Chapter 04

1.6K 14 0
                                    

Vote&komen. terimakasih.

°°°

Saat ini Anira duduk dimejanya,ia sedang menunggu Alea yang masih belum kembali kekelasnya,dan saat ini kelasnya sedang jamkos jika tidak Alea pasti terkena hukaman.Ia harus mengajari gadis polos yang sialnya temannya itu untuk tidak terlalu menurut kepada cowok brengsek itu,bisa-bisanya Alea yang polos diajarkan yang emut-emut,Anira harus mengajari Alea agar temannya itu tidak hamil.

Setelah mendengar cerita Alea,bahwa ia pernah melakukan yang itu-itu tetapi tidak melepas celana,aish Anira tidak bisa membayangkan kenapa teman polosnya itu harus mendapat cowok mesum dan brengsek itu.

Tidak ingin pusing ia menaruh kepala dimejanya,Anira hanya perlu tidur sebentar lalu bangun.

Sagara yang baru masuk kekelas melihat Anira tidur dengan menghadap tembok hanya tersenyum tipis,ia tidak perlu repot memindahkan kepala gadis itu untuk menghadap tembok,karna Anira jika tertidur wajahnya berkali lipat lebih cantik.

Sagara memperhatikan ketua kelas yang sedang membagikan kelompok tugas sejarah,ia hanya santai karna ia tau akan satu kelompok dengan Anira,siapa lagi jika bukan Sagara yang menyuruh sang guru.

Bell pulang berbunyi cukup lama Anira tertidur,sebenarnya jamkos hanya dijam sejarah saja,setelahnya tidak ada lagi jamkos tetapi Anira tidak dibangunkan atas perintah Sagara,guru dan teman sekelasnya hanya menurut.

Anira menggeliat kecil,ia mengaduh kesakitan karna tangannya tidak bisa digerakan kakinya pun kesemutan,ia mengedarkan matanya dan bertanya-tanya mengapa kelasnya sudah sepi?ia lalu membuka ponsel disampingnya ia membelalakan matanya terkejut dengan nyawa yang belum terkumpul Anira lalu berdiri ia lupa jika kakinya sedang kesemutan alhasil ia terjatuh.

Sagara yang memperhatikan sejak tadi tidak mencoba untuk memberi tau,ia hanya menatap gemas gadis didepannya,tetapi itu tak berlangsung lama karna Anira tiba-tiba berdiri lalu terjatuh,tak sempat Sagara menolong lalu ia berdiri mengahmpiri Anira yang mengaduh kesakitan.

"Apanya yang sakit?" tanya Sagara lembut.

Mendengar suara lembut Anira segera menengok kesamping ia terkejut,melihat lelaki yang sempat dituduh oleh abangnya bahwa dia menyukainya.Dengan refleks Anira memundurkan kepalanya saat Sagara memajukan wajahnya.

"Mata lo merah,tangan lo juga merah dan pasti kaki lo juga kesemutan ya?" Anira menganggukan kepalanya setelah mendengar pertanyaan Sagara.

Tiba-tiba Sagara menggendong Anira ala bridal lalu mendudukkan Anira dimeja bangku gadis tersebut.Anira terkejut menerima perlakuan itu dengan refleks ia memegang bahu Saga dengan tangan kanannya.

Sagara memperhatikan wajah didepannya dengan intens,ia dengan tidak sadar membelai wajah itu,mengusap pelan pipi Anira yang memerah,Anira masih dengan keterkejutannya ia tidak menepis tangan Sagara.

Sagara yang tidak melihat perlawanan gadis didepannya tersenyum kecil,lalu ia memajukan wajahnya meniup mata gadis itu.

"Besok kalo ngantuk ke UKS," perintah Sagara.

Seolah baru saja terbangun Anira mendorong wajah sagara dengan tangannya,lalu menatap sinis kearah Sagara.

"Ngapain lo gendong-gendong gue?lagian ini kenapa gak ada yang bangunin gue sih,Alea kemana lagi." geram Anira lalu turun dari meja.

Anira merapihkan peralatan sekolahnya baru ingin keluar dari kelas tangannya dicekal dengan sedikit kencang,ia tau siapa pelakunya tetapi mengapa cowok itu berani memegang tangannya,dengan cepat ia berbalik menatap Sagara yang lebih tinggi darinya.

"Lepas anjing,"

Sagara yang mendengar Anira berkata kasar mengeratkan cekalannya ditangan Anira,ia tidak perduli tangan Anira akan memerah ia hanya kesal mendengar umpatan gadis didepannya itu.Ia sudah mati-matian menahan untuk tidak melumat bibir ranum itu.

"S-sakit.." lirih Anira,ia tidak terbiasa menerima kekerasan ,keluarganya selalu menyayangi Anira.

Melihat wajah kesakitan Anira dengan cepat Sagara melepaskan cekalannya ia mengusap pelan pergelangan tangan Anira yang sudah memerah.

"Maafin gue,tadinya gue mau kasih tau lo kalo kita sekelompok buat bikin tugas sejarah,tugasnya dikumpulin hari senin tapi lo malah ngumpatin gue." ucap Sagara dengan mimik bersalahnya.

"Ya lo jangan asal pegang tangan gue,gue gak terbiasa disentuh lawan jenis."

"Iya maaf nggak lagi gue pegang lo tanpa seizin lo." tapi gue pegang diem-diem.Lanjut Sagara dalam hati.

"Hm...gue juga minta maaf udah ngomong kasar,mau kerkom kapan?satu kelompok berapa orang?" tanya Anira dengan muka gemasnya itu menurut Sagara.

Sagara sejak tadi tidak fokus dengan ucapan Anira ia hanya fokus ke satu titik yaitu bibir merah cery didepannya,ia ingin memakan bibir itu lalu melumatnya dengan kasar memasukkan lidahnya kedalam bibir kecil itu, lalu ia membayangkan juniornya akan muat tidak didalam bibir kecil Anira itu.

"Sagara? eh nama lo Sagara kan?"

"Ah iya,nama gue Sagara kenapa?"

"Lo gak dengerin omongan gue?" tanya Anira dengan mata memicing.

"Bisa ulangin?gue gak fokus tadi maaf." sial ia harus menahan keinganannya itu ,ia akan mencoba bibir itu secepatnya.

"Satu kelompok berapa orang?trus mau kerkom kapan?" sabar Anira.

"Satu kelompok berdua doang,kalo boleh dirumah gue aja mau?besok gimana?"

"Rumah lo satu komplek sama gue?"

"Hm,tadi abang lo udah bahas itu kan?gimana mau gak?"

"Gue coba izin ke bokap gue deh,kalo gak boleh kita ke caffe aja buat kerkomnya."

"Nanti gue bantu izin sama keluarga lo." ujar Sagara menenangkan.

Setelah pembicaraan kecil itu mereka berdua kelyar dari kelas menuju parkiran,Sagara sempat menawarkan tumpangan tetapi ditolak dengan halus,Anira tidak diperbolehkan pulang dengan orang asing,keluarganya harus tahu menahu siapa saja yang berinteraksi dengan Anira.

Sagara memandang mobil didepannya dengan menyeringai seram,ia sudah berteman dengan Anira tinggal sedikit lagi ia bisa mendapatkan Anira seutuhnya.

Besok gue harus cobain bibir lo An.

°°°

Sagara's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang