Jisoo memasuki ruang kelas, disana Jisoo telah melihat Jennie yang sudah duduk manis dikursi milik nya. Jisoo kini berjalan mendekat, duduk disebalah Jennie.
"Haii...."
Jennie menoleh dan mendapati Jisoo yang sudah duduk di sampingnya. Dengan cepat, Jennie kini menyimpan ponselnya dan memutar duduknya menghadap kearah Jisoo.
"Oh, hai Jisoo!" riang Jennie.
"Kamu asik banget main HP-nya. Sampai aku duduk disini aja kamu nggak sadar kalau nggak aku tegur." ucap Jisoo.
Jennie terkekeh pelan. "Maaf, tadi itu aku abis liatin foto-foto kita kemarin." balas Jennie.
"Sampai segitunya?"
Jennie menganggukkan kepalanya dengan semangat. "Kamu mau lihat nggak?"
"Mana coba?"
Jennie kembali mengeluarkan ponselnya dan membuka gallery dimana tersimpan foto-foto dirinya dan Jisoo yang kemarin di ambil.
"Nih kamu lihat, bagus kan?" Jennie menatap antusias kearah Jisoo yang tampak mengangguk.
"Iya bener, bagus-bagus." ucapan Jisoo semakin membuat senyum gummy Jennie tercetak.
"Oh iya Jen, buat yang kemarin, makasih ya. Karena kamu, aku bisa gabung sama anak-anak lagi." ucap Jisoo.
"Nggak masalah kok, santai aja kali. Semisal nanti kamu mau ikutan lagi, kabarin aku aja. Nanti aku bakalan bantu kamu supaya nggak ketahuan sama Jane." balas Jennie.
"Beneran?" Jisoo menatap berbinar kearah Jennie.
Jennie mengangguk cepat. "Bener lah, orang kemarin aja kamu keliatan keren banget."
"Masa sih?"
"Iya bener, masa aku bohong sih. Apalagi untuk kamu yang udah ninggalin dunia balapan lama, tapi kamu bisa buat menang, itu keren banget."
"Coba aja Jane kaya kamu."
"Nggak perlu Jane, aku juga bisa kok dukung kamu, sama semua hobi kamu." balas Jennie.
Jisoo menarik Jennie kedalam pelukannya. Hal itu tentu saja membuat Jennie mematung, tidak menyangka akan mendapat pelukan tiba-tiba seperti ini dari Jisoo.
"Makasih ya, kamu memang yang terbaik!"
Tangan Jisoo terangkat mengusap pelan rambut milik Jennie, membuat kedua pipinya memerah padam. Untung saja kelas masih sepi sehingga tidak ada seorangpun yang melihat mereka.
Tidak lama, terdengar suara sorakan dari pintu masuk kelas yang membuat keduanya dengan cepat saling melepaskan pelukan tersebut.
"Cieee..... Yang pagi-pagi pelukan!" Seulgi bersorak senang, di-iringi dengan siulan dari Wendy dan tepuk tangan heboh dari Lim.
"Pagi-pagi udah ngebucin aja nih."
"Tau nih, kasian temen kita yang jomblo, Ji!"
"Sembarangan lo anjir! Gue mah udah dapet lampu hijau dari Joy." ucap Wendy pada Lim.
"Halah, gaya lu bantet! Di say hi doang badan lu geter-geter!" ejek Seulgi.
Jisoo menggelengkan kepalanya pelan saat melihat keributan di antara ketiganya.
"Pagi-pagi udah ribut."
"Nggak papa lah, pemanasan. Dari pada pagi-pagi dah sibuk ngebucin." balas Lim.
Mereka berjalan menuju kearah tempat duduk Jennie dan Jisoo. Wendy yang semula ikut-ikutan berseru menggoda kini menatap menyergit pada Jennie dan Jisoo secara bergantian.