17.

45 3 0
                                    

🔞🌚

Keduanya kini sudah tidak memakai sehelai benang, tubuhnya juga telah ditutupi oleh selimut.

Fajri tengah memasukkan tangannya ke dalam hole milik sang istri agar melonggar(🙊) zweitson menggigit bibir bawahnya, dan kedua tangannya meremat bahu fajri meninggalkan bekas luka disana. (ngga papa aji kuat jadi dia ngga ngerasain sakit)

"Eungh yah disana jih" fajri menemukan titik nikmat milik zweitson, lalu ia menambahkan tempo tangannya masuk lebih cepat. (maapin akuh🥲)

"Disana hm?" zweitson mengangguk pelan, karena begitu nikmatnya zweitson pun mencapai klimaksnya.

Fajri pun mengeluarkan jari miliknya, melihat bagaimana cairan itu keluar karena ulahnya. Fajri hanya tersenyum smirk, lalu menarik tangan zweitson agar duduk.

"Lanjut?"

"B-bentar" ucap zweitson sambil menghirup banyak udara.

Fajri menarik zweitson kedalam dekapannya, mengusap pelan punggung mungil tersebut "nanti kalo sakit bilang yah jangan ditahan" ucap fajri lalu diangguki oleh zweitson.

Zweitson melepaskan dekapan fajri lalu menatap wajah tamvan itu setelahnya ia melumat bibir fajri.

Sang empu membalasnya, fajri mengambil kesempatan itu untuk memasukkan miliknya. Sebelumnya ia mengurutnya terlebih dahulu lalu dengan perlahan memasukan miliknya kedalam hole zweitson.

Zweitson yang kaget pun menggigit bibir fajri hingga mengeluarkan darah, lalu ia melepaskan tautan itu dan menyembunyikan wajahnya dibahu fajri.

Tangannya meremat lengan fajri, fajri merasakan ada air yang menetes ke tubuhnya pasti itu air mata zweitson. Fajri mengusap pelan punggung itu dengan pelan agar zweitson sedikit melupakan rasa sakit itu.

Fajri kembali mencoba memasukan kembali miliknya karena tadi belum ada setengahnya. Zweitson menggelengkan kepalanya pelan, ia sangat merasakan sakit bahkan merasa ada cairan yang keluar dari hole miliknya.

"Hiks... Ngga mau aji sakit" rintih zweitson.

"Sstttt... Tenang ya, nanti sakitnya ilang kok" ucap fajri menenangkan sang istri.

Zweitson mengeratkan pelukannya terhadap fajri, ia terisak dengan pelan fajri menenangkannya dengan mengecup bahu milik zweitson.

Beberapa menit berlalu, zweitson mulai melupakan sakitnya. Fajri dengan perlahan menggerakan miliknya keluar masuk dari hole sang istri.

"Eungh... Aji pelan"

"Iya sayang ini udah pelan ko" fajri mengubah posisinya yang tadi memangku zweitson, kini ia merebahkan tubuh zweitson dan menindih nya.

Tangan yang satu ia gunakan untuk menggenggam tangan sang istri dan yang satu ia gunakan untuk menahan tubuhnya.

Seiring berjalan nya waktu, fajri pun menambah tenaganya untuk bergerak dengan cepat. Zweitson yang dibawah ingin mencapai pelepasannya, matanya sayu karena merasakan  kenikmatan (eummm 🌚) yaang fajri berikan.

Tangannya meremas sprai untuk menyalurkan rasa yang dirinya rasakan.

"Ahh... Aji aku mau sampai, eungh" desah zweitson, ia sudah frustasi dengan gerakan fajri. Ia ingin segera melepaskan cairan miliknya.

Cinta Kita - Jison || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang