19

46 4 0
                                    

Keduanya kini telah sampai dirumah, fajri mematikan mesin mobil lalu membuka pintu dan keluar. Ia berjalan kearah pintu samping untuk mengeluarkan zweitson, anak itu masih tertidur dengan sangat pulas.

Fajri yang tidak tega untuk membangunkannya pun memilih menggendong tubuh sang istri. Ia menutup pintu mobil lalu menguncinya biarkan barang barang mereka tertinggal didalam mobil yang penting ponsel keduanya sudah fajri ambil.

Fajri membuka pintu rumah setelah kebuka, fajri membawa sang istri kekamar yang berada di lantai dua.

Sesampainya dikamar fajri merebahkan tubuh zweitson dikasur, setelahnya ia menutupi tubuh zweitson dengan selimut.

Zweitson menggeliat pelan lalu merubah posisi tidurnya yang tadi terlentang menjadi  miring sambil memeluk guling. Fajri menepuk pelan pantat zweitson agar sang istri kembali tertidur dengan pulas.

Setelah merasa zweitson tertidur kembali fajri pun pergi kekamar mandi untuk membasuh tubuhnya dan tak lupa juga mengganti bajunya menjadi baju tidur.

"Hari ini kayanya capek banget ya" gumamnya sambil merenggangkan tubuhnya seluruh tulangnya berbunyi tanda ia sangat lelah.

Fajri membuka pakaiannya lalu memasukan pakaian kotor itu kedalam keranjang, setelahnya ia berjalan kearah bath up untuk mengisi air.

Beberapa menit kemudian....

Fajri telah selesai mandi, ia keluar dengan menggunakan handuk kimono nya. Ia berjalan kearah lemari untuk mengambil piyamanya, setelah itu memakai piyama tersebut.

"Aji" panggil zweitson, siapa lagi kalo bukan dia yang panggil? penghuni alam lain?

"Eh udah bangun, kenapa sayang? butuh apa hm?" tanya fajri, ia sudah selesai memakai pakaiannya lalu pergi kekamar mandi untuk meletakkan handuknya ketempat semula.

"Aku laper mau makan" ucapnya dengan lirih, efek bangun tidur maklumin.....

"Dirumah ngga ada apa apa, mau beli diluar aja? mau pesen online apa kita cari sendiri"

Fajri berjalan menghampiri zweitson lalu duduk di sampingnya, zweitson merentangkan kedua tangannya mau manja ke suaminya dia tuh. Fajri yang tau pun membawa zweitson kedalam pelukannya memainkan rambut zweitson yang sedikit berantakan karena tidur tadi.

"Online aja, soalnya aku mau sama kamu" ucap zweitson.

"Iya deh iya, mau makan apa?"

"Nasi goreng lauknya ayam goreng pedes tapi dikit aja, pake sayuran no banyak banyak beli satu aja tapi porsinya banyakin"

"Oke siap pangeran kecilku, aku akan memesankan apa yang anda inginkan" fajri mengambil ponselnya lalu memesankan apa yang zweitson bilang tadi.

"Udah ditunggu ya" zweitson mengangguk pelan.

Setelah memesankan makanan fajri meletakkan ponselnya ke nakas meja, lalu ia beralih ke zweitson yang berada di pelukan nya.

"Kita ngga mau cari art aja??" tanya fajri.

"Aku belum mau aji, toh lagi pula aku bisa kerjain semuanya sendirian kamu ngga usah repot repot cari art" ucap zweitson.

"Sayang.... Dengerin aku, kita harus tetep cari art. Aku ngga tega liat kamu harus bersih bersih sana sini, rumah kita juga ngga cuma satu lain aja. Jadi, kamu mau ya aku cari art"

"Tapi aji, aku nya masih ngga mau. Aku ngga papa aji kerjain sendiri, kamu ngga usah khawatir"

Fajri melepaskan pelukannya lalu tangannya beralih menangkup wajah sang istri agar menatap matanya. "Zweitson sayang, kalo kita cari art bisa sekalian temenin aku dirumah. Bisa bantuin kamu kerja, kalo aku ngga cari art akunya ngga tenang liat kamu sendiri dirumah. Aku juga ngga sepenuhnya kerja dirumah, aku juga harus ke kantor"

Zweitson mengerucutkan bibirnya, ia melepaskan tangan fajri yang berada di pipinya "no, aku ngga mau!"

"Alasannya kenapa? Kan kalo ada art bisa jadi temen ngobrol kamu"

"Kalo ada art ngga bisa bebas, mau apa apa tuh kayak gimana gitu"

"Owhhh ngga bebas ya kalo lagi main? Takut diliatin, eum.... Tau aku nih. Ngga bebas teriak ya?"

Zweitson membelalakan matanya, bisa bisanya mulut anak ini nyeplos seperti itu. Zweitson yang geram pun mencubit lengan fajri "ENGGA! jangan bikin aku kesel Fajri!"

"Adududuh yang sakit, main cubit aja" ucap fajri sambil melepas tangan zweitson.

"Kamu nyebelin, jangan bahas itu! Malu aku, udah minggir aku mau mandi" ucapnya lalu turun dari kasur.

Saat berjalan tangannya di tarik oleh fajri hingga membuat dirinya kembali terjatuh ke kasur dan duduk berhadapan dengan fajri. Mata keduanya bertemu, fajri menatapnya begitu dalam.

Zweitson terdiam membeku, ia juga tidak bisa apa apa karena tangan dan pinggangnya di pegang oleh fajri.

"Nurut sama aku ya, kita cari art"

"Engga.. Besok aja kapan kapan" ucap zweitson.

"Ko gitu sih, ayo dong sayang"

"Berisik nikah sono sama art, ribet amat"

"Lho yang ko gitu sih, aku cari cuma buat nemenin kamu"

"Ngga butuh"

"Sayang, ngga boleh ngomong gitu. Ya, kali ini aja aku maksa kekamu besok ngga lagi"

Zweitson hanya berdehem pelan, ia mengecup bibir fajri sebentar lalu berlari kearah kamar mandi.

Fajri diam membeku karena zweitson tiba tiba mengecup bibirnya "barusan apa yang terjadi? Udahlah lupain mending gue keluar nyari angin" gumamnya.

Fajri turun dri kasur lalu pergi keluar kamar untuk mencari angin sekalian menunggu pesanan zweitson.

_____________________________

Fajri tengah menemani zweitson makan sambil mengerjakan tugas dari kantor. Sesekali ia memerhatikan zweitson yang sedang menikmati makanan miliknya, setelahnya ia kembali fokus dengan laptopnya.

"Aji ngga mau makan? Makan dulu sini aku suapin" tawar zweitson, namun fajri menggelengkan kepalanya pelan.

Zweitson mengerucutkan bibirnya "ayo aji makan, nanti kamu sakit... kalo kamu sakit nanti kamu ngga bisa kerja"

"Aku masih kenyang zwei, udah itu makan aja"

"Aji bohong, orang dari tadi belum makan kok... ayo makan dulu kamu pasti laper, ya ya makan ya aku suapin"

"Yaudah yaudah aku makan"

"Okey, tutup dulu laptopnya ayo kita makan"

Fajri pun mematikan laptopnya lalu menutup laptop tersebut. Ia merubah duduknya menjadi menghadap kearah zweitson, zweitson dengan telaten menyuapi fajri.

Keduanya pun makan bersama dengan diisi candaan entah itu dari fajri ataupun dari zweitson..

TBC🐣

Collab with AngkasaRanggapermana
ada typo maapin yaa

Cinta Kita - Jison || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang