13

165 31 41
                                    

Kabar bahwa Aiden dan Amelia berpacaran, menyebar dengan cepat. Berita itu menjadi gosip terpanas di kampus mereka selama seminggu belakangan. Mau tidak mau, Amelia harus dapat membiasakan diri dengan perhatian yang kini tertuju kepada dirinya. Apalagi, bila dia sedang bersama Aiden. Pria itu pasti selalu menyentuhnya bila mereka sedang bersama, tidak peduli meski sedang berada di depan publik. Terkadang Aiden merangkul bahunya, atau melingkarkan lengan ke sekeliling pinggangnya. Dan kalau sifat jahil pria itu sedang muncul, Aiden tidak akan segan-segan menciumnya hanya untuk melihat wajah Amelia yang merona. Pria itu akan tertawa setelahnya, kemudian mendaratkan ciuman lagi dengan alasan bahwa Amelia membuatnya gemas.

Tapi alasan Aiden berada di kamar asramanya siang ini, jelas bukan karena dia menganggap gadis itu menggemaskan. Amelia tersudut di tempat tidur, terjebak antara sandaran kepala serta tubuh Aiden yang mengurungnya. Wajah pria itu berada di lehernya. Hidung Aiden menggesek serta menghirup aromanya, sementara bibirnya memberikan ciuman-ciuman tanpa henti sambil sesekali menjilat, meninggalkan jejak basah di sepanjang garis lehernya.

"Aiden!" Amelia berseru dengan napas memburu saat Aiden terus menciumi lehernya dengan rakus, lalu menggigitnya lembut.

"You smell so nice...and taste so good. God, I want to eat you."

Pria itu tidak menghentikan cumbuannya, bahkan menjadi semakin berani. Tangan Aiden menelusup ke dalam T-Shirt Amelia, bergerak membelai perutnya hingga Amelia bergidik. T-Shirt-nya terangkat sedikit demi sedikit, ketika belaian Aiden bergerak makin ke atas, menuju dadanya. Pria itu meremas lembut, mengundang erangan dari bibir Amelia. Mulut Aiden mencari mulutnya, kemudian membawanya dalam ciuman panas dan dalam begitu menemukannya. Jari-jari pria itu bermain-main dengan tepian renda bra-nya, kemudian menyelip ke balik...

"Oh my goodness! At least lock the door!" seruan Destiny menghilangkan hasrat Amelia dalam sekejap. Dia membelalakkan mata terkejut, lalu segera mendorong Aiden menjauh sambil memekik.

"Astaga, Dee!" Amelia merapikan pakaiannya yang berantakan, merasakan wajahnya memanas. "Kupikir...kau berakhir pekan di tempat Caleb," gadis itu menyebut nama pacar Destiny yang setingkat di atas mereka.

"Tadinya. Sebelum aku merasa tidak enak karena harus meninggalkanmu sendirian selama dua hari ke depan. Tapi tampaknya...aku tidak perlu khawatir. You already have company." Destiny tidak dapat menyembunyikan seringai di wajahnya ketika Amelia hanya dapat menghindari tatapannya dengan gugup. Sementara Aiden yang saat ini berstatus sebagai kekasih Amelia, bersikap santai seakan mereka tidak baru saja tertangkap basah sedang bermesraan.

"Hai, kau pasti Destiny. Amelia sering bercerita tentang dirimu. Aku Aiden McAllister, pacar Amelia." Pria itu duduk sambil menyisirkan tangan ke rambutnya yang acak-acakan, karena ulah tangan Amelia. Dan seperti biasa, dia tidak pernah lupa untuk menyertakan embel-embel sebagai kekasih Amelia di setiap perkenalan dirinya, membuat wajah gadis itu makin memerah karena hal tersebut. Aiden tidak perlu mengumumkan pada seluruh dunia kalau mereka berpacaran, sikap pria itu sudah menunjukkannya dengan sangat jelas.

"Ya. Aku tahu siapa dirimu. Kita pernah bertemu."

"Oh ya?"

Destiny melempar pandangan ke langit-langit saat dahi Aiden berkerut penuh tanya. "Di kafetaria. Kau pasti terlalu sibuk dengan Amelia hingga tidak menyadari keberadaanku."

Aiden menyeringai lebar, lalu mengalihkan pandangan pada Amelia. "Aku menyukai temanmu."

Amelia mendelik. Bagaimana Aiden bisa begitu santai seakan tidak ada apa pun yang terjadi? Sedikit lagi, Destiny bisa saja memergoki mereka sedang bercinta.

"Apa kau tidak punya rasa malu?" ketus Amelia saat Aiden masih duduk dengan santai di atas tempat tidurnya. Bahkan pria itu mulai merebahkan diri dan meletakkan kepala pada pangkuan Amelia, yang segera gadis itu singkirkan hingga memunculkan protes dari bibir Aiden.

Accidentally in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang