[01] Pertemuan Tak Terduga

77 36 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap Jangan Plagiasi & Jangan Jadi Pembaca yang Pasif!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap Jangan Plagiasi & Jangan Jadi Pembaca yang Pasif!❤️

Jika kamu suka dengan cerita ini, tolong dukung dengan komen dan vote. Dukungan kecil dari kalian sangat berarti buatku dan bisa memberikan semangat lebih untukku terus menulis. Aku hanya ingin dihargai 🙏, sebagai gantinya aku akan menghargai kalian dengan tidak menggantungkan cerita ini.
Terima kasih! 😊

Aku duduk di kafe favoritku, memandang ke luar jendela sesekali menyeruput kopi yang kupesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku duduk di kafe favoritku, memandang ke luar jendela sesekali menyeruput kopi yang kupesan. Di tengah semua kegilaan itu, aku butuh waktu untuk berpikir tentang langkah selanjutnya yang harus aku pilih. Pesan misterius yang aku terima pagi itu masih terus menghantui pikiranku. Apa maksudnya? Mengapa aku?

Saat aku sedang tenggelam dalam pikiranku sendiri, seorang pelayan datang membawa pesan tertulis di atas secarik kertas. "Untukmu, to-tolong diambil," katanya sambil tersenyum, nada suaranya terdengar gugup. Dia berbicara dengan cepat, seolah-olah ingin menyelesaikan percakapan secepat mungkin.

Aku mengernyitkan dahi saat menerima kertas itu. "Terima kasih," jawabku dengan ragu. Siapa lagi yang ingin berkomunikasi denganku lewat cara yang begitu aneh?

Aku membuka kertas itu dengan hati-hati. "Temui aku di taman kota pukul tiga sore, jangan terlambat!" Tidak ada tanda tangan dan nama pengirim, hanya tertulis perintah yang jelas. Aku menghela napas panjang, menyadari bahwa ada sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.

Siang itu, tepatnya pukul 02: 15. Aku segera menyelesaikan kopiku dengan cepat dan bergegas menuju taman kota. Di perjalanan, aku bertemu seorang teman saat kuliah dulu. Namanya Serena Valentina Aurelia, dia tiba-tiba muncul dari balik semak-semak. Rambutnya yang cokelat bergelombang tampak berantakan, tetapi senyumnya tetap mempesona seperti biasanya.

"Aria! Apa kabar?" tanyanya dengan suara riang yang agak berlebihan.

"Serena? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku, setengah terkejut. Dia bukan tipe orang yang akan secara acak muncul di tempat yang sama denganku.

"Aku? Hanya kebetulan lewat," jawabnya dengan senyuman. "Bagaimana denganmu? Apa kau sedang dalam misi rahasia atau semacamnya?" Dia mengedipkan mata. Saat itu, aku sadar bahwa ada sesuatu yang sedang disembunyikannya.

Sebelum aku sempat menjawab, Serena menarik lenganku dan membawaku ke bangku taman yang sedikit tersembunyi. "Dengar Aria... ada sesuatu yang harus kukatakan, ini penting," katanya dengan nada serius yang tiba-tiba.

Aku mengangguk, mengikuti langkahnya. "Apa itu?"

Serena menarik napas dalam-dalam. "Ada organisasi rahasia yang mengejarku. Mereka berbahaya, aku butuh bantuanmu."

Mataku membelalak. "Organisasi rahasia? Kau bercanda kan?"

Dia menggeleng, tangannya meremas ujung bajunya dengan kuat sehingga kainnya berkerut. Jari-jarinya terus gemetar dan tidak bisa diam. "Tidak, aku serius. Mereka sudah mengawasiku sejak lama, aku tahu kamu punya keterampilan komputer yang hebat. Aku butuh bantuanmu untuk menghentikan mereka, tolong aku."

Sebelum aku sempat menjawab, suara berat datang dari belakang kami. "Serena, apa yang kau lakukan di sini?" Suara itu milik Rayden Manggala Harrington.

Aku membeku di tempat sebelum kembali berbicara. "Ray? Apa yang kau lakukan di sini?"

Dia menatapku dengan mata dingin. "Aria, ini tidak ada hubungannya denganmu. Pergi dari sini sebelum kau terlibat dalam sesuatu yang berbahaya."

Serena meraih lenganku dengan kuat. "Tidak, Aria. Kau harus membantuku! Mereka mengincarku dan aku tidak punya siapa-siapa lagi."

Aku menatap Rayden dengan tajam. "Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Jika Serena dalam bahaya, aku akan membantunya."

Rayden mendengus berat. "Baiklah, kalau itu pilihanmu. Tapi ingat, ini bukan permainan. Ini serius!"

Aku mengangguk. "Aku tahu. Dan aku siap untuk menghadapi apa pun yang datang."

Rayden menatapku lekat. "Kamu mau kemana?"

Aku diam sebentar kemudian mengalihkan pandanganku, "Ada yang ingin bertemu denganku."

"Jangan! Aku mohon kamu tidak perlu memperdulikan pesan yang kamu dapatkan dari orang tidak dikenal," kata Rayden dengan nada bicaranya yang tajam, nyaris seperti mendesis.

Aku terdiam sebentar, kemudian menatapnya dengan dingin. "Darimana kamu tahu?"

"Aku tidak bisa memberitahumu sekarang, tapi aku mohon jangan pedulikan pesan-pesan bodoh itu." Rayden berjalan pergi meninggalkanku yang kebingungan. Sebenarnya hari itu aku ingin ke taman karena penasaran dengan maksud surat aneh yang aku dapatkan dari kafe tadi, tapi entah kenapa jantungku berdetak kencang.

"Apa maksud dari Rayden?" gumamku.

Aku terdiam sebentar, aku sangat mengenali sifat Rayden. Mantan pacarku yang sudah lima tahun tidak pernah aku dengar kabarnya. Kami putus dengan cara yang tidak baik, banyak kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan dan banyak luka yang belum sembuh sepenuhnya. Tapi sejujurnya Rayden selalu melindungiku jika ada masalah, jadi pasti ada alasan kenapa dia tidak melarangku untuk datang ke taman kan?

"Aria, kamu benar-benar akan membantuku kan?" tanya Serena pelan.

Aku mengangguk dan tersenyum, tidak tahu harus merespons seperti apa. Ada perasaan campur aduk antara takut dan sedikit rasa ingin tahu.

Dengan hati yang bimbang, aku memeluk Serena dan berbisik, "Aku harus pergi sekarang, kita akan bertemu lagi kapan-kapan ya. Aku akan membantumu, tenang saja."

"Baiklah," kata Serena sambil tersenyum.

"Baiklah," kata Serena sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stay tune......❤️❤️❤️
Jangan lupa vote dan komen untuk menghargaiku dan agar aku semangat untuk menulis kelanjutan ceritanya 🤩

Teka Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang