3. Wanna Be Yours

505 64 43
                                    

mas: a nickname for an older man





kinda mention of 18+





Kiran melenguh panjang saat terbangun dari tidurnya, ia melihat tangan Mazga memeluk pinggangnya yang polos.

Benar, mereka melewati aktivitas malam yang panjang setelah 2 tahun berpisah. Wanita cantik itu mengikat rambutnya lagi, melepaskan Mazga dengan hati-hati.

Bagi Kiran, ia tau hal-hal seperti ini hanyalah kebutuhan biologis semata. Tidak pernah lebih dari itu. Wanita karier ini membersihkan dirinya sebelum memasak sarapan untuk dua orang. Bersama Mazga beberapa waktu membuat dirinya tau bahwa lelaki ini molor kalau tidak ada jadwal lain.

Sambil melakukan scrolling pada Ipad-nya, Kiran menyuapkan sesendok sereal ke dalam mulutnya. Melihat apa saja yang harus dikerjakannya per hari ini.

Tak lama setelah mencoret-coret layar, kecupan manis mendarat di pipinya dan Kiran tidak lagi kaget siapa pelakunya. Sang mantan terindah. “Good morning sweetheart.” sapa Mazga manis, kemudian duduk di depan Kiran yang tampaknya tak peduli dengan eksistensinya disana.

“Kiran? I’m here, duh.” ia sebal melihat pujaan hatinya fokus pada layar sentuh itu dibandingkan dirinya.

“Kamu bahkan bisa menyentuhku lebih dari menyentuh layar itu.” sindir Mazga sinis, namun Kiran tak begitu peduli.

“Silakan pergi dari apartemenku, kamu udah dapet apa yang kamu mau.” kata Kiran pelan---dengan kacamata yang apik pada hidung mancungnya.

Mazga menatapnya tak percaya, “Belum, tuh? Yang aku mau kan, kamu.” balasnya tak terima.

Kiran menghela nafas, “Mas, jangan gini terus... hidup kita terus berjalan, mau sampai kapan kamu kayak gini?”

Mazga tetap pada pendiriannya, “Sampai kita nikah.”

What a shame...” Kiran merotasikan bola matanya malas. “Aku gak mau nikah, Mas.”

Mazga mengangguk, “I still wanna be yours.”

Kiran menatap lelaki itu jengkel, “Banyak perempuan di luaran sana yang ngantri buat kamu, berhenti berharap sama orang yang gak mau, Mas.” balasnya ketus.

Mazga mengangguk lagi, “I just wanna be yours.”

Kiran mematikan iPad miliknya, kemudian fokus pada sarapannya. Mazga tidak pernah berubah, sedari dulu, apa yang ia inginkan, harus ia dapatkan.

“Aku ada penerbangan ke Singapore hari ini, kamu pulang sekarang, ya? Aku bikinin sarapan dulu.” katanya lalu beralih ke meja dapur, membuat sereal juga.

Mazga membuntutinya, lalu memeluknya dari belakang. “Aku kurang apa sih, Ki? Gak pernah aku ditolak berkali-kali sama cewek, sekarang bahkan nolaknya gak mau diajak balikan.”

Kiran hanya mendesah malas, menuangkan susu lalu menyikut lengan Mazga pada perutnya, wanita itu memberikan sereal pada Mazga---dan kembali duduk untuk melanjutkan sarapannya.

“Kamu tuh harusnya cari perempuan yang mau diajak komitmen, Mas. Bukan yang gak bisa diajak bikin kepastian luntang-lantung akan masa depan gini. Mas tau sendiri kalau aku gak mau nikah dan kamu setuju buat hubungan tanpa komitmen kita, sekarang malah pengen nikah.”

Mazga kesulitan menelan sereal, alih-alih sereal, dia merasa tengah menelan kerikil jalanan. “Tapi kamu kan suka anak-anak, Ki? Waktu pacaran----daripada ngedate, kita malah sering ke panti asuhan. Kamu keliatan sayang banget sama anak-anak, aku kira seiring berjalannya waktu, kamu bakal nikah sama aku.”

✅Beyond The Stars | Soohyun JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang