•⋅⊰∙∘☽🐞☾∘∙⊱⋅•⋅
"Edward lo dimana??" satu teriakan nyaring terdengar di sepanjang koridor kelas. Kedua telapak tangannya di letakkan di dekat bibir, siap berteriak kembali.
"Woi Edward lo dimana bangsat?!" maki Sagara kesal.
Kepalanya menoleh kebelakang saat mendengar suara rusuh. Ia membelalak tak percaya melihat Edward di dorong paksa oleh tiga anak laki-laki bertubuh besar dan tinggi.
"WOI LEPASIN EDWARD!!" teriak Sagara berlari menghampiri temannya itu.
Dengan berani Sagara menepis tangan kekar dari baju Edward "gausah macem macem lo sama temen gue!" sentak Sagara serius.
Jeandra tersenyum sinis dan mencondongkan tengkuknya untuk mendesak Sagara. "Lo berani sama kita?" kata Jeandra menatap Sagara dengan tatapan mengintimidasi.
"Berani, kata siapa gua gak berani sama sampah kayak lo pada?!" kesal Sagara dengan Edward yang sudah berdiri di belakang Sagara.
Emosi Jeandra tersulut, ia mencengkram leher Sagara dengan satu tangan saja hal itu membuat siswa siswi yang sedari tadi menonton reflek berteriak ngeri dan takut. Mereka diam dan tak menolong bukan karena tak peduli, hanya saja mereka takut jika berurusan dengan tiga berandalan sekolah ini.
Sagara tersedak, kedua tangannya mencekal tangan kekar Jeandra berusaha melepaskan nya tapi itu sia sia. Edward di belakang gemetaran takut, jika apa apa terjadi pada sahabatnya maka ini adalah kesalahannya.
"Kkkhh..le-lepasin gue bangsat!" namun tangan Jeandra semakin mengeratkan cengkraman nya.
"Jean, lepasin dia." titah satu cowok jangkung di belakang Jeandra.
Jeandra menurut, ia melepaskan Sagara matanya masih menyorot tajam laki-laki kecil di depannya.
"Cih! Orang kayak gini harus di keluarin." ucap Sagara, masih belum puas mengatai ketiga orang ini.
"Biasanya orang berandal kek gini kurang kasih sayang orang tua." lanjut Sagara, sengaja.
Selatan, cowok yang baru saja memberi perintah itu menunjuk suram dengan tangan terkepal menahan emosi.
"Btw ini kalian bertiga geng kan? Wah ketuanya siapa? Si Selatan ya? Ck, pantesan kalian bringas kayak gini eh temenan nya sama hmph—" belum sempat menyelesaikan bacotannya mulut Sagara di sekap oleh telapak tangan Selatan, cowok itu menyeret Sagara begitu saja.
Sagara mendapat perlakuan seperti itu memberontak namun sia sia saja cowok itu sedang tak dalam mood baiknya di tambah kelinci kecil ini membeo membuat Selatan ingin sekali menghabisinya.
"Lepasin temen gue!" teriak Edward memberanikan diri.
"Gausah sok jagoan lu bocah! Lu aja masih di tolongin sama si pecundang itu, pergi sana lu dan gak usah cepu ke guru, ngerti?!" Alvaro berkata tajam pada Edward.
"Lo semua yang nonton ini pergi bubar dan jangan ada yang cepu! Kalo ada yang cepu gue pastiin lo semua abis!" ancam Alvaro detik itu juga semuanya bubar.
Selatan membawa Sagara pada rooftop sekolah, tempat terpojok dan tertinggi di sekolah walaupun sebenarnya tempat itu tak boleh di pijaki satu orang pun tapi untuk Selatan dan kedua temannya itu tak berguna.
Tempat itu mereka jadikan basecamp di sekolah saat bolos maupun istirahat.
Dengan mudahnya Selatan mengangkat kerah baju Sagara, mengarahkan tubuh Sagara pada pinggiran gedung. Hal itu bisa membuat Selatan kapan saja menerjunkan Sagara ke bawah dan bisa di pastikan akan mati di tempat jika seseorang di jatuhkan dari atas gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S MINE
Romance⚠️⚠️PERINGATAN‼️ CERITA INI MENGANDUNG BANYAK KALIMAT KASAR DAN BANYAK TINDAKAN KEKERASAN. CERITA INI JUGA BANYAK MENGANDUNG ADEGAN DEWASA, MAKA DARI ITU JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. DAN INI HASIL AKU SENDIRI YANG BUAT, NGGAK AMBIL DARI ORANG LAIN‼️�...