“Diam Lo ya! Gak usah ikut campur! ““Ada apa nih? Kok kalian bisa akur gini? “tanya Ashana.
“Emang kenapa kalo kita akur? Itu bukan urusan Lo! “ucap Aily.
Suasana mencekam saat Geng Ashana datang ke kafe. Tepat setelah perkiraan Airin yang baru saja ia ucapkan. Ashana sengaja mengejek Airin agar Airin membuat kekacauan di kafe itu. Akan tetapi, Airin berhasil meredam amarahnya karena saat itu ada Aily.
Aily yang mengetahui jika Ashana mencoba menguji kesabaran Airin mencoba untuk meredam amarahnya.“Kak, sebaiknya kakak jangan menanggapinya, “bisik Aily.
“Kenapa? Lo takut kakak Lo buat kekacauan di kafe ini? Bukannya itu memang kelakuan dari kakak Lo ya? “
“Denger ya! Jangan
coba-coba untuk ganggu kakak gue! “Sarkas Aily.“Jadi sekarang preman pasar kebanggaan Bu guru minta perlindungan dari adiknya. Ternyata dia Cuma berani di lingkungan sekolah. Tapi waktu di luar lingkungan sekolah dia gak berani. Nyalinya hilang ditelan bumi. “
“Cukup!! “gertak Aily.
Aily membawa Airin pergi meninggalkan Ashana dan gengnya. Aily membawa Airin menuju sebuah pakaian yang pantas untuk ia pakai.
“Kak, dia sengaja ingin membuat kakak emosi. Jika kakak meladeni mereka ... Kakak bisa saja menambah daftar kriminal dalam buku catatan kakak dan itulah tujuan mereka sebenarnya.”
“Tapi kenapa mereka bisa ada di tempat seperti ini? “
“Sepertinya mereka juga tidak tahu jika kita ada di tempat ini kak. Sebaiknya kita cepat pergi dari tempat ini kak. Jangan sampai mereka tahu baju yang kita beli hari ini. Jika tidak bisa saja mereka merusak baju yang aku pilihkan untuk kakak.”
“Cewek kayak Lo itu gak buat pake gaun sebagus ini. “Ashana menarik gaun yang dibeli oleh Aily.
“Balikin baju itu sekarang! “Aily menarik gaun yang saat itu dipegang oleh Airin.
“gaun ini lebih cocok sama gue!”
“Seharusnya Lo itu ngaca! Wajah Lo aja lebih cantikan gue sama kakak gue. Jadi jangan harap Lo cantik waktu pake gaun ini ya!”
Baju yang dibeli Aily akhirnya robek dan Airin diminta mempertanggung jawabkan perbuatannya. Saat itu Ashana dan geng melarikan diri sontak saja Airinlah yang disalah saat itu.
“Nona, tolong ganti kerusakan pada gaun ini! “ucap penjaga mesin kasir.
“Tapi ini bukan kesalahan kita berdua kak! “Sarkas Aily.
“Tapi Nona-nona berdua ini yang pertama ingin membeli pakaian ini! “gertak penjaga mesin kasir.
“Tapi jelas-jelas bukan kita yang merusak, kak. Kakak liat sendiri kan. Mereka bertiga yang merusaknya! “
“Sudah dik. “Airin mengeluarkan dompet dari saku roknya dan mengambil selembar uang.
“Ambil saja kembaliannya. Dan maaf atas kerusakan gaunnya, nona. “Airin menarik tangan Aily keluar dari toko bajunya.
“Kau tidak jadi pakai gaun deh, kak. “ucap Aily lirih.
“Gak papa. Aku masih bisa pake baju yang biasa aku pake kok.”
Airin dan Aily pergi meninggalkan toko baju tanpa membawa barang apa pun. Aily tampak sedih saat mereka pulang dengan tangan kosong.
Akan tetapi saat Olimpiade dimulai....
“Kak, apa Lo yakin mau pake baju kayak gini buat naik panggung? “tanya Aily.
“Tenang aja. Sejauh ini dewan guru tidak tidak mempermasalahkan penampilanku “jelas Airin.
“Maaf dewan juri. Saya harap anda mengeluarkan peserta nomer 8 atas nama Airin, “ucap Ashana.“Gak bisa gitu dong! Kakak juga peserta di sini dan sejauh ini dewan juri tidak mempermasalahkan penampilan kakak. Lo jangan coba-coba mengacau di acara kakakku ya! “gertak Aily.
“Tolong pertimbangkan lagi dewan juri dan baca peraturan Olimpiade nomer 37! “Ashana.
Ashana mencoba memprovokasi dewan juri dan penonton di Olimpiade agar Airin di diskualifikasi dan tidak bisa mengikuti Olimpiade.
Akan tetapi.....“Yang di katakan saudari Ashana benar! Airin harus turun dari podium dan dilarang untuk ikut dalam kompetisi ini. Dia sudah melanggar peraturan! “lanjut Ayyara.
“Gak usah ikut-ikutan deh Lo! Dasar jablay gak tau malu! “Sarkas Aily.
Airin turun dari podium adik, teman dan dewan guru kecewa karena Airin gagal dalam Olimpiade. Pasalnya geng Ahsana tidak ada yang bisa di andalkan sedangkan beberapa orang dari geng Elang, mereka juga tidak terlalu pintar. Para dewan guru berharap dengan ikut sertanya Airin, Airin dapat memborong semua mendali Olimpiade.
Akan tetapi....“Saya mohon semua yang ada di sini tenang! Saya akan turun dari podium atas kehendak para dewan juri! “teriak Airin.
Aily menghadang diatas podium. “Kakak gak boleh turun. Dewan guru pasti kecewa banget kalo kakak turun.”
“Dewan guru akan lebih kecewa kalo kakak tetap di podium, Aily. “Airin menuruni anak tangga dan saat itu juga salah satu guru menghampiri Airin dan mengajaknya untuk pergi ke ruang ganti.
“Airin, ada sesuatu yang ingin ibu tunjukkan padamu. “Bu Yohana berbisik di telinga Airin.
“Tapi Bu. Cuma kak Airin yang bisa merebut semua mendali itu. “Aily berjalan menghampiri Airin dan Bu Yohana yang berjalan menjauhi Podium.
“Aily, ibu minta kamu percaya sama ibu dan kakakmu! “pinta Bu Yohana.
Aily mengepalkan tangannya dan mengangguk perlahan seraya mengusapkan air matanya. Aily menyipitkan matanya seraya menatap ke arah geng Ashana yang saat itu tengah menertawakan Airin. Ashana semakin bahagia saat ia tidak melihat Airin di dalam ruangan itu. Akan tetapi, tidak ada seorang pun guru di sekolahnya yang senang dengan turunnya Airin dari podium. Mereka justru sangat sedih. Bu Yohana hanya menggelengkan kepalanya seraya meneteskan air mata. Sebab harapan terakhirnya untuk merebut kembali mendali yang sejak lama sudah ia impikan.
“Aily, ibu ingin kamu memakai baju ini untuk naik ke podium. Seseorang telah meminta pengecualian untukmu agar bisa naik podium lagi. Ibu minta jangan sia-siakan kesempatan ini, Airin.”
“Pasti pria itu yang membantuku, “gumam Airin.
“Kau bilang apa tadi, Airin? “tanya Bu Yohana.
“Ti-tidak Bu. Apa ibu tahu siapa yang memberikan baju ini dan siapa yang memberikan aku kesempatan ini? “tanya Airin seraya menatap wajah Bu Yohana.
“Airin, ibu minta kamu menjalankan Olimpiade ini dengan sungguh-sungguh. Ibu dan semua guru yang ada di tempat ini mendukungmu dengan sepenuh hati, “ucap Bu Yohana.
Airin merasa berarti keberadaannya di antara mereka. Sebab, sebab selama ini tidak ada yang mengatakan itu padanya. Suasana haru dan mencekam bercampur menjadi satu. Karena saat itu para guru menjemput Airin untuk naik podium. Semua dewan guru menengadahkan tangannya saat Airin berjalan menuju podium saat itu juga Ashana dan gengnya memanyunkan bibirnya seraya mengepalkan tangannya.
“Kak, mungkin aku tidak menyukaimu. Tapi aku lebih membencimu jika mencoreng nama baik sekolah kita, “ucap Aily.
“Tapi, dari mana kakak mendapatkan baju itu? “tanya Aily.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pink Bad Girl
Teen FictionAirin, gadis yang memiliki penampilan berbeda dibandingkan gadis atau murid SMP lainnya. Dengan penampilannya yang tomboi dan motor CBR 250R yang ia selalu pakai dan Jaket kulit hitamnya menjadi ciri khas tersendiri untuknya. Gadis yang memiliki pen...