"Hali ... Sebelum guru BK tau mending kamu duluan deh yang nyusul."
Happy Reading!
"blaze, bolos yuk!" Seseorang dengan netra biru laut merangkul pada leher remaja yang sedang ia sesatkan. Mereka kini berada pada lorong sekolah yang dimana para siswa dan siswi berlalu lalang dikarenakan waktu masih menunjukan jam istirahat.
"Boleh aja sih, toh aku gasuka pelajaran matik," jawab remaja yang dirangkul oleh Taufan. Mereka berjalanan menuju kearah belakang sekolah tidak peduli jika bel menunjukan bahwa waktu istirahat telah selesai.
Sebenarnya blaze baru saja berhasil kabur dari amukan solar, dan kini ia mendapati Taufan menunggu didepan kelasnya, remaja itu memang sering berkunjung di jam istirahat entah itu hanya sekedar bosan atau yang lainya.
"Darimana aja? Tumben ga ada dikelas?" tanya taufan basa basi, tangannya melepaskan rangkulan dan kembali pada saku celana.
"Kekelas kakak ku sebentar."
Mendengar itu membuat Taufan mengangkat satu alisnya dengan tatapan heran. "Ngapain ke kelas kakakmu?" Ia hanya mengetahui terakhir kalinya mereka berdua bertengkar dikantin kemarin. "Udah baikan?"
Blaze memutar bola matanya menanggapi kakak kelas yang super kepo ini. Ia tidak tahu entah Taufan penasaran dengan dirinya atau kakaknya. "Kepo amat sih kak, cuma minta duit buat beli es krim doang."
Taufan yang mendengar itu hanya mangut mangut, namun beberapa menit kemudian ia langsung menyadari seperti ada sesuatu yang janggal. Langkahnya berhenti begitu saja sehingga membuat blaze ikut menghentikan langkahnya. "Sejak kapan dikantin jualan eskrim?"
Remaja yang lebih tua satu tahun itu memasang wajah berpikir, selama dirinya menjadi penguasa kantin dalam kurun waktu dua tahun ia tidak pernah mendapati seseorang yang menjual eskrim.
Melihat kepala kakak kelasnya yang terlihat berasap itu membuat Blaze tidak dapat menahan tawa sedangkan Taufan hanya memasang wajah datar. Dari reaksi netra jingga itu seketika membuat Taufan menyadari sesuatu. Dirinya mungkin mengerti apa yang dimaksud oleh adik kelasnya, tanpa disadari ia menyunggingkan senyuman.
"Wahhh~"
Taufan kini mengetahui apa yang dilakukan oleh blaze, senyum licik terukir begitu saja diwajah. Pemilik netra biru langit itu berjalan mendekati blaze yang masih dengan raut wajah tak kalah sama seperti Taufan.
"Anak pintar, tanpa aku suruh pun kamu udah berani bohong ya?"
Tangan Taufan terangkat untuk mengusak kasar rambut blaze dengan senyuman yang tak pernah luntur dari wajahnya.
"Apaan sih kak!" Netra jingga itu mencoba menghentikan apa yang dilakukan oleh Taufan walaupun dalam hatinya ia merasa sedikit hangat.
Blaze hanya ingin mendapatkan perlakuan yang tak pernah ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois •Halilintar & Blaze• |Hiatus|
Losowe(sedang menyusun cerita) Dia yang selalu berperan sebagai seorang ayah, ibu sekaligus kakak hanya untuk diriku. Cover by: me - Boboiboy milik Monsta. - cerita ini tidak ada hubungannya dengan cerita asli. - siblings relationship jadi aman untuk diba...