Fool

24 6 1
                                    

Semua terdiam, Yeri memandang mereka dengan heran. Tidak ada yang bersuara, justru mereka terlihat risau. Yeri yang tidak sabar akhirnya bersuara.

" Aku akan ikut dengan orang yang menceritakan padaku semuanya..."
" Yer!" Ucap Jennie.
" Eonnie, tolong ceritakan." Jennie menatap Namjoon ragu yang dibalas anggukan pelan.
" Mereka berdua kaka-beradik, begitupun aku dan Seokjin oppa. Seperti yang kau tau Seokjin dan Namjoon oppa adalah sepupu, ayah kami adalah adik ayah mereka. Sejak kecil ada perselisihan antar orang tua kami, jadi kami cenderung tidak dekat dan bermusuhan. Aku memilih hidup di luar negri melakukan kegiatan volunteer, kehidupanku cukup private." ucap Jisoo menyalip Jennie. Jisoo menghampiri Yeri untuk memeluknya.
" Yerim.. Saat Seokjin hyung bilang dia jatuh cinta padamu, aku sangat senang karna dia memiliki seseorang yang dia cintai. Namun saat dia bilang kau mantan tunangan Namjoon, membuatku penasaran tentang sosokmu. Makanya aku menemuimu aku ingin mengenalmu, aku menyukaimu dan aku mendukung jika kalian melanjutkan hubungan ini. Meskipun cukup sulit karna Namjoon dan Jennie mempunyai peran tersendiri untukmu." Yeri sangat tersentuh dengan ucapan Jisoo, dia memeluk eonnienya itu erat.
" Terima kasih eonnie, aku juga senang mengenalmu. Aku juga senang mengenal Jennie eonnie. Karna Jisoo eonnie yang menceritakan padaku, bolehkan kita pergi besok saja? Maaf ya hari ini cukup melelahkan untukku. ." Pamit Yeri undur diri.
" Yeri.." Jennie ingin menahan Yeri tapi Namjoon mencegahnya.

***

Setelah perginya Yeri, Seokjin selaku tertua mulai membuka suara. Sejujurnya dia tidak terlalu peduli dengan urusan di luar keluarga intinya, hanya saja dia merasa perselisihan ini tidak akan menguntungkan kedepannya. Hal ini juga memberatkan keluarganya dan menjadi beban tersendiri untuk Seokjin.

" Namjoon, Jennie. Sejak kecil kita tidak akrab karna hubungan orang tua kita yang terlihat berselisih, tentu mereka punya pov masing-masing tentang apa yang terjadi dan perasaan mereka. Hanya saja aku ingin menekankan bahwa kehilangan paman Junsu juga menyakitkan untuk Appa kami. Beliau selalu menyalahkan dirinya sendiri karna berambisi mengalahkan prestasi paman Junsu. Selebihnya tidak ada kebencian dari Appa. Justru saat haraboji ingin mengatur hidup kalian sesuai kemauannya, Appa menentang hal tersebut karna tidak mau apa yang terjadi dengan paman Junsu juga harus kalian alami. Appa menyerahkan aku dan Jisoo untuk hidup tunduk di bawah haraboji agar kalian bisa melakukan kehidupan yang kalian suka..."

" Kau fikir haraboji akan mengijinkanmu menjadi model, Jen? Atau Namjoon oppa yang membatalkan perjodohan dan pergi begitu saja tanpa amukan haraboji? Ada peran bibi Dara tentunya, tapi Appa lah yang mendukung keinginan bibi." Tambah Jisoo

" KALIAN PEMBOHONG!! Eomma tidak pernah menceritakan pada kami hal ini. Apalagi tentang urusan perusahaan, kalianlah yang ingin menguasai." Bentak Jennie.

" Jika kalian ingin perusahaan haraboji maka ambilah, kalau kalian tidak tau Appa membangun anak perusahaannya sendiri di bidang konstruksi dan itu menjadi anak perusahaan paling bonafit. Aku akan meneruskannya.."

" Sudahlah oppa, mereka selalu bertingkah seperti korban. Padahal ibu mereka sendiri yang menutupinya. Mungkin dia merasa terancam. Asal kalian tau haraboji memang keras dan terhitung kejam dengan orang tua kita, itu lah alasan Appa memberikan kalian kebebasan hidup dan menyerahkan kami pada haraboji. Kami tidak mengharapkan ucapan terima kasih, tapi jangan pernah berfikiran buruk tentang orang tua kami. Paman adalah kaka dari Appa kami, mereka sangat dekat dan saling menyayangi. Namun haraboji selalu membandingkan mereka menimbulkan perselisihan demi kemajuan perusahaan."

" Kami permisi, terima kasih sudah memberikan kami waktu untuk menjelaskan. Jika ada yang ingin kalian tanyakan bisa langsung ke bibi Dara. Semoga kita kembali menjadi keluarga yang hangat seperti dulu orang tua kita."

Kepergian Seokjin dan Jisoo membuat Namjoon dan Jennie sedih. Sedikit banyak mereka jadi menyadari mengapa mereka bisa hidup seperti ini. Bukan karna mereka diasingkan seperti dugaan mereka tapi justru mereka mendapat kebebasan dengan menukarkan kebebasan orang lain. Hal ini sudah dikonfirmasi Eomma mereka melalui telvon.

" Ayo kita ke rumah Eomma. Sepertinya kita harus menata ulang pikiran dan hati kita." Jennie mengangguk menyetujui ucapan Namjoon.

" Kenapa eomma menutupi kebaikan paman dari kita? Apa memang haraboji sekejam itu?" Namjoon hanya menggeleng. Sebaiknya mereka konfirmasikan semua langsung

***

" Tzu..gua bingung banget."

Yeri dan Tzuyu tengah tiduran bersama, Yeri baru selesai menceritakan semua yang terjadi dan Tzuyu masih menelaahnya. Arin dan Yuqi sedang sibuk berkencan.

" Jadi beberapa waktu kemarin lu kira mereka pasangan dari duo Kim, trus lu lagi belajar ikhlasin mereka dan taunya mereka semua bersaudara?" Yeri mengangguk dan Tzuyu tertawa.

" Terus gimana? Berarti lu udah ngga sayang mereka berdua sama sekali dong? Kan udah ikhlasin." Yeri terdiam.

" Yaudalah sama Jungkook lagi aja, biar fair ngga sama salah satu dari mereka." Ucapan Tzuyu malah membuat Yeri semakin pusing.

" NGGA BERES OTAK LU!" Ucap Yeri kesal sambil keluar kamar.

Ting.. Nong...

" Jungkook?" Yeri mematung. Jungkook ada di hadapannya dengan senyum lembut dan tatapan hangat.

' APAAN SIH TUHAN INI HIDUP AKU TERLALU BECANDA KALAU GINI CARANY'

Yeri yang kalut membanting pintu dan teriak

" SIALAN LO SEMUA. DIKIRA GUA DEMEN KAWIN YA SEMUA DISODORIN KE GUA!!!"

Jadi karna tau Yeri sedang pusing terbesit lah ide Arin untuk membangkitkan kapal jungrinya ditengah pertempuran duo Kim.

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between the KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang