18

103 15 3
                                    

" chan.... kamu bekerja dengan baik... " sapa sana, teman wanita bangchan. Sesama model.

" oh? Sana.. kenapa kamu bisa ada disini? " tanya bangchan terkejut melihat sana di tempat ia bekerja.

" aku juga sedang ada job di sekitar sini, kudengar kamu yang ada di ruang sebelah jadi aku kesini untuk memastikan... ternyata benar kamu... "

" yah begitulah, apa pekerjaan mu sudah selesai? " tanya bangchan penasaran karena sana bisa berjalan-jalan.

" sudah karena itu aku bebas berkeliaran, sebentar lagi mau pergi ke tempat selanjutnya... sayang sekali, sudah lama tidak bertemu kupikir kita bisa meluangkan waktu sebentar untuk mengobrol banyak hal... tapi kesibukan memang benar-benar menyebalkan... " gerutu sana membuat bangchan terkekeh.

" pekerjaan harus di senangi, jika tidak kamu tidak menyukainya... kamu akan terus menggerutu... "

" baiklah, aku pamit dulu... sampai jumpa lain wak.. " pamit sana terpotong karena bangchan yang tiba-tiba berteriak.

" Awas!! " pekik bangchan menarik sana ke dekapannya. Memutar tubuhnya, menjadikan punggung sebagai perisai. saat melihat salah satu lampu sorot  hendak terjatuh tepat di atas kepala sana.

Prangg!!
Ckrek!

Lampu tersebut mengeluarkan bunyi yang sangat nyaring saat menyentuh ubin, hancur berkeping-keping hingga lantai penuh dengan pecahan kaca.

Beruntung bangchan sigap menarik sana, jika tidak mungkin sana akan terluka.

" kamu baik-baik saja? " tanya bangchan pada sana yang masih ada di dekapannya.

" i... iya, aku tidak apa... " jawab sana yang masih terkejut dengan apa yang terjadi.

" ya ampun kenapa lampu ini bisa jatuh! Kalian baik-baik saja? " tanya salah satu staff pada bangchan dan sana.

" kami baik-baik saja... " jawab bangchan cepat.

" maaf atas ketidaknyamanan ini, kalian pergilah ke tempat lain... kami akan membereskan ini... " ujar staff tersebut yang dibalas anggukan oleh bangchan.

Bangchan menatap sana yang masih syok terlihat dari wanita itu yang masih berusaha menetralkan nafasnya.

" kamu masih terkejut? Ayo ku antarkan ke ruanganmu... "

" tidak usah, aku bisa kembali sendiri... terima kasih sudah menolongku, jika tidak pasti lampu itu akan pecah di kepalaku... " jawab sana dengan senyum tipis.

" tapi kamu masih syok, yakin mau kembali sendiri? "

" hmm... aku tidak apa... "

" sana!! Kau tidak apa kan? Ada yang terluka? " tanya asisten pribadi sana yang baru saja tiba.

Wanita itu berlari tunggang langgang, wajahnya penuh kekhawatiran saat salah satu staff memberikan kabar padanya.

" aku tidak apa... jangan khawatir... aku kembali dulu, sampai jumpa lagi chan... " pamit sana yang sudah di rangkul oleh asisten wanita.

" baiklah, jaga dirimu... sampai jumpa lagi... " ujar bangchan memandang sana hingga siluetnya tidak lagi terlihat.

( saat kaca pecah tadi aku sempat mendengar suara kamera, atau hanya perasaanku saja? ) inner bangchan bertanya-tanya.

.
.
.
.
.
.

" kau menghilang kemana hah!! " omel jisung pada felix yang baru saja pulang.

" mobil mogok.... "

" penipu! Kau pikir aku tidak tau kau pergi ke gym binnie hyung! Dia mengirimiku pesan jika kau ada disana dan akan mengusirmu saat dia pergi mengantar ibunya ke kursus pengrajin! " omel jisung membuat felix terkekeh.

" ya elu satu, orang mau istirahat malah di suruh jadi kurir... malas lah! Capek... toh, setidaknya gue pulang... " jawab felix membuat jisung mendengus sebal.

" kau tau, shunxi kesini tadi sama mark hyung... "

" mark hyung? Kenapa shunxi bisa bersama mark hyung? " tanya felix mengernhyitkan dahi, bingung.

" mereka satu tim di kepolisian... "

" HAHH!! yang bener?!! Mark hyung jadi polisi?!! " tanya felix terkejut, masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

" kaget kan? Aku juga begitu... "

" gak nyangka banget anak bangor modelan mark hyung bisa jadi polisi... semoga dia kagak melawak di depan kriminal dah... " ujar felix membuat jisung tertawa puas.

" kebayang penjahatnya nangis minta di lepasin, dia ikutan nangis... mana satu tim sama shunxi yang otaknya gesrek... gak kebayang dah gimana tim dua orang itu... "

" aduh... kebayang riweh dan recehnya mereka... sibuk adu bacot bukannya kerja... " ujar felix meringis.

Klinting~

" selamat datang... " sambut jisung dan felix ramah.

" permisi, saya ingin membeli buket bunga krisan putih... " ujar lelaki yang tampak sudah sangat tua, ia bahkan menggunakan tongkat untuk berjalan.

" baiklah, silahkan di tunggu sebentar pak... " ujar jisung buru-buru kebelakang toko.

" duduk dulu pak... " ujar felix membimbing kakek tersebut untuk duduk.

" panggil saja saya kakek... " ujarnya membuat felix tersenyum.

" ini kek, diminum dulu... " ujar jisung memberikan teh hangat dan beberapa cemilan.

" terima kasih, pelayanan yang baik... " puji kakek itu membuat jisung tersipu.

" kalo boleh tau, bunga krisan ini untuk siapa kek? " tanya jisung penasaran.
Pasalnya bunga krisan putih adalah bunga yang melambangkan belasungkawa atas meninggalnya seseorang di eropa barat.

" untuk anak perempuan saya.... waktu saya masih berusia 40 tahunan, saya bertengkar hebat dengan anak saya... dia pergi... sampai sekarang saya tidak bisa menemukannya... "

" bunga krisan adalah kesukaannya, tapi bunga itu juga sebagai bentuk kenyamanan selama kesedihan di pemakaman... seolah anak saya memang di takdirkan pergi... " cerita kakek itu membuat jisung dan felix bersedih.

" pergi bukan berarti meninggal, mungkin anak perempuan kakek ada di suatu tempat... saya yakin kakek akan bertemu dengan anak kakek suatu saat... " ujar felix menenangkan.

" apa kalian anak kembar? Kalian terlihat mirip... tapi beda... " tanya kakek itu membuat jisung dan felix tidak dapat menahan senyum.

" iya, kami anak kembar... saya lahir lebih dulu dari dia... " jawab jisung.

" begitu... melihat wajah kalian, kakek entah kenapa merasa senang... "

" mungkin karena kami anak baik kek... " canda felix membuat kakek itu tertawa.

" oh iya! Lupa! Bunganya! " pekik jisung terkejut, buru-buru mengambil bunga segar untuk di rangkai.

" maklum kek, kembaran saya masih muda tapi udah pikun... " bisik felix membuat kakek itu kembali tertawa.

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang