.01

243 25 0
                                    

sakit dengan adanya darah itu memang perih, namun lebih perih sakit tanpa darah
;caine chana

bugh....

bugh....

''lo itu memang pembawa sial, gara-gara lo ade gw koma goblog.'' seorang lelaki bersurai hijau muda tengah memukuli seorang pemuda yang bernama caine chana.

''woi... apa-apaan tuh maksudnya.'' teriak pemuda bersurai putih dengan kacamata bulat bertengger di hidung bagian atasnya. Ia berjalan diikuti dua pemuda bersurai hitam dan surai coklat di belakannya.

''lo ngapain mami gw bangsat.'' sebuah umpatan bersamaan dengan satu pukulan dilayangkan pemuda bersurai coklat yang bernama gin geheboi. Pukuan yang dilayangkan oleh gin membuat pemuda bersurai hijau itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

''caine lo ga papa?.'' tanya riji si pemuda bersurai hitam dengan tato dibagian wajahnya. Pemuda itupun membantu temannya, ralat keluarga maksudnya.

''it's okey'' balas caine dengan lembut tak lupa dengan senyum manisnya.

''mih kamu ga okey mih, ada lebam di wajah mami.'' ucap mako si surai putih dangan kacamata yang bertengger di hidung bagian atasnya. saat ini pemuda itu terlihat sangat kahwatir.

''i'am okey.'' jawab caine. ''kita kekelas aja ya'' ajaknya pada ketiga pemuda yang berada di depannya itu. ''tapi mih di-'' ''udah gin'' potong caine pada ucapan gin. akhirnya mereka pergi dari sana tanpa memperdulikan tatapan tajam dari pemuda bersurai hijau muda itu.

***

''eh mamih kenapa??.'' tanya gadis bersurai ungu dan dengan sigap gadis itu merangkul caine untuk membantunya berjalan kekursinya. ''mamih you okey?'' tanya gadis surai putih yang turut merangkul caine.


''i'am okey, kalian ga perlu khawatir aku baik baik aja kok'' balas caine. balasan caine bukannya membuat mereka merasa lega namun membuat mereka menambah khawatir akan keadaan caine saat ini.

''mamih duduk dulu biar aku sama mia ambil kotak p3k, ayo mia'' ucap key. gadis dengan surai biru tua itu mengajak gadis surai putih.

tak lama dua orang pemuda memasuki kelas itu."ada apa ini??." tanya si surai ungu gelap.

"rion" gamam caine.

''papih.... liat ini si mami habis dipukuli sama anak kelas sebelas B.'' adu echi si gadis surai ungu. seorang pemuda dibelakang rion tentu saja terkejut atas aduan itu dan dengan langkah cepat ia menuju tempat caine berada yang dimana saat ini ia sedang dikerumuni oleh anak kelas mereka.

"mamih you okey...?" tanya krow si pemuda surai abu. ".....siapa yang nelakuin ini mih.?" tanya krow lagi.

"i'am okey'' balas caine. entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata itu.

"kalo kalian nanya siapa yang nelakuin ini semua, dia rio si anak donatur terbesar disekolah kita dan dia anak kelas sebelas B, dia juga terkenal akan kenakalannya" jelas riji.

"ooo.. si ijo lumut itu ya." seru echi

"namanya rio..?" ucap rion. dengan perlahan ia mulai mendekat pada kerumunan itu. "kamu berbuat apa caine sampe dia berbuat seperti itu?."tanya rion, sekarang ia telah berada di kerumunan itu. dengan bersedekap dada ia menyender pada dinding.

"aku buat adenya......." caine menghentikan ucapanya lalu menarik nafas dalam-dalam. "......koma"

hening........

keheningan itu berlangsung beberapa menit dan dibuyarkan oleh kedatangan mia dan key dengan tergesa-gesa.

"bukan mamih yang ngelakuin itu..." ucap gin membuat semua pandangan tertuju padanya.

"ngelakuin apa..?" tanya mia dengan polos.

"mamih biar ku obatin ya" tawar echi. mia tak terima dengan itu "ga ada, biar dede aja yang ngobatin mami" ucapnya dengan tak terima.

"dede biar ka echi aja ya." bujuk echi pada mia. dengan sepontan mia menggelengkan kepalanya. "ga mau biar dede aja yang obatin mami" ucapnya kekeh.

"shut up, biar papi aja yang ngobatin mami kalian ini." ucap rion menghentikan perdebatan dua anak gadis itu. "mako. gin, riji, krow dan yang namanya ga disebutin keluar tanpa penolakan."perintah rion.

semuanya keluar dari kelasnya dengan rasa kesal yang amat sangat kesal terutama echi yang saat ini tengah mengumpati rion dengan berbagai kata. "dasar tua bangka" salah satu umpatan echi yang dapat didengar oleh rion.

setelah semuanya pergi, rion dengan telaten mengobati caine. "sss...." sebuah desisan caine keluarkan karna merasakan perih pada bagian lebamnya yang saat ini sedang diobati.

"kita ngapain di sini...?" bisik riji pada gin. "suruh jadi nyamuk mungkin." saut gin tanpa mengerem kata-katanya.

setelah selesai mengobati caine. rion langsung mengumpulkan keempat pemuda yang saat ini tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. "oy kalian cepet sini." panggil rion. dengan segera keempat pemuda itu mengerumuni rion.

"gin kenapa tadi lo bilang bahwa caine ga bersalah dan adakah buktinya." tanya rion pada gin. gin dengan sigap mengeluarkan leptopnya dari tas miliknya lalu menunjukan sebuah rekaman cctv.

"pada awal rekaman terlihat ada gadis surai putih keabuan di pinggir jalan dan ga lama pemuda dengan surai merah muncul di sebrang jalan dan itu adalah caine, pada saat caine mau nyebrang ada mobil dengan kecepatan rata-rata memasuki rekaman dan caine ga ngeliat sekitar dan langsung nyebrang begitu aja. gadis di sebrang jalan yang menyadari akan adanya mobil itu dengan nekat dia lari dan ndorong caine sekuat tenaga supaya caine ga ketabrak. caine memang selamat tapi ga dengan gadis itu, gadis itu terpental cukup jauh dan kebentur sama aspal dan itu membuat dia tergeletak dengan darah memenuhi sekujur tubuhnya dan dia saat ini dinyatakan koma." jelas gin panjang lebar.

"itu salahku......" gumam caine yang ternyata didengar oleh rion, gin, riji, krow, dan mako. "bukan..." ucap krow secara tiba. "ini semua bukan salah mami....." krow menghentikan ucapannya lalu mendekat pada caine."...ini semua salah takdir dan wanita itu juga mengorbankan dirinya demi mami" jelas krow yang saat ini ia telah berada di depan caine dan ia pun menggenggam tangan caine dengan erat. "ini semua bukan salah mami" ucap krow lagi.

"tapi ak-.." ucapan caine dipotong oleh rion."ucapan krow ada benarnya dan juga wanita itu bodoh" ucap rion.

"wanita itu memang bodoh dan dia bodoh karna aku karna dia mencintaiku dan seandainya aku tak berada disisinya saat itu, pasti saat ini ia telah bahagia dengan lelaki pilihannya-..." "dan lelaki pilihannya itu kamu caine chana." potong rion pada ucapan caine.

caine menundukan kepalanya saat ini ia tak ingin kontak mata dengan siapapun saat ini. ucapan rion memang ada benarnya namun salahnya rion tak mengetahui kebenarannya.

***


"ion kamu dimana, aku kangen kamu ion"-ain

thank you for reading

jangan lupa votenya ya biar nambah semangat author

jangan lupa untuku folow akun tiktok author
tik tok: kairi ryu

Bolehkah aku bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang