17 ] The War Has Begun

121 29 10
                                    

Angkasa tidak selalu membenci musik. Angkasa kecil justru tidak pernah berhenti bernyanyi bahkan dengan suara sumbangnya.

Nursery rhymes seperti london bridge is falling down, five little monkeys, the wheels on the bus dan sebagainya, Angkasa hafal di luar kepala.

Bahkan memori terakhirnya dengan sang Ayah dan Ibu juga berisikan musik.

Saat itu mereka baru saja pulang dari sebuah pusat perbelanjaan. Di tangan Angkasa memeluk lego dan mulutnya terus bernyanyi riang.

"Five little monkeys jumping on the bed, one fell off and bumped his head. Mama call the docter and the docter said."

"Hello! No more monkeys jumping on the bed!!"

Ia masih terawa usai berduet dengan sang ibu ketika tiba-tiba saja sorot cahaya terang muncul di depan mobil yang ayah kendarai.

Disusul suara klakson lalu dentuman keras.

Angkasa selamat karena ia duduk di belakang dan kecelakaan itu menghantam mobil bagian depan.

Seketika suara sang ibu menghilang. Menyisakan musik yang tadi ia nyanyikan di kondisi yang tak menyenangkan lagi.

Dengingan nyaring dan gedoran di kaca mobil dari orang-orang yang menyaksikan serta mencoba mengevakuasi Angkasa kecil dari mobil yang mengebulkan asap pekat.

Angkasa membenci suara keras karena yang ia ingat adalah kecelakaan yang merenggut kedua orangtuanya.

Suara sirine ambulance.

Tenaga medis yang berteriak bersaut-sautan.

Tangis dari Tante Rai dan juga Om Anok.

Angkasa membenci suara itu.

Sebelum akhirnya Naomi datang dan mengajarkan pada Angkasa tidak semua suara itu menyebalkan.

Benar, musik ada dimana-mana.

Rasa sakit dan duka itu bisa kita atasi. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

Karena sejatinya Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada kita kalau kita tak sanggup menghadapinya.

Dari Naomi Angkasa belajar betapa berharga tawa keluarganya, betapa bersyukurnya detak jantung mereka masih berdetak, dan Angkasa menukar apapun yang ia punya agar bisa mendengar eksistensi mereka di hidup Angkasa.

Naomi membuat Angkasa jatuh cinta lagi pada musik. Pada suara.

"Hanya karena satu lagu membawa kenangan buruk, kita ga harus membenci semua lagu, kan?"

Saat itu, di bawah naungan pohon mangga yang teduh di temani petik gitar lembut yang Naomi mainkan, Angkasa mendapatkan pencerahan.

Jika ia terus berkubang pada duka, lalu bagaimana caranya ia mencicipi bahagia?

Naomi mengajarkan Angkasa untuk ikhlas dan tidak membiarkan luka di masa lalu mempengaruhi kehidupannya di masa depan.

Dulu mereka pernah sedekat itu.

Berbagi cerita, berbagi rasa sakit, dan saling memberi kebahagiaan. Sebelum semua itu berubah.

Naomi tahu rasa sakit Angkasa. Naomi sadar apa yang Angkasa butuhkan saat itu. Seharusnya Naomi paham maksud di balik permintaan Angkasa.

Demi Tuhan, Angkasa menjadikan Naomi sebagai mimpinya. Dan Naomi mengakhiri hubungan mereka tanpa berpikir dua kali karena mimpi sialannya itu.

Musik sialan itu merenggut orang-orang yang Angkasa miliki lagi.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang