BANGSAT! TANGAN LO TENGIL BANGET MINTA DI AMPUTASI KAH?!"

"Kalo telat izinin dulu ya Yan."

"Tapi—" kalimat Ayan belum selesai tapi Sagara sudah melangkah keluar dari meja, mendekat pada Selatan.

Sagara langsung menyeret Selatan pergi menjauh dari depan kelas nya. Tangannya terulur menggeplak kepala Selatan karena tak tahan dengan tingkahnya.

"Sakit, gimana kalo aku geger otak?" ujar Selatan men-setting wajahnya seperti orang minta di kasihani.

"Emang lo punya otak?" Selatan diam, tak menjawab pertanyaan yang itu. Ia memilih mencari pertanyaannya yang lain.

"Kamu semalem pulang?" tanya Selatan.

"Iya!"

"Kenapa?"

"Gak tau."

"Kamu takut sama aku?"

"Dikit."

"Pulang sama siapa?"

"Sendiri."

"Jalan?"

"Iya!"

"Oiya Selatan, gue mau nanya sesuatu sama lo!" ujar Sagara berdiri di hadapan Selatan.

"Nanya apa?"

"Kenapa lo semalem tinggalin gue?" tanya Sagara dengan sorot mata menginterogasi.

"Aku balapan."

"Lo bajingan brengsek Tan. Kesel gue sama lo!" Sagara mendengus sebal sambil memutar tubuh membelakangi Selatan seperti orang merajuk. Kemudian kakinya hendak melangkah meninggalkan Selatan untuk masuk kelas.

"Eh kamu mau kemana?! Aku mau ajak kamu bolos." seru Selatan.

"Jangan jerumusin gue ke aliran sesat lo setan!"

Mendengus kasar, Selatan segera meraih tubuh Sagara. Memanggulnya pada pundak lebar Selatan bak karung beras. Cowok itu berbalik arah, berjalan menelusuri koridor yang sepi.

IT'S MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang