CHAPTER 26

981 33 2
                                    

Tanpa aku sadari, faktanya kamu adalah bagian terindah yang telah Allah hadirkan untukku.


-Azzalea Syafa Lorenza

°°°


Allahu  Akbar.

Allahu Akbar.

Suara azan subuh dari masjid sudah mulai menggema di telinga. Bilal langsung menghentikan bacaan ayat suci Al Qur'an nya. Ia menoleh sedikit sambil menatap wajah Lea yang masih tertidur pulas di atas kasur.

Bilal berjalan menghampiri Lea dan mengelus-elus pelan rambutnya. "Sayang?"

Lea membuka pelan kedua bola matanya. "Hem?"

"Bangun sayang, udah subuh."

"Nanti, masih ngantuk. Badan aku juga sakit." Rengek Lea dan kembali menutup kedua bola matanya.

"Sakit?"

"Iya! Badan aku pegel semua."

"Apa mungkin, gara gara semalem?"

Lea langsung membuka cepat kedua bola matanya. Ia juga meneguk pelan ludahnya karena gugup. "Hah? Emang semalem kita ngapain?"

"Kita semalem kan, udah?"

Karena malu, Lea bergegas menutup seluruh wajahnya dengan selimut. "Nggak usah dilanjutin."

"Kok malu sih, sayang?"

"Udah sana pergi."

"Iya! Tapi, kamu bangun dulu, sayang! Mas mau ngajak kamu sholat subuh bareng."

Lea membuka kembali selimutnya sambil menatap. "Kamu nggak sholat di masjid?"

"Cieee! Udah pakai aku kamu sekarang."

"Serius."

"Diluar hujan deras, sayang!"

"Oh."

"Iya! Makanya kamu cepetan bangun, sayang."

"Oke baiklah. Kamu keluar dulu. Aku mau mandi."

"Kenapa keluar?"

"Malu."

"Kok malu sih? Kan nggak papa, udah lihat juga!"

"Ih, nyebelin banget. Keluar," rengek Lea sambil mendorong Bilal keluar dari kamarnya.

"Jangan ngintip." Lanjut Lea.

"Iya, sayang!" Ucap Bilal sambil tersenyum cengengesan.

Lea langsung menutup pintu kamarnya. Dari balik pintu, Lea memegang dadanya sambil berusaha menahan senyum. Lea kembali mengingat kejadian semalam, kejadian yang begitu cepat karena keduanya sudah sama sama terhipnotis oleh perasaan.

"Berarti aku sama Mas Bilal, udah?" Lea langsung menggigit bibir bawahnya, kedua bola matanya juga ikut mengecil. Lea dengan cepat menutup mulutnya untuk mengendalikan diri.

"Sayang? Cepetan mandi, nanti keburu siang." Ucap Bilal dari luar pintu.

"Iya, sabar." Jawab Lea dan bergegas berjalan masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, mereka berdua langsung mengerjakan sholat subuh berjama'ah dengan khusyuk.

Selesai sholat, Bilal menatap wajah Lea dengan cukup lama. Sampai sampai Lea merasa malu dan berusaha memalingkan wajahnya. "Maafin Mas, sayang."

"Karena?"

"Mas udah melanggar perjanjian. Mas, udah lancang nyentuh kamu tanpa izin. Seharusnya, Mas nggak boleh terbawa suasana dan ngelakuin hal itu sama kamu,"

Lentara Untuk Zaujaty [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang