Chapter 05

1.7K 19 0
                                    

Vote&komen. terimakasih.

°°°

Malam tiba Anira ingin meminta izin kepada sang papa untuk mengerjakan tugas kelompok dirumah Sagara,ia memang belum tau dimana letak rumah Sagara ia hanya tau bahwa Sagara satu komplek dengannya.

Anira mengetuk pintu ruang kerja sang papa,lalu membuka pintu didepannya, bisa Anira lihat didalam sana ada papa dan Asta,Kakaknya itu memang lebih rajin dibanding dengan Aska ,Asta selalu ingin tau soal bisnis berbeda dengan Aska yang tidak minat dengan bisnis.

Asta menatap penuh tanya mengapa adiknya memasuki ruang kerja papanya?biasanya jika memasuki ruangan ini adiknya itu ingin meminta sesuatu,enggan menanya Asta hanya memperhatikan wajah adiknya seolah mencari jawaban di wajah sang adik.

"Kenapa princess?mau minta apa?" tanya Elio.

"Aku mau minta izin sama papa,"

"Izin apa?" yang bertanya bukan sang papa tetapi Asta.

"Buat kerkom dirumah Sagara,tugasnya buat hari senin pa.."

"Nggak!" jawab Asta cepat dan dingin.

Elio yang melihat wajah dingin anaknya mengerutkan dahinya,mengapa Asta tidak terlihat senang?

"Kenapa gak boleh?" tanya Elio dengan serius.

Asta menatap papahnya dengan wajah seriusnya. "Asta cuman gak suka sama cowok itu pah"

"Namanya siapa princess?" tanya Elio wajahnya sudah berubah lembut menatap wajah anak bungsunya .

"Sagara Nabastala Argantara."

"Ohhh Argantara...tidak apa,papah kenal dengan keluarga Argantara,tidak perlu khawatir Asta mereka keluarga yang baik." ujar Elio menenangkan.

Asta hanya menghela napasnya kasar lalu bangkit meninggalkan ruangan sang papa.

"Kapan kerkomnya princess?"

"Besok pah,boleh?" tanya Anira dengan wajah tidak yakin.

"Boleh,besok suruh anaknya kesini buat minta izin,"

"Iya pah,aku ke kamar dulu."

Anira membuka ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada Sagara untuk menjemputnya dirumah,mereka sempat bertukar nomor ponsel,licik memang tidak perlu meminta Sagara pun sudah memiliki nomor Anira hanya saja ia tidak mungkin tiba-tiba mengirim pesan kepada Anira bukan?Sagara hanya tidak ingin Anira tau bahwa ia menguntit Anira.

Sagara memandangi pesan di layar ponselnya,tangannya gatal ingin membalas tetapi ia harus terlihat cuek agar Anira tidak curiga.Sudah 20 menit berlalu ia lalu mengetik balasan.

Anda.

Iya gue besok kesana agak siangan tapi.


Sagara menyeringai jahat ia berjalan kearah dapur lalu mengeluarkan alkohol,minuman itu ia harus memberikannya kepada Anira untuk mempelancar aksinya,Sagara hanya ingin Anira menjadi miliknya dan ini adalah salah satu cara untuk memiliki Anira.Cukup buruk memang untuk Anira tetapi tidak untuk Sagara.

***

Anira menuju pintu rumahnya sudah jam 2 siang,ia yakin pasti itu adalah Sagara.Anira membuka lalu menyuruh Sagara masuk untuk meminta izin ,seharusnya Sagara meminta izin ke papahnya tetapi papahnya siang ini ada meeting alhasil Sagara meminta izin ke mamah dan dua curut kembar itu.

"Sagara ya?pasti mau minta izin buat kerja kelompok kan?"

"Hehhe iya tante,aku mau minta izin ajak anaknya kerkom dirumah, dirumah aku emang gak ada orangtua tapi ada bibi kok jadi gak berdua doang." Sagara tidak berbohon memang dirumahnya ada bibi yang merawat rumahnya tetapi tidak selalu berkeliaran didalam rumah,bibinya itu keluar jika dibutuhkan.

"Yaudah jangan aneh-aneh ya.." peringat sang mamah.

"Iya mah,kerkom doang kok curut dua kemana mah?"

"Hust,curut-curut dia abang kamu ra,mereka berdua keluar katanya ada urusan sama temennya."

"Yaudah aku keluar dulu dadah mamah."

Sagara dan Anira melangkah keluar ,mereka berdua tidak banyak bicara,Anira fokus melihat jalan dan Sagara fokus memperhatikan wajah cantik disebelahnya.

Hanya berjarak 2 rumah tidak terlalu dekat dengan rumah Anira. Anira memandang rumah yang sama besarnya dengan rumahnya,ia baru ingat rumah ini dan rumahnya yang memiliki lantai 4.

Sagara menyuruh Anira memasuki rumahnya,lalu mendudukkan Anira diruang tengah, Sagara memanggil bibinya untuk membuatkan minum untuk keduanya lalu setelah itu ia masuk kembali kekamarnya bibi itu sudah diperintahkan untuk tidak keluar kamar sebelum Sagara menyuruh.

Anira mengeluarkan laptopnya tugas sejarah ini memang menyuruh untuk membuat PPT ,baru setengah mengerjakan tugas itu Sagara sudah menawari untuk berkeliling rumahnya. Untuk menghilangkan bosan Anira mengiyakan ajakan itu tanpa rasa curiga,Anira berkeliling sambil membawa gelas minumannya itu juga atas dasar suruhan Sagara agar tidak kehausan.

Saat ini Anira berada dibalkon kamar Sagara sambil melihat pemandangan didepan,ia juga bisa melihat balkon kamarnya dengan jelaa dari balkon Sagara, sesekali Anira meminum minumannya Sagara yang melihat itu dengan cepat menghampiri Anira yang sudah sempoyongan.

Sagara mengambil alih gelas ditangan Anira ia taruh gelas itu dimeja balkonnya.Sagara memegang pinggang Anira dan mengelusnya sensual,Anira ingin menghindar tetapi ia tidak punya tenaga.

Sagara memeluk Anira dari belakang menaruh dagunya dipundak terbuka Anira.Saat ini Anira memakai dress yang mempertontonkan pundaknya,Sagara mengecup basah pundak Anira lalu beralih kearah leher.Wangi manis Anira memabukkan Sagara, ia tidak membayangkan bisa melakukan ini.

Sadar Anira sudah lemah Sagara membawa Anira untuk duduk disofa kamarnya,ia dudukkan Anira diatas pangkuannya menghadapkan wajahnya kehadapannya,posisi Anira mengapit paha Sagara dengan membuka pahanya,dressnya tersingkap memperlihatkan paha putih Anira,Sagara menaruh tangannya diatas paha itu lalu mengelus sensual.

Pandangan Sagara beralih kewajah sayu Anira yang sudah setengah tidak sadar sepertinya Anira menahan untuk tidak memejamkan matanya tetapi Sagara tidak perduli itu.Ia mendekatkan wajahnya kedepan menarik dagu Anira sedikit lalu tanpa aba-aba Sagara melumat bibir ranum Anira.

Ia sudah lama mendabakan bibir kecil ini,ia selalu menahan untuk tidak melumatnya.

Sagara terus menghisap bibir kecil Anira atas bawah,walaupun tidak dapat balasan ia masih meneruskan aksi itu,puas dengan bibir Anira Sagara melepas lumatan itu lalu memandang bibir Anira yang sudah membengkak ia usap bibir itu.

Tidak puas Sagara berulang kali melakukan itu sampai sore hari,ia berhenti karna Anira sudah menggeliat.

"Shit harusnya gue kasih dosis yang tinggi biar lama sadarnya." umpat Sagara.

Sagara membawa tubuh Anira ke kasur king size nya,lalu menyelimuti tubuh itu.Sagara mengelus bibir yang sudah membengkak itu.

"Ini bibir cuman milik gue gak ada yang boleh sentuh selain gue.." ucap Sagara penuh keposesifan.

Sagara melihat jepit rambut dikepala Anira lalu membukanya perlahan,jepit rambut ini akan menjadi alasan Aniranya untuk kerumahnya.

°°°

Sagara's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang