7

76 12 0
                                    

Hari libur sakura tiba dia berencana pergi bersama temari dan tenten , terakhir mereka bertemu saat pesta pernikahan naruto bulan lalu .

"Akhirnya kita bisa kumpul lagi" Ucap temari yang mendapat anggukan dari dua gadis dihadapan nya.

"Mencocokkan jadwal kita ternyata sulit sekali, apalagi kau sakura susah sekali di ajak bertemu,dokter apa sesibuk itu ya? " Tanya Tenten pada Sakura.

"Gomen Tenten saat jatah liburku tiba, ku gunakan untuk beristirahat " Jelas Sakura.

"Sudahlah, yang penting sekarang kita bersama ,ayo kita senang-senang" Seru temari yang berada di tengah menarik kedua tangan temannya.

Ketiga gadis itu saat ini berada di sebuah Mall ,mereka berniat menghabiskan waktu dengan berbelanja dan nonton film, setelah puas berkeliling mereka berakhir makan malam di sebuah restoran yang berada di area mall.

"Sakura Tenten ada yang mau aku bicarakan" Ucap temari memasang wajah serius.

"Ada apa? " Tanya Sakura dan tenten bersamaan.

"Shikamaru kemarin melamar ku" Ujar temari  raut wajahnya berubah gembira sambil memamerkan cincin di jari manisnya.

" Benarkah? selamat " Ucap Sakura bangkit dari duduknya memeluk temari.

"Selamat temari, akhirnya Shikamaru melamar mu" Tenten melakukan hal sama ,kini mereka saling berpelukan.

"Sama-sama, kalian cepat menyusul ku ya"

Tanpa berniat menjawab ucapan temari Sakura hanya diam sambil menyeruput ice coffe di tangannya.

"Haahh" Helaan nafas panjang terdengar dari mulut tenten.

" Ada apa Tenten,kau bertengkar dengan neji? " Tanya temari.

Tepat sasaran wajah Tenten menjadi lebih sendu saat mendengar pertanyaan temari.

" Kenapa, kalau tak keberatan cerita saja pada kami" Sakura bersuara .

Temari menganggukkan kepala nya setuju atas perkataan sakura.

"Benar kami bertengkar,kami jadi jarang berkomunikasi aku sangat memahami kesibukan nya ,tapi empat hari ini dia menghubungi ku sekedar mengucapkan selamat pagi saja"

"Aku sangat merindukan nya, terakhir bertemu saat pesta naruto bulan lalu"
Jelas Tenten, air mata menetes membasahi pipi nya.

Mendengar cerita sahabatnya,temari dan sakura langsung mengelus tangan tenten.

Hubungan nya dengan neji akhir-akhir ini kurang baik,mereka menjalani hubungan jarak jauh neji bekerja di perusahaan hyuga cabang osaka.

Biasanya saat akhir pekan neji akan menghampiri Tenten ke tokyo untuk melepas rindu.

"Bagaimana kali ini kau yang datang menemuinya" Ucap Sakura mencoba memberi saran .

"Sakura benar, mungkin dia benar-benar sibuk sampai tidak ada waktu untuk ke tokyo" Timpal temari.

"Begitukah aku pun sudah memikirkan nya , tapi perusahaan ku juga sedang dalam masalah akan sulit untuk mengambil cuti dalam waktu dekat"  Ucap Tenten suaranya terdengar lirih, dia bekerja sebagai sekretaris perusahaan besar .

"Kau selesaikan masalah perusahaan mu dulu, semoga masalah nya cepat terselesaikan" Ucap gadis rambut kuning itu.

"Semangat Tenten pasti neji senang kau akan menemuinya" Sakura tersenyum.

Makanan mereka telah tiba ketiga gadis itu segera menikmati hidangan yang tersaji, kini mereka tengah menunggu hidangan penutup yang dipesan oleh temari, katanya ia yang akan membayar sekalian menghibur Tenten.

"Sakura kenapa kau ada masalah? " Tanya temari yang menyadari wajah sakura terlihat murung.

"Apa perut mu sakit sakura" Kata tenten terlihat khawatir.

"Perut ku baik-baik saja tenten"

" Sebenarnya,kedua orang tua ku berencana menjodohkanku" Lirih Sakura.

"Dijodohkan,apa kau pasrah saja Sakura? " Ujar Tenten.

"Tentu saja aku menolak Tenten, karirku baru dimulai aku tidak mau pernikahan menghambat impian ku" Ucap Sakura.

"Apa alasan mu di jodoh kan, apa kau tidak bisa menolak nya, kenapa tidak sasori saja? " Kata temari sambil menerima tiga  piring cheesecake dari pelayan.

"Sangat klise kedua orang tuaku berjanji dengan sahabatnya bahwa anak mereka di jodoh kan bila besar nanti, sayang nya anak dari teman orang tua ku ini semua nya laki-laki"

"Untuk sasori dia benar-benar licik, pantas saja dulu dia tiba-tiba menyerah untuk menjadi seniman dan lebih memilih mengurus perusahaan , ternyata sebagai gantinya dia terbebas dari perjodohan" Kata Sakura kepada kedua temannya.

"Sakura bilang saja kau sudah punya pacar"

"Kau mengajari Sakura berbohong" Protes temari kepada Tenten.

"Aku hanya memberi saran temari" Balas Tenten .

"Maksud ku begini Sakura bilang saja kau bertemu pacar mu saat kau di Swiss" Ucap Tenten pada Sakura.

"Tapi bagaimana kalau orang tua ku ingin bertemu dengan nya"

"Benar Tenten kau ini bagaimana" Ujar temari geram mendengar saran Tenten.

"Sebenarnya aku ada ide"ucap Tenten tersenyum misterius.

*


Beberapa hari pun berlalu Sakura telah mendengar saran Tenten yang agak gila, awalnya  ingin menolak tapi Sakura tidak ada pilihan lain ,ia tidak mau di jodoh kan.

Seperti biasa Sakura bekerja memeriksa pasien terus saja berulang setiap hari nya, tapi lain hal nya hari ini sakura bertemu dengan orang ingin ia hindari.

Dia sudah tahu Ino bekerja juga di rumah sakit ini ,tapi tidak pernah sekalipun bertemu karena selalu beda jam kerja.

Kali ini mereka bertemu, Sakura dan Ino menangani pasien yang sama, meskipun punya masalah pribadi mereka tetap profesional saat melakukan tugasnya.






"Sakura...Sakura" Panggil ino berjalan dibelakang Sakura ia berusaha berbicara dengan gadis itu.

Sakura terus berjalan meskipun mendengar suara ino yang memanggil namanya.

"Sakura sampai kapan kau akan menghindar" Ucap ino akhirnya menghentikan Sakura.

"Sakura aku sangat ingin berbicara dengan mu" Lanjut ino.

"Mau bicara apa kau? " Kini Sakura berbalik menghadap ino dengan tatapan dinginnya.

Jam kerja telah usai sedari tadi ino mengikuti sakura sampai tempat parkir, terlihat suasana sepi karena hari mulai larut, wajah Sakura saat ini berbeda sekali dengan citra nya yang dikenal ramah dan suka tersenyum.

"Sangat penting kah? Tanya kembali Sakura.

"Iyah sangat penting, aku ingin kita bicara empat mata tapi tidak disini" Ucap gadis pirang itu.


Whisper of Love || ITASAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang