cw // family issues
"Park Jongseong! Kau tidur lagi dalam kelas? Cepat cuci muka!"
"Ah.. Shibal." Gumamnya tetapi masih bisa Heeseung dengar dari bangku kedua. Mereka satu barisan tempat duduk. Jay berada di bangku ke empat, paling belakang.
Yang dipanggil langsung saja pergi ke wastafel dan kembali lagi
Heeseung memerhatikan punggung itu berlalu lalang. Bingung sekali ada murid modelan seperti Jongseong aka Jay biar lebih akrab.
Dengar-dengar dulu ayahnya mantan gangster tetapi sudah meninggal. Dan Jay punya tatto ular di punggung, jika dia shirtless. Ibunya tak terdengar kabar.
Heeseung langsung fokus kembali ketika pikirannya mulai buyar. Mereka sekarang sedang belajar matematika materi limit fungsi.
***
Sepulang sekolah petang hari, Heeseung tidak langsung pulang. Dia main ke hutan belakang sekolah. Dirinya menemukan hidden gem kemarin. Sebuah gubuk lebih seperti rumah satu ruang masih terawat. Didalamnya ada ranjang di tingkat dua, kitchen set di lantai bawah ranjang dan toilet di luar rumah.
Heeseung langsung saja membuka buku. Lalu mengulang materi yang tadi dipelajari. Ini tempat yang nyaman. Pencahayaannya juga pas untuk belajar. Dia bingung. Tempat ini memang tidak ditinggali seseorang?
Kurang lebih setengah jam berlalu. Sampai ada suara pintu terbuka.
Ceklek...
"Eh?? Jay? Kamu ngapain?"
"Aku yang tanya kamu ngapain. Ini tempatku. Sudahlah aku mau tidur. Jangan berisik."
Masih kaget saat teman satu kelasnya datang. Malah Jay cepat melupakan amarahnya sesudah memancarkan aura death glare jika ini adalah sebuah komik.
Jay naik pada kasur putih di lantai dua dan membersihkannya terlebih dahulu. Sebelum berbaring memejamkan mata.
Mereka sama-sama diam tidak saling menganggu urusan masing-masing sampai setengah jam.
"Aku lapar. Heeseung kau nggak lapar? Belajar mulu." Celetuk Jay dari kasur tingkat itu.
"Iya, aku juga lapar." Jawab Heeseung berbalik melihat Jay.
"Sekarang tempat ini jadi milik kita berdua."
"Tidak tempat ini milikku!!!"
Jay tidak langsung menjawab. Sekalian Heeseung penasaran bagaimana lantai dua.
Duagh!
"Akh! Sakit.."
Jay sigap mengusap bagian kepala Heeseung yang sakit sebab deg rumah pas sekali diatas kepalanya, harusnya dia menunduk saja tadi.
Sempit sekali di atas sini hanya ranjang saja yang muat. Heeseung bahkan diatas tubuh Jay menatapnya memegangi sprei. Membuat posisi mereka agak ambigu.
"Kau pasti belum pernah naik ke sini ya. Cepatlah turun. Kau menghalangi."
Heeseung turun duluan, lalu ke dapur. Disusul Jay. Heeseung melihat Jay memasak ramyeon sebungkus untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acquire | hee-centric
Fanfictionsome chapters contain 🔞 ✍️ write when i'm free. don't expect too much one-shot/two shot..etc i hope u enjoy the story :> written in indonesian mix english.