Ken terbangun setelah hanya tertidur selama empat jam. Ia meregangkan tubuhnya yang pegal dan menghela napas panjang. Matanya tertuju pada ponsel yang tergeletak di samping bantal. Dengan tangan yang masih lelah, ia mengambil ponsel dan membaca pesan dari Niskala yang dikirimkan beberapa jam sebelumnya.
"Kalau kamu sudah bangun dan mau berangkat, jangan lupa beri kabar. Jangan terlalu memaksakan diri, ya," tulis Niskala. Senyuman kecil terukir di bibir Ken, merasa hatinya hangat oleh perhatian yang diberikan Niskala.
Ia membalas pesan itu dengan singkat, "Aku sudah bangun dan sedang bersiap-siap untuk berangkat. Terima kasih sudah menemaniku tadi malam."
Tidak butuh waktu lama, balasan dari Niskala datang, "Hati-hati di jalan, Ken. Semoga harimu menyenangkan dan semua berjalan lancar."
Pesan sederhana itu membuat Ken merasa tenang. Ia merasakan kekuatan dan ketenangan dalam setiap kata yang ditulis oleh Niskala. Dengan semangat baru, Ken mulai bersiap-siap. Ia mandi, berpakaian rapi, dan memastikan semua yang diperlukan sudah siap. Lukisan yang akan ia antarkan sudah dibungkus dengan hati-hati.
Sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, pikiran Ken terus melayang ke Niskala. Ada sesuatu yang ia rasakan berbeda dalam pertemuan mereka. Sebuah rasa nyaman yang jarang ia temui. Ia memikirkan cara untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Niskala.
"Mungkin aku bisa mengajaknya ke tempat favoritku," gumam Ken pada dirinya sendiri.
Di malam hari, setelah menempuh perjalanan enam jam pulang pergi, Ken akhirnya tiba di rumah. Kelelahan mendera, tapi ada semangat yang tidak bisa ia abaikan. Ia segera duduk di sofa, mengusap wajahnya yang lelah sebelum meraih ponsel. Dengan cepat, ia menelpon Niskala.
"Ken, apa kabar?" suara Niskala terdengar riang di ujung telepon.
"Hei, Niskala. Aku baik. Baru saja sampai rumah setelah perjalanan panjang," jawab Ken sambil tersenyum. "Aku punya rencana untuk besok. Bagaimana kalau kita pergi ke sebuah cafe yang sangat istimewa?"
"Oh? cafe apa itu?" tanya Niskala penasaran.
"Namanya 'Cafe CatMe'. Ini bukan cafe biasa. Di dalamnya ada banyak sekali kucing berbagai jenis yang bisa kita ajak bermain," jelas Ken dengan antusias.
Mendengar itu, tawa ringan keluar dari mulut Niskala. "Serius? Itu terdengar menyenangkan! Aku setuju. Aku memang butuh suasana baru setelah seharian bekerja."
"Bagus. Aku akan menjemputmu sepulang kerja, jadi kita bisa langsung ke sana," kata Ken, merasa senang mendengar respon positif dari Niskala.
"Oke, aku tunggu jemputanmu besok, aku akan mengirimkan alamat tempatku bekerja. Sampai jumpa esok Ken!" balas Niskala dengan suara yang penuh kegembiraan.
Telepon berakhir, dan Ken merasa hatinya lebih ringan. Begitu juga dengan Niskala, yang kini berbaring di tempat tidurnya dengan senyum lebar menghiasi wajahnya. Mereka berdua sama-sama tidak sabar menunggu hari esok tiba. Bagi Niskala, hari esok menjanjikan petualangan baru, sementara bagi Ken, ini adalah langkah kecil untuk semakin dekat dengan gadis yang telah mengisi pikiran dan hatinya belakangan ini.
***
Keesokan harinya, ketika matahari belum sepenuhnya tenggelam di ufuk barat, Ken tiba di depan cafe tempat Niskala bekerja. Ia menunggu dengan sabar, menikmati sejuknya sore yang dipenuhi dengan aroma kopi dan suara percakapan hangat dari para pelanggan sore itu. Ken berdiri di dekat motornya, sesekali mengecek ponselnya dan menatap jalanan yang mulai lengang.
Tak lama kemudian, Niskala keluar dari cafe dengan senyum lebar di wajahnya, tampak segar walau seharian telah bekerja. Terlihat rambut sebahunya yang dikuncir setengah lalu sebuah kamera kecil yang masih menggantung di leher dan juga tas jinjing berwarna hitam yang menambahkan kesan 'independent woman' di diri Niskala. Ken melambai dan menyapa dengan hangat, "Hai, Niskala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors Of Healing [END]
RomanceDua jiwa yang terluka oleh masa lalu mereka. Niskala, yang tumbuh tanpa kasih sayang dari cinta pertamanya. Serta Ken, yang hidup dalam kesepian, bertemu di bawah senja yang indah. Bisakah mereka, yang selalu terjebak dalam kegelapan masa lalu, men...