what if they aren't a ship?

456 55 12
                                    

Happy reading.

.
START!

"Chik, udah mau pulang?"

Tanya seorang gadis bernama Ara pada manusia cantik di depannya itu yang sedang sangat fokus menatap hp nya. Saat ini, mereka sudah menyelesaikan kegiatan mereka, dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 10.30.

Biasanya, memang seperti inilah kegiatan mereka sehari-hari, sering kali punya jadwal yang sama, membuat mereka menjadi semakin dekat.

"Ntar, jemputan gue belum sampe, Ra"

Respon gadis yang ditanyai tadi, tanpa mengalihkan pandangannya dari hp. Ia selalu begitu, setiap selesai kegiatan, barang pertama yang ia cari ialah hp nya. Entahlah, mungkin karena ada hal penting ataupun sejenisnya.

"Yauda, gue pulang duluan kali ya," pamit nya.

Ara sudah membereskan semua barangnya, bahkan ia sudah siap untuk pulang. Ia mengenakan jaket dan juga topinya, di kedua tangannya juga sudah penuh oleh barang bawaan, seperti hp yang sedang di charge menggunakan powerbank di tangan kirinya, lalu sepatu dan juga baju gantinya yang berada di tangan kanannya. Di pundaknya pun juga ada tas lagi, tas pribadi berukuran sedang tersampir dengan rapi di bahu lebarnya.

"Ribet amat lo kayaknya, badan udah kecil begitu, bawa barangnya seabrek," ejeknya, iseng.

"Yauda si, mang napa"

Gadis itu lalu pergi meninggalkan Chika yang kembali fokus pada hpnya. Chika kembali mendongak, "Take care ya," kalimat itu terlontar saat Ara hampir menghilang dari pandangan nya.

Tak ada jawaban dari Ara, tapi ada Eli yang sepertinya juga akan ikut pulang. "Ntar gue sampein, aman aja, Chik" ucapnya menatap Chika saat akan menutup pintu ruangan itu.

Tempat tersebut sudah mulai sepi, hanya ada juniornya yang sedang berlatih untuk show minggu depan. Namun, Chika sudah biasa dengan keadaan seperti itu. Ia selalu pulang terakhir karena harus menunggu jemputan yang terkadang terjebak macet di jalan, yang menyebabkan ia pulang lebih larut.

"Eh, Chik, belum pulang?" tanya seseorang yang melewati tempat Chika duduk.

"Oh, ka Feni, belum kak, karena bang Kevin kayanya kejebak macet lagi dehh,"

"Ikut gue aja yuk, disana ada Shani, Gracia sama Anin juga, biar ada yang ngajak ngobrol aja gitu," ajak Feni.

"Ah, engga kak, aku disini aja, ga enak kalo gabung sama kalian, takut ga nyambung,"

"Ih, kok gitu sih, gapapa, ayo ikut aja, dari pada sendirian disini? si Ara juga udah pulang kan?"

Feni sangat hapal dengan interaksi juniornya itu, ia juga sudah lama memperhatikan kedekatan mereka, dan itu cukup membuat hatinya menghangat. Sebagai senior, pasti dirinya itu ingin semua juniornya akur satu sama lain, dengan begitu, suasana di tempat yang mereka sebut sebagai rumah kedua itu menjadi terasa nyaman dan menyenangkan.

"Hehe, iya kak, kayaknya bareng sama ka Eli, dia nya"

"Makanya, ayo kesana aja" ajaknya lagi.

Tiba-tiba ada dering telepon masuk dari hp Chika.

Feni yang melihat itu pun terdiam, menunggu Chika menyelesaikan urusannya agar ia bisa kembali ke teman-teman nya bersama dengan Chika juga.

Chika pun sudah mengakhiri panggilan itu dan tersenyum canggung. "Hehe, kak, maaf kayaknya ga bisa gabung kesana, ini barusan bang Kevin telepon, dia bilang dia udah sampe,"

Chika mengatakan itu secara jujur. Bukannya ia tak mau bergabung dengan seniornya yang lain.

"Ya syukurlah, lain kali aja kalo gitu, hati hati deh ya pulangnya, gue balik kesana dulu,"

chkr oneshoot collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang