positif

2.7K 125 9
                                        

Hari ini Pavel berinisiatif untuk pergi membawa bekal makan siang ke kantor Pooh

Namun selalu berakhir dengan dirinya yang harus berantakan karena hormonnya yang kian melunjak bahkan hanya melihat lengan Pooh Yang terkekpos ketika bajunya dia gulung.

"Ahhh~"

Pavel mendesah panjang saat sampai di pelepasannya.

Dia memeluk suaminya saat dirasa tubuhnya mulai lemah setelah mendapatkan klimaksnya.

Posisinya saat ini dia duduk di pangkuan suaminya yang masih duduk di kursi kerjanya.

Selalu setiap Pavel datang , Pooh akan mengunci pintu dan mengisyaratkan kepada sekretaris nya untuk tidak menggangu mereka selama satu jam.

Pavel mencium lembut bibir suaminya yang tersenyum menatapnya.

"Phi... Sejak kita menikah, kau bahkan selalu memintanya dimanapun, apa kau tidak lelah?"
Tanya Pooh

"Hm.. tentu saja lelah tapi aku selalu merasa bahagia setelah melakukan nya"

"Jika kita sering melakukan ini, tin mungkin akan segera mendapatkan adik"

"Yah biarkan saja. Dia sudah masuk TK dan terus merengek meminta teman di rumah, dia mulai bosan dengan pon "

"Jadi kau setuju jika kita punya anak lagi?"

"Kenapa tidak?"

"Hm membicarakan ini membuatku ingat pada ayahku "

"Kenapa?"

"Dia sangat ingin melihat perut buncitmu saat mengandung "

"Oh benarkah?lalu kenapa tidak bilang sejak dulu?"

"Aku pikir kau mungkin tidak mau lagi mengandung, tin adalah setidak sengajaan yang membuatmu kesusahan, aku tidak mau kau mengalami hal yang sama, aku ingin keu mendapatkan kehidupan bebasmu lagi, jadi tentu saja aku bilang pada ayahku. Itu tidak mungkin "

Pletakk!!!
Pavel mnjitak dahi Pooh

"Aw...phi.."ringis pooh

"Kau harusnya bilang alasan ayahmu ingin kita punya anak lagi karena dia ingin melihatku mengandung. Mungkin aku bisa menggunakan benda yang mirip dengan perut buncit di tempat syutingku"

"Hah? Phii aku pikir kau bersedia mengandung lagi"

"Yang kau katakan tidak ada salahnya Pooh. Tapi aku juga akan banyak mempertimbangkan, semua yang aku lewati cukup sulit dan menyedihkan jadi aku mungkin akan memikirkannya juga, hehe terimakasih sudah mewakili perkataan itu pada ayahmu. Maafkan aku karena tidak bisa mengabulkan permintaan nya"

"Hmm... Sama-sama. Terimakasih juga sudah memberikan aku putra yang menggemaskan dan sangat tampan seperti tin"

Mereka saling tersenyum dan menyatukan hidung mancung mereka lama,

Hingga suara Pavel kembali memecah acara saling menatap itu.

" ngomong ngomong, apa kita akan terus seperti ini , posisi ini sepertinya cukup nyaman untuk bicara?"

Pooh mengerutkan keningnya lalu dia melihat ke bawah, tubuh mereka masih saling menyatu, membuat mereka tertawa sejenak

Pavel pun hendak pergi dari pangkuan pooh
Sebelum Pooh kembali memeluk tubuhnya lagi,

"Sekali lagi tidak masalahkan phi"ucapnya

"Ap.. ah!"

Pooh menghentakkan dirinya hingga Pavel tersentak ke atas.

"Bergeraklah sayang!"pinta Pooh lagi, Pavel mendelikkan matanya dengan senyum menyungging

Lalu tubuhnya mulai dia turun naikkan menikmati benda yang sudah kembali keras yang masuk ke tubuhnya.

You Are My destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang