05. SELANJUTNYA BAGAIMANA?

64 11 2
                                    

Puter musik apapun dari playlist kalian yaa!

Happy Reading!



Pukul setengah tujuh pagi, matahari sudah menampakkan wujudnya di langit biru. Seakan tengah memberitahu seluruh penghuni bumi tentang keindahan nya. Cuaca cukup cerah, tidak terlalu panas, juga tidak mendung. Sama seperti Reana, perempuan dengan ransel berwarna biru muda itu terus memamerkan senyum manisnya, duduk di atas motor, menikmati angin pagi seolah sedang berinteraksi dengan alam.

Hari ini Reana mengiyakan permintaan sang Ayah untuk mengantar nya ke sekolah. Berjarak sepuluh meter dari gerbang sekolah, Reana bisa melihat SMANBA yang sudah ramai.

Baru saja turun dari motor, Reana dibuat kaget saat tiba-tiba motor sport berwarna hitam melaju cukup kencang masuk ke dalam SMANBA. Naluri seorang manusia, tangan Reana ditarik sang Ayah.

"Hati-hati," ucap Ayah.

Reana masih mengamati pengendara motor itu, saat mengetahui 'siapa' Reana lalu kembali melepas helmnya.

Ayah Reana menggelengkan kepala, tampak sekali raut tidak suka dengan model murid seperti itu. "Kamu nggak temenan sama anak nakal seperti itu kan?" tanya Ayah.

Alis Reana mengernyit. Ini sifat Ayah yang tidak pernah Reana suka. Terlalu cepat menyimpulkan dan menilai suatu hal. "Ayah kan nggak tau dia gimana disekolah, jangan cepat menyimpulkan sebagai anak nakal," kata Reana.

"Ayah ngomong bener, kebut-kebutan dijalan, namanya bukan anak nakal?" tanya Ayah lagi. "Kamu temenan sama murid itu?"

Reana menggeleng, lalu menyodorkan helmnya sambil tersenyum. "Reana masuk dulu, ada piket kelas." dusta nya.

Beradu argumen dengan sang Ayah sangat menguras  tenaga. Dan Reana menghindari itu.

Reana melangkah masuk ke dalam sekolah setelah berpamitan dengan sang Ayah. Begitu melewati parkiran, matanya mengamati motor tadi. Reana tau jelas siapa pemilik motor itu.

                                                 ***

"Na!"

"Gue punya informasi penting, lo tau nggak?!"

Suara itu milik Ola, cewek berambut pendek sebahu itu tampak sudah menunggu Reana sedari tadi.

"Lo belum ngasi tau, jadi gue nggak tau," balas Reana setelah meletakan ransel dan duduk disebelah Ola.

Ola tersenyum. "Gue yakin seratus persen kalo lo denger ini, pasti lo bakal seneng!!" seru Ola lagi.

"Don't expect too much La, excited sendirian tuh nggak enak," ledek Sherin dengan tawa diakhir kalimat nya.

Sebenarnya sengaja, menyindir secara halus pada kisah percintaan Ola. Ola yang anaknya selalu excited pada semua hal harus berkelahi dengan cowok yang flat dan hobi silent treatment seperti Farel.

Reana ingin ikut tertawa tapi terurungkan saat melihat wajah Ola yang berubah masam. Reana akhirnya menghadap Ola sepenuhnya. "Ada kabar baik apa hari ini La?" tanya Reana.

"Kelas kita nanti gabung sama kelas 11 IPS 3, Na!" seru Ola.

"Kok bisa??" tanya Sherin.

"Pak Burhan lagi ke luar kota. Kelas olahraga otomatis kosong dong? Nah, kelas kita gabung sama 11 IPS 3."

"Terus kabar baiknya apa?" tanya Reana.

Ola berdecak kesal karena teman-temannya tidak paham juga. "Ya kelas kita gabung sama kelas Dirga. Seneng kan lo?!"

"Biasa aja."

Reana berbohong, ada perasaan senang karena mata pelajaran olahraga hari ini mungkin akan sedikit lebih menyenangkan. Apakah akan ada obrolan panjang seperti kemarin lagi? atau akan lebih panjang lagi?

Stranger Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang