The Curse Of The Red Rose

26 1 0
                                    


Penulis:
cylexia

Summary:

Di kantong kecil hutan ini, tempat mereka berdua menari di bawah sinar rembulan, dunia terasa melambat bersama mereka juga.

"Kuharap malam ini berlangsung selamanya," gumam Himmel sambil tersenyum. Lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke bahu Frieren dan ia merasakan napas hangat Himmel menggelitik lehernya.

Frieren terkekeh. "Kupikir kau suka melihat matahari terbit."

Himmel sedikit mempererat ikatan di antara jemari mereka. "Ada beberapa hal yang jauh lebih kusukai dari itu. Hanya... beberapa."

Frieren memiringkan kepalanya. Lagi. Lelaki itu selalu mengatakan hal-hal yang tidak bisa dia pahami sepenuhnya.

"Frieren, apa yang akan kamu lakukan jika aku menghilang?"

Berlatar belakang perjalanan mereka selama 10 tahun, kelompok pahlawan ditugaskan untuk mengalahkan Rosenhexe, makhluk sulit ditangkap yang mampu mengutuk individu tertentu dengan bunga yang tumbuh di paru-paru mereka, dan Himmel harus membuat pilihan yang sulit antara dirinya sendiri atau dunia.


[NOTE]

Saya *tidak percaya* bahwa tidak ada yang pernah menulis Hanahaki untuk Himmel sebelumnya. Tolong, seseorang lanjutkan apa yang sudah saya mulai dan berkaryalah. Ambil arah yang sama sekali berbeda dari saya atau bahkan tiru apa yang sudah saya lakukan, saya tidak keberatan. Saya hanya ingin lebih banyak Hanahaki Himmel!

Penyakit Hanahaki dalam cerita ini adalah versi adaptasi yang sedikit berbeda dari bentuk aslinya. Gadis Anda memutuskan untuk membuat cerita tentangnya, jadi jika Anda datang tanpa pengetahuan apa pun tentangnya, versi adaptasi akan dijelaskan dalam cerita (mungkin melibatkan narator yang tidak dapat diandalkan atau tidak).


[Dari Translator]

Hananaki adalah sebuah penyakit fiksi yang mematikan. Penyakit ini menyebabkan tumbuhnya kebun bunga di paru-paru akibat cinta sepihak. Lama kelamaan akan terus mekar dan tumbuh sehingga menyumbat saluran pernapasan dan berakhir dengan kematian. 

Bisa disembuhkan dengan cara operasi pengangkatan bunga di paru-parunya. Namun itu akan membawa serta perasaannya untuk orang tersebut. Tapi jangan khawatir ini hanyalah penyakit karangan dan tidak ada di dunia nyata.


.

.

.

Himmel ingin tenggelam dalam tatapan matanya. Jernih dan dalam, seperti lautan zamrud yang tak terbatas. Biru kehijauan berkilau yang melihat dan merasakan dunia secara berbeda darinya. Dunia yang ia harap akan diceritakannya suatu hari nanti. Frieren biasanya menatap dengan pandangan acuh tak acuh, tetapi saat melihat harta karun, tatapannya menyala seperti kembang api. 

Kadang-kadang, dia sengaja menyentuhnya, hanya untuk menatap mata itu lagi. Mungkin tangan mereka tidak sengaja bersentuhan saat mereka berjalan, atau mereka kebetulan duduk bersebelahan sambil menikmati makanan dengan tenang. Dia akan menoleh ke arahnya sebentar, sebelum berasumsi bahwa kontak mereka tidak disengaja. Setiap hari, dia bertanya-tanya apakah gadis itu akan tahu bahwa dialah yang mengatur semua itu. Bahkan jika dia tahu, dia mungkin hanya akan bingung.

Katakanlah, suatu saat nanti, akankah kau akan menatapku dengan cara yang sama?

Sama seperti semua harta karun yang kau kumpulkan dengan sepenuh hati.

Fanfiction [HimmelxFrieren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang