happy reading.
.
START!Seseorang baru saja kembali dari pergi nya.
Ia masuk ke kamarnya yang sudah gelap itu dengan menenteng jaket di lengannya. Mencoba untuk tidak menciptakan kebisingan yang dapat mengganggu keheningan malam.
Sementara di ranjang sana, ada seseorang yang sudah menunggu kedatangannya, atensi nya teralihkan begitu saja ketika mendengar decit pintu yang tadinya ia fokus pada hp di genggamannya.
"Dah puas nebengin ceweknya?"
..."Dianter sampe rumah ga?"
...."Gimana rasanya abis di peluk dari belakang pas nyetir"
"Astaga, kagett, apasii" protes orang itu.
Kekasihnya itu sudah langsung mengomel saja padahal ia baru sampai rumah.
"Kamu abis nganter si Fiony lagi, hm?"
"Ga ada orang lagi selain aku, ga ada pilihan lain lagi selain nganter dia, kasian"
"Kan ada gojek, maxim, grab, ataupun taksi online lainnya, kenapa harus kamu?" sang kekasih menghampirinya dan mencercah dengan pertanyaan tersebut.
"Sekalian aja, yang, lagian kamu tau dari mana sih"
"Sekalian sekalian, tapi diulang terus, biasanya juga ngabarin, ko ini engga?"
"Babe, astaga" paniknya, saat kekasihnya itu memilih keluar dari kamar mereka.
Ia tak sempat mencekal lengan mungil itu karena tangannya penuh dengan barang bawaannya sendiri.
Chika memilih untuk meletakkan semua barangnya sembarangan, dan berjalan menyusul kemana Ara pergi.
Sampai ia menemukan Ara sedang duduk di sofa dengan mata yang terlihat fokus menonton tayangan di depannya.
"Sayangg, jangan gitu lahh, kamu kan tau dia sahabat akuu"
"Aku nya ga tega ninggalin dia sendirian, rumahnya jauh"
Chika meraih lengan Ara dan mengoyang-goyangkannya. Meminta pengertian yang bahkan ia tak tau sudah ke berapa kali.
"Iya, gapapa kok, sana lanjutin aja" ucap Ara, santai.
"Kenapa sih marah marah mulu, padahal kamu kan juga kenal baik sama dia"
"Sok tau, kata siapa aku deket sama dia" Ara masih tak mau menatap kekasihnya itu.
"Dia yang bilang begitu ke aku"
"Terus kamu percaya?"
"Ya ngapain juga dia boong"
"Salah. Pertanyaannya tuh kenapa dia bilang gitu ke kamu?? interaksi sama dia aja ga pernah"
"Emang iya?"
"Gatau deh, sana lah mandi, kamu bau banget tau ga,"
"Ish, jahat" Chika masih berusaha mendekati Ara.
"Sana ga??!" perintahnya.
Akhirnya, Chika pun pergi dari sana dengan menekuk mukanya.
Sedangkan, Ara kembali menonton televisi.
.
Sebenarnya, jika boleh jujur, Ara tak terlalu memperhatikan siaran tv di depannya itu.Setelah Chika pergi karena ia suruh, justru dirinya malah memikirkan berbagai macam hal di otaknya, saat ini.
Dengan tidak kembalinya kekasihnya itu ke tempat nya sekarang, ia menebak jika Chika memilih untuk tidur dan berhenti membujuknya.
Sudah dua minggu ini, ia selalu di tinggal bepergian oleh Chika.