8

71 9 0
                                    


Kini kedua gadis berbeda warna rambut itu tengah berada di sebuah cafe, hening melanda sejak tiba ino hanya menundukkan kepalanya.

"Kalau tidak ada yang akan kau katakan , aku pergi saja" Ucap sakura ia merasa kesal sedari tadi orang di depannya ini hanya diam saja.

"Tunggu sakura" Cegah ino saat sakura hendak bangkit dari kursi nya.

Sakura kembali duduk menatap bosan ke arah gadis pirang dihadapan nya.

"Sakura aku ingin minta maaf atas kejadian dulu" Ucap ino akhirnya sambil menatap mata sakura.

"Aku tahu ini terlambat, selama ini aku mencoba menghubungimu sayangnya nomor ponsel dan sosial media mu tidak ada yang aktif"

"Aku sering bertanya pada kak sasori ,dan dia hanya bilang bahwa kau baik-baik saja"

" Aku pun tidak berharap di maafkan oleh mu, aku benar-benar minta maaf sakura" Ino menjelaskan sambil menangis .

Sakura terdiam sejenak berfikir ia tidak pernah membenci ino ia hanya kecewa pada sahabatnya ini, ia  pun merasa tidak pantas kalau terlalu lama mendiamkan sahabat nya ini.

"Berhenti menangis, aku sudah lama memaafkan mu" Ucap sakura sambil menyodorkan tisu pada ino.

"Tapi sakura aku tak pantas di maafkan, cinta pertama mu aku rebut dan kau kuliah di Swiss juga pasti karena ku" Ucap ino semakin terisak membuat mereka jadi pusat perhatian di cafe itu.

" Sudahlah aku pergi ke Swiss karena keinginan ku .. "

"Tapi saku.. "

" Diam ino pig, semua orang melihat ke arah kita"ujar sakura ia merasa malu ino yang terus menangis.

"Huaa jidat, aku merindukan mu" Teriak ino tidak mendengarkan ucapan sakura, ia langsung berdiri menghampiri memeluk gadis merah muda itu.


*

Ino sakura telah berbaikan kabar itu langsung tersebar kepada teman-teman nya yang lain,  akhirnya tidak ada masalah lagi di antara mereka.

Sekarang hari sabtu sakura berjalan bersama tenten menuju sebuah restoran, gadis itu akan menemui kenalan tenten.

"Kau yakin dengan ini tenten" Tanya sakura menghentikan langkah nya.

"Aku yakin sakura, ku dengar bos ku juga berencana di jodoh kan ,jadi dia mencari seseorang yang bisa dijadikan pacar palsu nya" Ucap tenten.

Inilah ide gila tenten ia berencana mengenalkan sakura pada atasannya.

"Kau gila tenten, aku merasa tidak pantas aku .." Ucap sakura tanpa melanjutkan perkataannya,Sakura merasa tidak percaya diri.

" Sakura kau sangat cantik dan kau juga seorang dokter kau sangat pantas".

"Kau tahu hanya dengan ini aku bisa mengajukan cuti untuk bertemu neji, kumohon bantu aku kali ini saja yaa" Ucap tenten menujukan puppy eye nya.

" Hmmm Iyah baik lah, ayo kita masuk"sakura akhirnya luluh.





Suasana didalam lumayan ramai sebentar lagi adalah jam makan siang, mengedarkan pandangan mereka mencari keberadaan atasan tenten.

Karena perdebatan tadi di parkiran mereka terlambat 10 menit dari waktu yang di janjikan.

"Maafkan kami terlambat Itachi-san, tadi dijalan agak macet" Ucap tenten kini mereka telah menemukan meja dimana atasannya duduk.

Terlihat pria itu hanya menganggukkan kepalanya dengan mata yang masih fokus pada tab ditangannya nya.

Sakura duduk tepat berhadapan dengan Itachi , seperkian menit tidak ada perbincangan yang terdengar.

Suasana menjadi canggung sakura melihat sahabat nya ini sedang fokus pada ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

Pasti tenten sedang bertukar pesan dengan neji pikir sakura, karena tidak ada yang memulai percakapan kini sakura pun ikut membuka ponsel nya .

"Maaf barusan ada dokumen yang harus aku lihat dulu. " Ucap Itachi meletakkan tab pada meja suara pria itu membuat Sakura mengangkat kepala nya.

Pandangan Sakura dan Itachi bertemu, Itachi tak menyangka teman yang tenten kenal kan adalah gadis cantik yang akhir-akhir ini memenuhi pikiran nya.

"Rasanya aku pernah melihat mu" ucap sakura menyipitkan mata nya .

"Luka di kepala mu sudah sembuh? " Sakura tiba-tiba bertanya seperti itu membuat tenten yang sedang melihat handphone memasang wajah kebingungan.

"Kalian sudah saling mengenal? " Tenten ikut bertanya.

"Kami bertemu di rumah sakit, dia pasien ku saat itu" Jelas Sakura pada tenten.

Itachi yang mendengar itu sedikit kecewa bagaimana bisa gadis ini tidak pernah mengingat pertemuan mereka .

Mulai dari bertemu di bar, saat berciuman di apartemen Itachi dan bertemu saat pernikahan naruto.

"Iyah dokter, kepala ku sudah sehat" Kata Itachi.



*

Kini sakura berada di dalam mobil Itachi pria itu berniat mengantar sakura pulang,gadis itu tadi berangkat mengunakan mobil tenten.

Gadis berambut cepol dua itu langsung pergi setelah mengenalkan sakura, katanya ia tidak sabar bertemu dengan neji.

"Itachi san turunkan aku disini saja, rumah ku sudah dekat" Kata sakura membuka percakapan.

" Kenapa? " Tanya Itachi menghentikan mobilnya di tepi jalan.

" Disini saja Itachi san, terima kasih tumpangan nya " Sakura turun dari mobil Itachi lalu berjalan cepat.

Sakura tiba dirumah nya, suasana terlihat sepi ia ingat papa mama nya sedang pergi ke Hokkaido dan sasori memutuskan hidup mandiri sejak sakura pulang ke Jepang.

Gadis itu masuk ke kamar nya merebahkan tubuh nya di kasur menutup matanya dan teringat kejadian tadi di restoran.

Flashback

" Jadi..dokter sakura.. "

"Sakura saja " Sakura menginturepsi perkataan Itachi.

" Jadi sakura..apa alasan mu menerima tawaran tenten"? Itachi bertanya pada sakura.

" Pasti nya ntuk menghindari perjodohan "jawab sakura cepat.

" Lalu apa keuntungan mu menerima tawaran ini? , selain akan terbebas dari perjodohan " pria itu kembali bertanya.

Sakura tidak langsung menjawab pertanyaan Itachi, gadis itu malah mengaduk caramel machiato di depan nya menggunakan sedotan ,sakura seperti memikirkan sesuatu.

Itachi dengan sabar menunggu jawaban sakura , ia menyenderkan punggungnya pada kursi dengan melipat kedua tangan nya di atas dada.

"Kalau kau? " Sakura malah balik bertanya.

" Tentu saja agar terhindar dari perjodohan, dan ibu ku pasti akan berhenti mengenalkan ku pada para wanita yang tidak ku kenal" Ucap pria itu

"Aku pun sama, padahal karir ku baru saja dimulai tapi orang tua ku mendadak menjodohkan ku"

"Aku akan menerima tawaran ini, tapi ada syaratnya" Lanjut sakura

Pria di depan nya ini mengangkat sebelah alisnya, seolah bertanya apa syarat itu.





Sorry kalo jelek , soalnya lagi buntu banget .

Whisper of Love || ITASAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang