18 ] Emang Pernah?

162 40 18
                                    

Angkasa marah.

Yup.

Dua kata yang ternyata mengerikan.

Angkasa tidak pernah marah besar pada Naomi kecuali saat mereka putus tentunya.

Tapi kembali dihadapkan dengan amarah Angkasa, Naomi entah kenapa excited. Artinya, usaha Naomi membuat Angkasa kesal itu berhasil!

Namun tentu tidak semua hal itu memiliki sisi baik. Karena marah versi Angkasa yang sekarang bukan mendiamkan seperti bagaimana ia bertindak sebelumnya sebagai King of Silent Treatment. Melainkan membuat Naomi tidak berhenti bekerja barang sedikit saja.

Naomi bersumpah pinggangnya sudah pegal, kaki dan tangannya sampai kebas.

Kini saja ia sedang duduk di toilet demi merehatkan kaki yang gemetar.

Capek sekali, Tuhan! Tapi Naomi tidak boleh mengeluh. Euphoria saat perform beberapa hari yang lalu sebanding dengan rasa lelah ini.

Hanya saja ya tidak bohong, Naomi lelah. Lalu ia menatap tangannya yang tak lagi cantik. Ada benjolan kecil berisi air di beberapa tempat dan kulitnya mengupas.

Tidak kebagian shift kasir, seminggu ini Naomi fokus serving dan cleaning. Cleaning yang Naomi maksud adalah deep cleaning.

Usai pemberontakan Naomi saat itu, Angkasa tidak menghiraukannya. Gadis itu pikir, "Oh, aman ini."

Angkasa menghindar dan tak mengomelinya seperti biasa. Naomi tidak tahu kalau badai akan datang.

Keesokan harinya, ia datang dengan sumringah. Bekerja dengan senyum lebar, bersenandung menikmati keramaian kafe di event yang sukses. Penggemarnya kembali datang meminta ia tampil lagi.

Naomi bersumpah ia besar kepala dan hampir menyanggupi saat suara si bos besar menyela. "Naomi, saya tunggu di dapur."

Naomi pikir, waktunya untuk diomeli telah tiba. Ia sudah mempersiapkan telinganya.

Dan betapa terkejutnya Naomi, Angkasa tidak mengeluarkan rentetan kalimat pedasnya. "Cuci itu."

Ketika Naomi bilang gunungan piring kotor, maksudnya setumpuk piring setinggi satu setengah meter ada tiga, perkakas masak termasuk panci-panci yang tak Naomi ketahui namanya.

Rencana untuk kembali perform terhempas, keinginan untuk makan pun tak terfikirkan. Yang Naomi tahu, ia berkutat di depan westafel berjam-jam. Sebelas piring yang ia pecahkan. Dan banjir yang pada akhirnya Naomi juga yang harus membersihkan.

Kata lainnya adalah Naomi secara resmi dijadikan babu.

"Ya ampun, Mi. Tangan lo kenapa?!" H plus tiga perform, Fey mulai menyadari keadaan tangan Naomi.

"Gue ga cocok sama sabun di kafe."

Rasanya gataaaal sekali. Ingin Naomi garuk tapi sakit. Agak membaik kala Naomi menggenggam mug berisi air hangat.

Saking jeleknya bentuk jari Naomi, ia sampai mengenakan sarung tangan di hari kelima. Bukan apa-apa. Ia sendiri jijik melihat jari tangannya sampai mau makanpun Naomi pakai sarung tangan. Ia tidak mau mencoreng kebersihan kafe.

Yang lebih melelahkan adalah Naomi tidak bisa meminta tolong siapapun karena bahkan Anggun pun kena amuk Angkasa usai membiarkan Naomi perform hari itu.

"Saya kira anda paham, Anggun. Ini pertama dan terakhir kalinya. Anda juga, Leah. Ini sudah di luar batas dan saya sangat kecewa apalagi kalian staf terlama yang saya punya. Ini peringatan terakhir. Akan ada sanksi khusus setelah ini."

Info menyebar begitu cepat bahkan Yumna pun hati-hati jika ingin membantunya. Karena kalau ketahuan Angkasa, bisa ikut kena marah juga.

"Makanya putus tuh baik-baik." Celetuk Ben saat Naomi keluar dari kamar mandi.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang