Chapter 02

2.2K 15 0
                                    

Vote&komen. terimakasih.

°°°

Pagi yang cerah hanya diimpikan oleh seorang gadis yang menatap kearah langit dengan muka yang ditekuk.Pagi ini harusnya cerah karna hari ini adalah awal Anira masuk SMA ia harus tampil yang terbaik untuk memancarkan kecantikannya.Jangan heran dengan kepercayaan tinggi seorang Anira,gadis itu memang irit bicara dan selalu menampilkan wajah ketusnya tetapi sekalinya ia berbicara dan tersenyum banyak lelaki dan perempuan yang terpesona. Memang pesona keluarga Smith tidak bisa dikalahkan.

Anira hanya menghela napasnya,ia kembali masuk setelah menatap langit mendung diatas.Ia melangkahkan kakinya kearah lift setelah menyiapkan semua keperluan sekolahnya.Sebenarnya Anira sudah memasuki sekolah yang berbeda dari kedua abang kembarnya,tetapi dua abangnya itu dengan posesif meminta sang papa untuk memindahkannya.Menyebalkan sekali.

Dengan langkah angkuhnya Anira berjalan menuju meja makan,disana sudah ada orang tuanya dan si kembar.

"Sini cantik sarapan,kamu jangan lupa bawa jaket sama obat flu,jaga-jaga takut kamu flu." perintah sang mama-Serina Smith.

"Iya mah,aku udah siapin semua."

"Satu mobil sama abang ra!" ujar sang kakak - Aska Smith. Aska yang lahir terlebih dahulu sebelum Asta Smith.Jadi Aska anak pertama keluarga Smith.

"Iya curut."ketus Anira sambil melirik sinis kearah Aska yang terkekeh melihat wajah ketus sang adik.

Kesal yang masih ditertawakan Anira menoleh kearah Asta untuk membelanya,Asta paham dengan tatapan sang adik lalu melirik tajam kearah kembarannya. Asta dan Anira memiliki sifat yang hampir sama.Selesai sarapan mereka bertiga berangkat sekolah bersama.

***

"Lepas ih,gue mau masuk kelas ska.Lo kenapa sih halangin gue mulu?" sinis Anira.

"Iyain dulu omongan gue ra,jangan pernah berurusan sama Langit apa lagi sama gengnya yang lain." jawab Aska dengan muka seriusnya ,sangat jarang muka tengilnya berubah serius.

"Langit bukannya temen lo?berarti gue gak boleh deket lo dong?"

"Ck,beda bego.Pokoknya jangan deketin tuh curut!" setelah mengatakan itu Aska menoyor pelan kening sang adik.

"Bangsat jangan main pala anjir." Anira mengusap keningnya,dan ia mengaduh kesakitan setelah menerima sentilan dibibirnya dan pelakunya adalah Asta.

"Apa?"tanya Asta. "Ngomong kasar lagi gue bilang papa." Ancam Asta.

Memang ancaman Asta hanya mengadu kepada papanya,tetapi mengadu Asta sangat berbeda dengan kebanyakan abang diluar sana,aduan Asta akan berakhir buruk di masa SMA nya sekarang ini yaitu mengirim bodygard kesekolahnya.Sungguh Anira tidak ingin merasakan itu lagi.

"Kembaran lo duluan yang main pala."

"Yaudah sana masuk dengerin apa kata Aska,Langit emang harus lo jauhin." ujar Asta sambil mengusap kening Anira.

Dengan kesal Anira membuka pintu mobil, sebelum menutupnya ia melirik kedua abangnya lalu memberikan tatapan sinisnya. "Kalo disuruh jauhin,kenapa lo berdua gak ngejauh babi." sinis Anira lalu membanting pintu mobil.

Kedua lelaki yang wajahnya tidak mirip padahal mereka kembar hanya saling menatap dan menghembuskan napas secara berbarengan.


Anira menggerutu kesal dengan kedua abangnya,ia berjalan dengan wajah ditekuk tidak peduli dengan tatapan kagum disekitarnya,ia hanya kesal dengan apa yang dilakukan abangnya itu.

"Ck,dia nyuruh gue jauhin temennya tapi dia sendiri masih temenan gila emang.Lagian siapa juga yang mau deketin Langit itu." gumam Anira dia tidak sadar saat menyebut nama Langit suaranya agak mengencang dan itu sukses membuat seseorang yang berjalan beriringan dengannya berhenti. Lelaki itu berbalik menghadap perempuan yang berjalan dengan menghentakkan kakinya dan menggerutu.

"Dia siapa?ngapain nyebut nama gue?"

***

Dilain tempat,tepatnya di sekolah SMA Onestar terdapat lelaki yang sudah uring-uringan sedari pagi ia memikirkan kejadian yang tiba-tiba ini.

"Woi Sagara,kesambet dimana lo?tumben banget ngereog gitu?" tanya Gavin,dia sudah jengah menghadapi tingkah temannya itu setelah mendengar Anira teman sekelasnya pindah Sagara mulai uring-uringan sendiri. Kesambet setan mana dah tu bocah. batin Gavin.

"Sekolah mana?" tanya Sagara.

"Hah?"

"Sekolahan mana anjing si Anira pindah?" kesal Sagara.

"Kata yang lain sih SMA Bangsa." jawab Gavin yang sudah mengerti pertanyaan Sagara.

"Bangsat gue udah minta bokap pindah deket rumahnya dan minta satu kelas malah pindah." gumam Sagara hanya dia yang bisa mendengar.

"Lo ngomong apaan gar?" tanya Gavin.

"Ikut gue pindah ke SMA Bangsa!"

"Enak aja gue udah nyaman disini ya,lagian kita baru sebulan sekolah disini ege."

"Gue yang urus sekolah lo,tinggal ikut aja."

Dengan pasrah Gavin menganggukkan kepalanya.Berteman dengan Sagara semenjak SMP sudah membuatnya hafal dengan kepribadian cowok tersebut,sekali menginginkan sesuatu ia harus mendapatkan.

Terlihat Sagara sibuk dengan ponselnya menghubungi Asisten pribadinya untuk mengurus kepindahannya dan Gavin.Setelah selesai Sagara memandangi bangku yang biasa diduduki oleh gadis cantik pujaannya,ia menyeringai setelah memikirkan rencana kedepannya.

"Lo gak akan bisa jauh dari gue An,gue akan ikutin lo kemanapun itu.Tunggu gue."

°°°

Sagara's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang