13. Kehidupan Baru

118 11 0
                                    




Satu bulan sudah kini hubungan Jeno dan Karina berjalan. Keduanya Nampak semakin Mesra bahkan tidak jarang mereka sudah mulai memamerkan soal kedekatan hubunganya di depan umum. Pernikahan juga sudah ada didepan mata , yaa baik Karina dan juga Jeno sangat sudah siap akan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan untuk mewujudkan Impian mereka.

Seperti sekarang ini disebuah Resort mewah milik keluarga Aditama yang berada di Bali kedua insan tersebut sedang melaksankan Pernikahan yang diadakan secara Privat dengan hanya dihadiri oleh Keluarga dan Teman-teman terdekat saja.

Pesta pernikahan itu berjalan dengan hangat, semua yang hadir dibuat merasa senang dan terharu melihat Jeno dan juga Karina pada akhirnya dapat Bersatu Kembali. Tidak usah bertanya bagaimana keadaan sang anak saat ini tentunya dia juga amat sangat Bahagia melihat kedua Orang Tuanya kini telah Bersama sama lagi.

Walau acara ini sangat sebentar dan hanya dihadiri oleh bebrapa tamu saja tetapi tidak tahu kenapa Karina sangat merasa lelah dibuatnya, seperti sekarang ini sejak acara telah selesai sampai sekarang dirinya masih saja berada di atas Kasur padahal hari sudah semakin sore, Jeno yang menyadari Wanita yang kini telah berubah status menjadi Istrinya itu terlihat sangat kecapean pun memakluminya, walaupun dari tadi Putrinya Sudah merengek untuk meminta Mamih dan Papihnya ini keluar kamar dan menikmati waktu bersama dengan dirinya.

Hingga tiba lah sang anak kini mengetuk pintu kamar hotel kedua Orang Tuanya tersebut.

" Papih..Mamih.. buka pintunya ini Khai.. " Ucap Khai sambil terus terusan mengetuk pintu kamar Karina dan juga Jeno.

Jeno yang baru selesai bersih bersih pun tersontak kaget mendengar ketukan pintu kamarnya. Dan dengan cepat ia langsung bergegas membuka pintunya dan dia dibuat kaget lagi ketika melihat pelakunya adalah Putrinya sendiri.

Khai dengan cepat langsung masuk kedalam dan langsung menuju mencari sang Mamih tanpa menyapa Jeno yang sudah membukakan pintu untuknya, yaa memang akhir akhir ini semenjak dirinya sudah mulai benar-benar dekat dengan Karina,  Sebagai Papihnya Jeno merasa diabaikan bahkan tidak jarang dia merasa cemburu ketika Putrinya terus terusan menguasi Karina.

" Mamihh... Mamih kenapaa masih tidur... ayook kita kepantai Mamih lihat Sunset sama yang lain." Rengek Khai sambil mengoyang-goyangkan lengan Mamihnya ketika melihatnya masih memejamkan matanya diatas kasur. Ya memang Resort milik sang Kakek berada tepat di pinggir Pantai dan tentunya dikelilingi dengan pemandangan yang indah.

Karina pun yang merasa terusik mau tidak mau berusaha bangun dari tidur ayamnya.
" Hai sayang.. Kenapa Khaii Maaf yaa Mamih baru bangun badan Mamih tiba tiba lemes banget jadi mamih tidur deh, Khai mau apa sayang tadi?"
Balas Karina kepada sang Anak.

"Mamih kenapaa?? Kok suaranya gitu Mamih sakit yaa??" Ucap Khai panik sambil menaruh punggung tangganya ke kening sang Mamih, dan hal ini membuat hati karina menghangat akan aksi yang dilakukan anaknya ini.

"Engga sayang.. Mamih cuma kecapean aja sama kurang tidur sepertinya, Tadi Khai bilang apa sayang mau main ke pantai yaa?? " tanya karina dan dijawab anggukan kepala oleh sang anak.

"Hmm kalau kepantainya ditemenin sama Papih dulu gimana sayang.. Maaf yaa kayaknya mamih gabisa nemenin Khai nih soalnya Mamih harus istiharat lagi biar lebih enakan badan nya sayang.." Ucap Karina lembut berusaha menjelaskan keadaanya pada sang Anak.

Khai yang mendengar perkataan sang Mamih pun sebenarnya sedikit kecewa tapi apa boleh buat dia harus memaklumi kondisi Mamihnya yang memang sepertinya sangat kelelahan. Lagi pula untuk apa juga jika ia tetap pergi bersama Papihnya itu kan sudah biasa pikirnya, Akhirnya Khai memutuskan untuk tetap di kamar menemani sang Mamih yang sedang istirahat.

Penantian Berharga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang