23.

6.7K 592 38
                                    


Erkan mengunyah Bluefin Tuna miliknya. Setelah menghabiskan satu piring nasi goreng, dia merasa tak kenyang. Menoleh ke kanan kiri seperti orang hilang. Rada sedikit tak sabar karena dia sudah menunggu lama, tetapi Andra dan Vier belum datang juga.

"Lama sekali. Mereka mandi ya?" Gerutunya lalu menyuap Tuna. Rasanya enak, pas sekali di makan setelah makan nasi goreng. Meski disayangkan karena makanan itu memiliki porsi sedikit tapi harganya melejit.

"Mereka ga berantem kan?" ujar Erkan bermonolog. Pemikirannya tentu salah kan? Jangan sampai keduanya terlibat cekcok dan berakhir dengan hasil yang tak di inginkan Erkan.

Sepertinya Erkan harus menyusul keduanya. Dari pada menunggu dengan praduga tak pasti yang terlintas di benaknya. Dirinya beranjak, bersiap pergi menuju toilet.

"Huftt... Sepertinya salah untuk membiarkan mereka bersama-sama." Erkan tau bahwasanya Andra pastinya tak akan menyukai kehadiran Andra. Andra juga terlihat berbeda dari pertama kali dia bertemu.

Namun sebelum dia menuju toilet, Erkan melihat siluet Hans yang bersama seorang gadis cantik sekaligus manis. Hans terlihat merangkul gadis tersebut dan menuju salah satu tempat duduk disana. "Hoo.. Apakah dia sedang date? Terlebih, di siang hari?"

Erkan jadi memiliki tujuan lain. Menyeringai tengil, Erkan memiliki rencana brilian di otaknya. Anggap saja sebagai pembalasan atas sikap Hans yang selalu saja mengganggu ketenangan dirinya. Apalagi, Hans sering kali membuat dirinya kesal hingga tak fokus bekerja.

Menegakkan badan, Erkan berjalan menuju si gadis ketika melihat Hans yang melangkah pergi. Dia dengan percaya diri duduk menggantikan Hans dan tersenyum kepada si gadis tersebut. "Hey, sendirian?" tanya Erkan.

Si gadis mengangkat alis menyadari kehadiran Erkan. "Hm? Aku bersama bang Hans, Bang." Gadis tersebut menjawab dengan jujur. Merasa aneh juga karena Erkan seperti tidak mengenali dirinya. Juga, setaunya.. Sikap Erkan tidak 'seperti' yang terakhir kali.

Dalam benak Erkan menggelengkan kepala pelan. Sejauh mana hubungan Hans dengan gadis ini hingga si gadis menyebut Hans Abang. Erkan menatap lamat gadis tersebut. Memandangnya dari atas hingga ke bawah, meneliti wajah cantik nyerempet keimut milik si gadis.

'Apakah Hans suka yang lebih muda?' Pikirnya dalam hati.

"Namamu siapa cantik?" Erkan bertanya genit dan mengulurkan tangan. Demi menganggu kencan Hans. Erkan akan melakukan apa saja.  Termasuk bertingkah tengil. Lihat saja, Erkan akan membeberkan hal memalukan tentang Hans hingga gadis tersebut ilfeel dan minta putus dari sepupunya itu.

Si gadis terkekeh kecil dan membalas uluran tangan Erkan. Dia memang sudah mendengar tentang perubahan yang terjadi pada pria dihadapannya. Tetapi dia tak menyangka akan sejauh ini. Lucu sekali pikirnya. "Namaku Seyra."

"Namanya cantik, seperti orangnya." Erkan menyugar rambut kebelakang. Tersenyum tipis hingga membuat kadar ketampanan seorang Bian Tirta menguar begitu saja. Terdengar sedikit bisik-bisik memuji Erkan.

Meskipun Erkan merasa tak asing dengan nama Seyra. Dia seperti mendengar nama itu disebutkan. Namun Erkan tidak ingat, kapan dia pernah mendengarnya.

"Bang Bian bisa aja." Seyra terkikik malu. Dia tak pernah dipuji seperti itu oleh sepupunya. Karena 'Bian' hanya berfokus pada Andra saja.

Ya.. Dia Seyra. Adik bungsu Hans dan Deon yah sedang menikmati liburan di negara J, sekaligus sepupu Bian. Erkan tidak mengetahui hal ini, lebih tepatnya.. Dia lupa jika yang menyebut nama Seyra adalah Deon.

Erkan menggaruk lehernya yang tak gatal. Dia baru saja sadar jika bukan hanya Hans, tetapi dia juga di panggil abang.  Apakah memang seperti itu ketika seorang gadis memanggil pria? Jujur saja dia tidak pernah berdekatan dengan gadis maupun wanita.

Tetapi dia tak pernah mendengar jika seorang perempuan akan memanggil lelaki abang. Ataukah dia yang kurang update? Atau bagaimana?

"Kenapa-"

"Loh Bian? Kau disini?" Hans datang dan menghampiri keduanya. Memotong perkataan yang akan di lontarkan Erkan. Sedikit terkejut karena bertemu dengan Erkan. Karena meja duduk yang Hans pesan memiliki dua kursi. Hans harus berdiri di samping Erkan, menumpu tubuh dengan lengan pada sandaran kursi yang diduduki Erkan.

"Bang Bian datang sejak kamu pergi bang. " Seyra menjawab pertanyaan Hans dengan senyuman.

"Hee.. Jadi kau ada disini sejak tadi?" Erkan harus menjawab apa? Padahal niatnya kan ingin menjahili Hans. Tetapi kenapa dia malah canggung sekarang.

"Iya, dia bertanya tentang namaku dan menyebut ku cantik. Bang Bian juga berkata jika namaku cantik seperti orangnya." Seyra mengadukan hal yang dilakukan oleh Erkan beberapa menit sebelumnya pada Hans.

Hans tidak bisa untuk tidak tertawa. Sedikit mengerti mengapa seorang Bian bertingkah demikian. "Hahahahaa aduh Bian, Bian. Tumben sekali kau memuji sepupu bungsumu? Biasanya kau hanya fokus pada Andra saja." Hans terpingkal-pingkal. Setelah berubah, sesuatu yang berhubungan dengan Erkan membuat perutnya seperti digelitik.

Erkan cengo di tempat. Apa tadi.. Sepupu bungsu? Siapa yang Hans maksud? Tentu saja bukan Hans karena pria itu merupakan anak sulung dari Javier dan Naura.

Hans sedikit berpikir.. "Yah.. Abang pikir kamu memang sedikit cantik Seyra. Sepertinya kau cocok dengan air dari negeri sakura itu."

Seyra sedikit mendengus mendengar penuturan Hans. "Sebelum kesana pun, aku memang cantik abang. Memang sejak kapan adikmu ini jelek?"

Hans mengangguk. "Ya, adikku memang yang paling cantik." Hans mendekati Seyra dan menepuk kepalaa gadis tersebut tiga kali.

Sementara Erkan mendadak Blank. Abang? Adik? Oh astaga.. Sekarang Erkan baru ingat. Jika Deon pernah mengungkit gadis bernama Seyra yang merupakan adiknya dan putri bungsu pasangan Javier - Naura.

Baru saja.. Dia bertingkah konyol didepan sepupunya. Erkan bahkan  menggoda dan bersikap genit. Erkan ingin menenggelamkan diri kedasar laut. Dia sudah mati-matian menahan malu karena ingin membalas Hans dengan menjelekkan dia di depan kekasihnya.

Tetapi kebenaran yang dia dapat sekarang bahwa gadis yang ia sangka kekasih Hans merupakan adik bungsu Hans sekaligus sepupunya, membuatnya malu setengah mati!!

Ya Tuhan!!

Mau di taruh dimana wajahnya!





To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak Angkat ( Stop ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang