"gimana kalau kelemahan kak lin itu aku?"
Happy Reading!
"Bercanda kok, kak lin itu takut balon hehe," ucap blaze dengan tawa renyah yang sedikit seperti dipaksakan, tetapi candaan dari netra jingga itu tidak membuat Taufan tertawa sedikitpun. Kakak kelasnya itu seperti memikirkan sesuatu yang tidak bisa ia tebak.
Blaze seketika menghentikan tawanya dimana ia melihat Taufan menatap lekat kearah dirinya. Pandangan pemilik netra biru langit itu membuatnya sedikit merinding, tidak seperti taufan pada umumnya.
"Ishh liatnya biasa aja dong!" Ditatap seperti itu tentu saja membuat blaze merasa risih. Seketika moodnya yang awalnya baik berubah menjadi kesal. Remaja yang berjarak setahun lebih muda dari Taufan itu memang cepat sekali mengalami perubahan suasana hati. Dirinya memalingkan wajah untuk menghindari tatapan Taufan.
"Hahahahahah!"
Sedetik kemudian, suara tawa masuk kedalam indra pendengaran blaze yang tidak lain pemiliknya ia lah Taufan, namun blaze tetap tidak meladeni suara tawa yang semakin mengeras itu.
"Ngambek nih? Gimana prank ku?" Tanya taufan yang masih memegang perutnya yang sakit akibat tertawa.
Blaze kembali menatap netra biru langit itu, dapat dilihat raut wajah blaze masih kesal dengan apa yang dilakukan Taufan.
"Tiba tiba banget ngeprank?!" Sungut nya.
Taufan kini mencoba meredakan tawanya. "Iya iya, jangan marah dong~" ucapnya sambil mengusap air mata yang sempat keluar saat dirinya tertawa.
Blaze hanya memutar bola matanya malas melihat reaksi taufan, kakak kelasnya itu memang sering melakukan kejahilan tak kenal situasi dan waktu. Dirinya kini terbangun dari sandaran pada tembok tempat dimana mereka berdua mengobrol, tanganya terangkat untuk mengusap kasar baju SMA miliknya guna membersihkan pakaian yang sekiranya kotor karena debu.
Taufan yang melihat itu seketika dibuat bingung, "Mau kemana?" Tanya nya.
"Mau pulang lah! Udah jam 2," jawab blaze dengan sedikit nada tinggi. Pemilik netra jingga itu sempat mendengus kasar, kemudian dirinya hendak beranjak pergi. Namun, belum sempat kaki nya melangkah, kerah belakang baju blaze sudah ditarik terlebih dahulu oleh Taufan yang membuat dirinya hampir tersungkur kebelakang. Untung saja ia dengan sigap menyeimbangkan tubuh dengan kedua kakinya.
"Wehh, nanti dulu dong pulangnya." tangan pemilik netra biru langit itu masih setia memegang kerah baju belakang milik blaze. "Kemarin sih aku jabanin pulang awal soalnya kamu menang balap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Egois •Halilintar & Blaze• |Hiatus|
Diversos(sedang menyusun cerita) Dia yang selalu berperan sebagai seorang ayah, ibu sekaligus kakak hanya untuk diriku. Cover by: me - Boboiboy milik Monsta. - cerita ini tidak ada hubungannya dengan cerita asli. - siblings relationship jadi aman untuk diba...