BaB 21 Sad Airin

26 17 156
                                    

"Gimana ini? Kalo aku ngomong ke mama pasti mama tambah marah sama aku. Sebaiknya aku gak usah ngomong aja sama mama. Biarin Aily yang menjawab semua pertanyaan mama"
"Kenapa kamu pake baju pasien rumah sakit, Airin?"Mama Airin menyeret rambut Airin dan mengangkatnya.
"Jawab!kenapa kamu cuma diem aja waktu mama tanya?"
"Ampun Ma. Ampun!"Airin memegang rambutnya yang dijambak mamanya.
"Dia pasti mencuri ma. Mencuri baju pasien di rumah sakit. "
"Dia pasti mencari cara untuk membolos dengan mencuri baju itu dan berbohong kalo dia sedang sakit."
"Dia mencoba mencari perhatian sama semua orang Ma."
"Apa!!"
"Apakah yang dikatakan oleh Aily itu benar?"
"Gak Ma. Semua yang dikatakan Aily salah. Aily berbohong ma."
"Jangan percaya sama dia ma. Airin sudah beberapa hari ini membolos dan dia justru jalan sama anak geng motor."
"Dasar, anak gak tau diuntung!"Airin dilempar ke arah kursi sofa.

Semua tuduhan yang dikatakan Aily sebenarnya pernah Aily lakukan juga pada saat Airin tidak masuk sekolah. Sebab, saat Airin masuk jam pelajaran sekolah Airinlah yang mengawasi Aily saat ia hendak membolos.

Airin berlari keluar rumah dan pergi ke toko obat.
Akan tetapi....
"Airin, lo kok babak belur gini?"tanya Louis.
"Minggir lo! Gue gak ada urusan sama lo."
"Rin!!"
"Sebenarnya siapa yang buat Airin kayak gitu?"gumam Louis.
"Gue ikutin aja deh dia."Louis memutar motornya yang tadi tanpa sengaja menghadang motor Airin.
"Gue khawatir kalo dia dihajar geng lain."
"Kayaknya dia lari dari rumah. Apa gue harus deketin dia ya? Tapi kalo dia marah. Gue gagal dong."
"Gak. Mending gue ikutin aja dulu dia."
"Mau pergi kemana dia? Kalo rumah bukan lagi tempat yang nyaman buat berteduh."

Airin menuju rumah pohon Syabil denga n membawa beberapa obat dan saat itu juga memutuskan untuk berbalik arah.

"Airin pergi ke rumah pohon si culun itu?" Louis mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Gue ampirin atau gue balik aja nih?"gumam Louis.
"Tapi kalo gue tinggalin mereka berdua. Gue gak dapat kesempatan buat deketin Airin."
"Gak, gue gak bisa biarin mereka berduaan."
"Mendingan gue bawa makanan untuk Airin. Pasti dia belum makan."
"Sial banget sih hidup gue!!"teriak Airin.
"Lo kenapa sih, Rin?"
"Teriak-teriak terus,"teriak Syabil dari bawah pohon.
Syabil menaiki satu-persatu anak tangga.

"Lo kenapa Rin?"
"Biasalah. KDRT."jawabnya sembari menutulkan obat merah pada luka di dahinya.
"Maksud lo? Lo udah biasa diginiin, Rin?"tanya Airin.

Airin mengangguk.

"Kuat banget mental lo, Rin."
"Kuat gak kuat, Bil."
"Eh, lo kenapa  nangis?"tanya Airin.
"Cengeng lo bil."
"Gak, gue gak cengeng." Syabil mengusap wajahnya dengan telapak tangan.
"Ahahahahaha ..... dasar cengeng lo bil,"ejek Airin.
"Enggak, gue gak nangis!"
Ahahahaha

Airin tertawa terpingkal-pingkal sampai botol obat merah yang ia pegang tumpah diatas kepala syabil. Airin kembali tertawa saat melihat rambut syabil penuh cairan anti septik berwarna merah.

"Astaga, sebenarnya yang sakit siapa bil?"
"Kok lo habisin sendiri obat merah yang dibeli Airin."

Syabil semakin kencang menangisnya saat Louis datang dan menertawakannya.

"Bisa gak sih kalian gak ngetawain aku terus?"Syabil mengusap air matanya dengan telapak tangannya.
"Gimana gue gak ketawa? Mukamu jadi merah kayak buah naga gitu, bil."
"Eh, Rin. Gue bawa makanan buat lo."Louis meletakkan sekantong plastik diatas lantai kayu.
"Darimana lo tau kalo gue laper louis?"Airin mengambil kantong plaztik itu dan mengobrak-abrik isinya.
"Iya karena lo pergi dari rumah pagi tadi,"ungkap Louis."
"Lo pergi dari rumah, Rin?"tanya Syabil.
"Gak usah kaget gitu juga kali. Gue udah biasa pergi dari rumah, Bil."jelas Airin sembari merobek plastik kue.
"Mama lo gak berhenti nyakitin lo ya Rin?"

Airin mengangguk sembari mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya.

"Louis, lo kok bisa tau tempat rumah pohon gue?"tanya Syabil.
"Gue ngikutin Airin dari tadi pagi. Tapi gue sempet ragu buat masuk ke rumah pohon ini karena gue gak suka sama lo."
"Kenapa? Lo cemburu ya, gue deket sama Airin terus?"ledek Syabil.
"Gak, siapa juga yang cemburu."Louis menyangkal.
"Alah, gak usah munafik deh lo. Semua warga disekolah udah tau semuanya. Kalo cowok-cowok banyak yang suka sama Airin."

Saat itu juga Airin menyemburkan makanan yang sempat dia kunyah. Louis terkena semburan Airin hingga wajahya basah dan penuh dengan kotoran.

Ahahahahaha.....
"Ma-maaf, gue gak sengaja."Airin melepas jaketnya dan mengusapkan jaketnya ke wajah Louis sembari tertawa.
"Jaket lo kasar tau! Bisa-bisa wajah gue jadi kasar karena lo lap pake jaket kulit lo."
"Lo tu kalo mau ngelap wajah gue pake sapu tangan yang lembut, jangan pake jaket lo yang kasar ini."
"Iya, iya, maaf. Gue gak punya sapu tangan, Louis. Alay banget kalo gue punya sapu tangan. "
"Yang punya sapu tangan tu adik gue, Aily. "
"Lo gak punya sapu tangan juga udah alay, Rin."
"Apa lo bilang!!"teriak Airin.
"Iya, lo alay. Cewek biker gak main di rumah pohon. Tongkrongan cewek biker tu di kafe, Rin."
"Kafe? Yang ada gue diajak minum sama anak Garuda. Lagipula gue gak mau deket sama lo dan geng lo."
"Kenapa Rin?"tanya Louis.
"Karena kalian yang udah buat hidup gue kayak gini. Gue celaka karena kalian."
"Bukannya lo yang nantangin kita? Itu juga karena kesalahan lo sendiri, Rin."
"Kok lo jadi nyalahin gue, Louis!!"teriak Airin.
"Lo yang nyuruh Ezra buat adu balap sama geng gue!!"
"Tapi kalo salah satu diantara kalian nolak kan bisa. "
"Mendingan lo pergi deh, Louis."
"Gue gak mau liat muka lo."Airin mendorong Louis keluar pintu rumah pohon.
"Tapi gue suka sama lo, Rin."
"Gue gak mau menjalin hubungan sama anak geng. Lo pergi dari sini atau gue panggil mama Syabil."

Syabil menuruni anak tangga dan pergi meninggalkan rumah pohon. Akan tetapi, Louis tidak terima jika Airin berduaan di rumah POHON HIngga akhirnya Louis memutuskan untuk menunggu Airin di bawah rumah pohon.

"Gue gak akan pergi, Rin."
"Gue gak rela lo berduaan sama Syabil."

LOUIS menunggunya hingga berhari-hari. Berhari-hari Louis kehujanan hingga akhirnya demam dan memutuskan untuk pulang ke rumahnya .

"Tuan muda, darimana saja selama beberapa hari ini?"
"Jika nyonya mengetahui keadaan tuan muda saat ini pasti kami akan di hukum
"Mama mana?"tanya Louis sembari berjalan dengan sempoyongan.
"Nyonya pergi ke acara rapat dewan besar, Tuan muda."
"Kapan mereka akan pulang?"tanya Louis
"Mereka pulang satu Minggu lagi."
"Kalau begitu kalian tidak perlu takut. Aku akan sebelum mereka kembali."

Louis berjalan menaiki anak tangga satu persatu hingga hampir jatuh tergelincir dari anak tangga. Akan tetapi, pelayan Louis berhasil menangkap tubuh Louis yang hampir jatuh.

"Tuan Muda!"

Sontak saja pelayan yang saat itu berjalan mengikuti Louis begitu terkejut.

"Aku tidak apa-apa. Kalian tidak perlu khawatir."
"Sebaiknya kalian cepat panggil dokter."
"Kalian tidak perlu khawatir aku tidak akan mengatakan hal ini pada mama dan papa. Aku tidak ingin kalian kehilangan pekerjaan kalian ."
"Terima kasih tuan muda."
"Akan tetapi, aku punya satu syarat untuk kalian. Kalian harus mencari tahu tentang gadis bernama Airin itu."
Louis mulai tertarik dengan Airin. Ia juga tidak menyadari jika sudah sejak lama Airin diam-diam menjadi gadis pujaan Clayton. Hanya saja Clayton tidak begitu berambisi untuk terlalu dekat dengannya. Ketertarikannya hanya sebatas penasaran semata dan bukan cinta atau lebih dari itu.

"Buat apa sih Lo nyari tau tentang dia?"Clayton berjalan menghampiri ranjang Louis.
"Lihat! Kau jadi gila sama seperti Ezra."
"Menjijikkan."
"Apaan sih Lo bilang kayak gitu. Lo itu gak normal. Gak punya perasaan cinta atau kasih sayang di hati Lo."
"Gue emang terlahir seperti ini. Orang tua gue yang mafia tidak memiliki perasaan apa pun tentang hal apa pun juga."
"Jadi ya beginilah gue. Terlahir tanpa ada rasa belas kasih dan cinta kasih."

"Emang, si wajah beku,"gumam Louis.
"Kau bilang apa, Louis?"gertak Clayton.
"Wajah beku! Kulkas! Es batu!"teriak Louis.
"Jadi kamu sekarang mulai berani ya sama aku. Sini kamu!" Clayton naik ke atas ranjang Louis dan berusaha untuk mengambil ponselnya.
"Apa yang kamu lakukan dengan ponselku?"

Clayton mencoba mengirim pesan pada Airin untuk bertemu dengan Louis di sebuah hotel atau bahkan rumah Louis.

"Pesan apa yang coba kau kirim ke Airin, Clayton."

Pink Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang