PROLOG

792 111 11
                                    

Halouurrr~

Aku membuat fanfic baru lagi hehe.

Karena book Kurkan's Girl sedikit lagi tamat, jadi aku memutuskan membuat fic baru. Fanfic Predatory Marriage x Readers.

Kali ini ship utama adalah Ishakan dan nem! Yuhuuu~

(Sujud minta maaf ke mami Leah🛐)

°~•~•♡•~•~°

"LEPASKAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"LEPASKAN!"

"Dasar orang barbar! Biadab, tidak bermoral! Ku bilang lepaskan!"

Membiarkan mengamuk tanpa daya, sepasang tangan besar coklat memegangi pergelangan tangan kecil kurus. Itu tanpa tenaga pasti, bermaksud tak menyakiti dua pergelangan tangan kecil si empu.

Surai dan iris mata yang tadinya berwarna hitam, sekarang mulai memudar tergantikan merah cantik bagai mawar.

Ramuan pengubah warna rambut dan matanya telah memudar.

"Brengsek, kau bajingan!"

Sumpah serapah terus keluar dari bibir pucat keabuan, dulunya bibir cantik itu berwarna semerah ceri.

Yang dicaci-maki tak menampilkan raut wajah terganggu. Padahal ia dikenal sebagai sosok yang memiliki kesabaran tipis.

Bahkan tak bergeming walau lengannya mendapatkan banyak luka gores pisau. Maha karya dari manusia ringkih dalam kurungannya saat ini.

Wanita kecil ini, yang menyusup dalam perencanaan untuk membunuh dirinya.

"[Name]."

Suara berat serak memanggil rendah. Seakan penuh tekanan, walau yang sejujurnya sangat kelelahan.

Tidak tahu siapa yang dipanggil si pria besar, dia yang disudutkan terduduk paksa ke sofa. Terkurung oleh dua kaki tebal, badan berat dan tangan-tangan kuat yang seolah-olah dengan pergerakan kecil akan dapat mematahkan lengan kecil miliknya.

"[Name]."

Panggilan dengan nada yang sama terdengar lagi. Lebih lembut hingga terdengar sayu.

Seketika itu tubuhnya menegang, dia membeku saat kepala terasa dipukul menggunakan sesuatu yang berat. Hantaman ingatan samar membanjiri pikirannya.

"Aku, aku Aily. . . d-dan siapa [Name] itu?"

"Kenapa. . . kenapa bisa mempengaruhi ku?"

Netra merah berkaca-kaca dan bergetar, naik menatap pria bermata emas

"Aku diperintahkan untuk membunuh mu. Aku harus membunuh mu. . . ."

Ketika kebingungan tidak nyaman melandanya, kekehan halus seseorang mengalihkan atensi.

"Kamu tidak akan pernah membunuh ku, bahkan jika kamu memiliki kesempatan."

Kata-katanya sangat percaya diri. Seakan-akan barusan adalah lelucon dan pria bermata emas yakin dengan pernyataannya sendiri.

"Itu yang kamu katakan kepada ku dulu, [Name]. Aku adalah karakter favorit mu, pria yang selalu kamu harapkan menjadi nyata."

Hantaman lain mengenai kepala wanita malang itu. Kesadaran demi kesadaran menarik-narik dirinya dari segala sisi.

"[Name], tolong ingat aku. Aku tidak punya kesabaran besar untuk membuat mu ingat secara bertahap,"

Tangan-tangan besar coklat berpindah dari lengan ke pipi pucat tirus. Sejenak ia membenci perasaan wajah kecil kurus yang tidak terawat itu bersentuhan dengan telapak tangannya.

Kondisinya jelas sangat buruk, berkali lipat lebih buruk. Si raja Kurkan membenci dirinya yang tidak dapat mencegah semua yang terjadi pada wanita kecil kesayangannya.

"Tolong, ku mohon ingat aku."

Atas ucapan permohonan dengan sirat lelah dan banyak perjuangan tersebut. Air mata mulai meluruh berjatuhan dari pelupuk mata merah.

Dia tidak tahu kenapa malah menangis, namun perasaan sakit pada relung terjauh hatinya membuat dia kesakitan.

Penderitaan menyakitkan yang sebelumnya terkubur dan dia tidak ingat apa itu, menghadirkan pukulan besar bagi dirinya.

Pria besar ini satu-satunya orang yang mengakibatkan kondisinya saat ini. Dia menangis karena pria ini, setidaknya itulah alasan tepat yang hinggap di benak kepala kecilnya.

"I-isha."

Dorongan paling kuat adalah tentang nama pendek itu. Satu-satunya yang dapat dia ingat dengan jelas, kemudian sebutkan dengan suara lemah bergetar.

Orang yang telah dia sebut namanya terkejut. Rasa bahagia membuncah, memeluk tubuh kurus dengan surai merah terburu-buru namun tetap penuh kehati-hatian.

Takut jika wanita kecilnya akan terluka.

"Lagi, panggil aku terus seperti itu."

Bukan perintah, tapi permintaan tulus.

Sedangkan pemilik surai merah, yang menangis dalam dekapannya. Menangis kian keras, isak tangis terdengar menyayat hati.

"Isha, Isha, Isha."

Dia memanggil namanya seakan-akan sedang meminta pertolongan.

Dia menderita, dia ingin diselamatkan.

°~•~•♡•~•~°

Aku bekerja keras mencocokkan ship ini, secara 'kan ya? Ishakan itu bucin banget ke Leah sedari mereka kecil, jadi aneh rasanya kalau Ishakan dan nem di pasangkan pake cara maksa.

Ini juga alasan yang bikin aku bingung, padahal dari awal udah niat bikin fic Ishakan tapi ragu alurnya harus gimana.

So, setelah ngutak-atik imajinasi, aku mendapatkan ide.

Yah, jadi inilah prolognya. Ohohoho fanfic ini ga panjang-panjang banget kok, moga alurnya menarik buat klean.

Maaf yach kalau visual mba nem ini merah-merah;) gimana dong? Aku cinta banget sama warna merah.

Di fanfic ku couplenya selalu punya ciri fisik merah😫 aku suka banget soalnya.

Wufyuu💋♥️

Imbalance [PM Fic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang