Jane mengetuk pintu kamar milik Jennie beberapa kali hingga terdengar suara sahutan dari dalam yang memperbolehkannya untuk masuk.
Membuka pintu dengan perlahan, Jane mulai masuk dan menghampiri Jennie yang kini sedang berbaring di ranjangnya.
"Jennie."
Jane memanggil Jennie dan hanya di balas dengan dehaman.
"Ini buat kamu."
Jennie mendongak, menatap kearah Jane yang kini berdiri sembari menyodorkan sebuah kotak kecil di hadapannya.
"Apaan?"
"Ambil aja dulu, nanti juga kamu tau."
Jennie menghela nafas dan memilih untuk duduk, lalu tangannya berangkat untuk mengambil kotak tersebut dari tangan Jane.
"Kalung?" Jennie bertanya saat dirinya membuka kotak tersebut.
"Iya, bagus kan?"
Memutar bola matanya malas. "Nih lo ambil, gue nggak minat." Jennie kembalikan kotak tersebut kembali pada Jane.
"Loh? Kenapa?"
"Serius lo nanya kenapa?" Jennie balik bartanya.
"Kalung murahan kaya gitu, nggak level sama gue. Dan kalau lo mau kasih, ya minimal Chanel dong, jangan yang modelan gitu." ucap Jennie.
Jennie lalu kembali berbaring dan memainkan ponselnya. Sementara Jane hanya memilih diam, memperhatikan kotak kalung yang kini kembali barada di tangannya.
"Seenggaknya kalau kamu nggak mau, jangan ngomong kaya gitu. Nggak baik tau." ucap Jane.
"Ya, ya, ya, apa kata lo aja."
Jane menggeleng pelan. "Padahal kalung ini dari Jisoo untuk kamu, tapi kalau emang kamu nggak mau nerima nggak papa. Biar buat aku aja."
Jane kemudian berbalik, berniat untuk pergi dari kamar milik Jennie, sebelum suara milik Jennie kembali terdengar.
"Dari Jisoo?"
"Iya. Aku balik ke kamar aku ya."
"Tunggu!!"
Tepat saat tangan Jane memutar knop pintu, Jennie beranjak dan melompat kearahnya sehingga membuat Jane sedikit terkejut.
"Astaga!"
Jennie merampas kotak tersebut dari tangan Jane. Lalu mengangkatnya tepat di hadapan Jane.
"Gue ambil!"
"Tadi, katanya nggak mau."
"Lo nggak bilang dari awal."
"Jadi kamu mau?"
"Iya, udah kan. Sana balik ke kamar lo, gue mau tidur." Jennie membukakan pintu kamarnya dan mendorong pelan bahu Jane agar segera keluar.
Jennie kembali duduk di ranjangnya, menatap kotak kalung tersebut dengan berbinar, bahkan senyum gummy yang jarang dirinya perlihatkan kini terbit.
"Nggak papa deh, nggak Chanel. Asal dari Jisoo, apapun itu bakalan gue terima." ucapnya.
Jennie membuka kotak tersebut lalu mengambil kalungnya. "Ternyata selera dia boleh juga ya."
Jennie memakai kalung tersebut, meskipun sedikit kesulitan, akhirnya kalung tersebut melingkar dengan indah di lehernya.
Memegangi liontin kalung tersebut dengan senyum yang masih sama, Jennie memilih kembali berbaring.
